Ada yang nungguin? Sabtu sama Minggu lalu belum bisa up ternyata. (ㄒoㄒ)
***
"ITACHI!!"
Kedua mata Izumi terbuka lebar. Napasnya tersengal, keringat dingin mengucur deras dari sekujur tubuhnya. Ia menoleh, Itachi di sampingnya sedang menatap cemas.
Ini… masih malam.
Langit yang membentang masih terlihat gelap.
"Kau baik-baik saja?"
Izumi menelan ludah, mengerjap sekali. Bangkit dari posisi berbaring, tangannya enggan melepas Itachi yang entah kapan ia genggam erat-erat.
"Ya. Aku … hanya bermimpi buruk."
Itachi menghela napas. Meraih Izumi ke dalam dekapannya. Ia melihat semuanya. Mimpi buruk yang Izumi alami beberapa saat lalu. Tentang dia yang tewas mengenaskan di tangan para Anbu. Tubuh tremor Izumi, balik memeluknya lebih erat.
"Semua akan baik-baik saja, percayalah."
Hangat.
Izumi mengangguk samar. Ia bergeming sejenak, lalu melepaskan diri dari dekapan Itachi. Memandang Itachi lamat-lamat, menyunggingkan senyum tipisnya.
"Berjanjilah kau akan selalu baik-baik saja, Itachi."
"Hn."
Izumi menyipitkan mata, memandang sangsi raut datar Itachi. "Kau tidak mau berjanji?"
"Aku akan selalu berusaha untuk menjaga diri. Kau tidak perlu mencemaskanku secara berlebihan, begini."
Izumi membuang muka. Mendengkus malas. Lebih memilih menatap Shisui yang berada agak jauh darinya dan sedang duduk santai di depan api unggun. Memunggunginya. Asyik membakar ikan bersama Sasuke yang kini melambaikan tangan ke arahnya.
Pelan, bibirnya tertarik membentuk sunggingan tipis.
Sasuke terlihat lebih ceria seharian ini.
"Aku hanya khawatir," Izumi menoleh kembali, balik menyorot Itachi seksama. "Kau kemari karena ingin membangunkanku untuk makan malam, bukan?"
Itachi bangkit dari posisi jongkoknya. Menatap Sasuke yang sudah antusias dengan satu tusuk ikan bakar di tangannya untuk beberapa saat.
"Ya," Itachi mengalihkan atensi, menyorot dalam iris jelaga Izumi. "Jadi, kau ingin tetap di sini atau akan ikut makan malam bersama kami?"
"Baka. Tentu saja, aku ingin ikut makan malam bersama kalian. Kau tidak berniat membuatku kelaparan, kan?"
Itachi mengendikkan bahu. "Mungkin. Kau bisa melanjutkan acara tidurmu, kalau mau. Aku tidak akan melarang."
Izumi mendengkus keras. Cepat-cepat bangkit dari posisi duduknya dan bergegas meninggalkan Itachi. Lagipula, Sasuke di kejauhan sana lebih menarik untuk ia ladeni.
Perutnya … benar-benar sudah menginginkan asupan.
Itachi menyunggingkan senyum tipis. Izuminya memang tidak banyak berubah. Tetap seperti yang ia kenal beberapa tahun lalu.
🌌
Wussh!
Shisui berjengit kaget, spontan berdiri. Api unggun kecil yang mereka gunakan untuk acara bakar-bakaran ikan, padam secara tiba-tiba setelah angin berembus cukup kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐵𝑙𝑜𝑜𝑑𝑦 𝐴𝑛𝑖𝑚𝑜𝑠𝑖𝑡𝑦
FanfictionTentang Itachi dengan segala rahasianya. Tentang Izumi dengan semua dendam dari masa lalunya. Tentang pelarian Shisui, dan pengejaran ketiganya terhadap Danzo. Mereka tidak menyangka jika jalan yang mereka pilih malam itu akan menimbulkan kekacauan...