"We're humans, not fish.
We don't know what kind of people
we truly until the moment
before our deaths.
As death comes embrace you,
you will realize what you're.
That's what death is, don't you think?"Itachi Uchiha
* * *
Three Weeks Later...
Silau.
Kedua kelopak matanya coba mengerjap sekali lagi. Keningnya mengerut samar. Ringisan kecil lolos, salah satu tangannya refleks menyentuh bagian lengannya yang lain.
Terperban.
Kaku sekali untuk dia gerakkan.
"Kukira kau akan bangun lebih lama lagi."
Celetukan bernada sarkas itu kontan membuatnya menoleh. Wajahnya mengeras, giginya bergemeletuk hebat, kedua tangannya mengepal kuat. Kenapa dia harus terbangun di goa antah-berantah begini?
Dan sosok itu ...
"K-kau," Suaranya tersekat, kerongkongannya yang kering sama sekali tidak membantu.
Sudah berapa lama dia berada dalam keadaan seperti ini?
"Kau sepertinya lebih membutuhkan air, Itachi."
Hidung sulung Uchiha itu mengerut tak suka, menerka-nerka maksud tersirat dari sosok yang berdiri di sebelah batu panjang-ranjang tempatnya berbaring saat ini. Sosok bertopeng itu seolah sudah memprediksi kesadarannya, terlihat dari segelas air berwadah bambu yang tergenggam di tangan kanannya.
"K-kau yang membawaku kemari?" Itachi sepenuhnya mengabaikan pernyataan sarkas bernada setengah sindiran dari lawan bicaranya.
"Menurutmu?" Sosok itu, Tobi, bergeming memerhatikan Itachi yang mulai bersusah payah untuk duduk. Sama sekali tidak ada niat untuk membantu.
"Apa tujuanmu membawaku kemari?" Itachi melempar tatapan tajam.
Tobi menghela napas. Pelan, langkahnya menghampiri Itachi. Tanpa menjawab rasa penasaran lelaki itu, ia mengulurkan gelas. Itachi memandangnya sebentar, lalu memokuskan kembali tatapannya pada Tobi.
"Minumlah. Aku tidak menaruh racun apa pun."
Itachi tetap diam. Bukan itu yang mengusiknya. Tapi, warna dan aroma air di dalamnya. Itachi sangat mengenalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐵𝑙𝑜𝑜𝑑𝑦 𝐴𝑛𝑖𝑚𝑜𝑠𝑖𝑡𝑦
FanfictionTentang Itachi dengan segala rahasianya. Tentang Izumi dengan semua dendam dari masa lalunya. Tentang pelarian Shisui, dan pengejaran ketiganya terhadap Danzo. Mereka tidak menyangka jika jalan yang mereka pilih malam itu akan menimbulkan kekacauan...