Chapter 16 : 会う

131 38 13
                                    

Shisui kira, kepindahannya ke dimensi berbeda tidak akan sulit untuk dilalui. Cukup menunggu sampai Itachi datang sembari mencari jejak Danzo, lalu mereka sama-sama pulang usai menangkap si tua baka itu.

Namun, semua memang tidak semudah ekspektasinya.

Ia ditangkap oleh sekelompok organisasi 'hitam' sesaat setelah sampai di dimensi baru.

Kemampuan ninjutsu-nya seolah lumpuh, dan tubuhnya yang berada di ambang batas kesadaran tidak mendukung sama sekali untuk melakukan taijutsu.

Sharingan-nya seolah ikut mati.

Beberapa hari lewat, ia ditempa cukup keras menjadi anggota mereka. Assassin, ia harus rela menjadi salah satunya. Entah dilihat dari kemampuannya yang mana, ia tidak mengerti mengapa harus dimasukkan ke dalam anggota itu.

Mengikuti yang lain saat menjalankan misi, Shisui mengamati cara kerja mereka dalam diam. Menghabisi dengan cara cepat ataupun lambat, tanpa meninggalkan jejak apa pun.

Shisui bahkan ikut diberi tanda-yang mereka sebut tatto phoenix-sebagai simbol anggota, di bahu kanannya.

Ia tidak keberatan.

Toh, semua itu hanya akan berlangsung sementara. Shisui hanya harus sabar. Hingga tiga minggu berjalan, kekuatannya berangsur pulih. Ia mulai bisa menggunakan ninjutsu dan sharingan dengan baik.

Tiba hari di mana ia kabur. Meski sudah cukup jauh, tapi beberapa anggota masih terus mengejarnya. Tidak membiarkannya lari. Sayang sekali, kemampuan teleportasinya bahkan belum bisa digunakan.

Shisui terpaksa membawa salah satu mobil milik mereka. Menghindari tembakan-tembakan dengan gesit yang mampu memecahkan ban serta kaca mobil.

Beruntung, ia memiliki kemampuan untuk menangkap dan mempelajari sesuatu dengan cepat. Hingga bisa beradaptasi dengan baik.

Itachi, sudah hampir sebulan, tapi kau belum juga datang. Apa semua baik-baik saja? Shisui tidak bisa berhenti memikirkan hal itu sejak beberapa hari terakhir.

Bahkan, keberadaan Danzo pun belum bisa ia temukan jejaknya.

Ini ... mungkin akan lebih rumit dari perkiraannya.

Hingga satu letusan dari ban belakang berhasil memecah fokusnya. Mobil sedan berwarna hitam itu oleng sesaat.

Shisui mengumpat pelan, sebelum memutuskan berhenti. Kali ini, ia harus menghadapi mereka secara langsung.

🌌

Kering.

Hampa.

Tanpa kehidupan.

Tempat yang pernah dia tinggali bersama Klan Uchiha dulu, kini tak lebih dari sekadar tanah mati dengan bangunan rusak di mana-mana. Tiada penghuni.

Netra Sasuke memindai sendu. Gerbang masuk yang masih berdiri kokoh di depannya kini bahkan terlihat sangat menyedihkan.

Ia menghela napas.

Mendongak, menatap langit kelabu yang menunjukkan tanda-tanda akan turun hujan sebentar lagi. Termenung kembali. Sasuke tak mengerti, mengapa hidupnya harus berubah sedrastis ini. Semua masih sangat sulit untuk ia terima.

𝐵𝑙𝑜𝑜𝑑𝑦 𝐴𝑛𝑖𝑚𝑜𝑠𝑖𝑡𝑦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang