11

996 141 4
                                    

Tema: Domisili.

***

Qila terus memerhatikan sekitar. Semua bangunan didominasi oleh warna merah. Ralat, bukan bangunannya yang berwarna merah, tetapi barang-barang yang dijual kebanyakan berwarna merah.

"Ini namanya Kampung Cina." Gio merangkul tubuh sang anak dengan tangan kirinya. Tangan kanan ia gunakan untuk menggendong Aji.

"Kenapa Cina?" Gadis kecil itu mendongak.

"Karena di sini banyak barang-barang yang dibutuhin sama Orang Cina. Kalau Hari Raya Imlek, di sini rame banget."

"Pa, ke sana dong." Mel yang sedang menggandeng Fiqa, menunjuk sebuah arah.

Wanita itu terus melangkah hingga terlihat sebuah danau dengan bebek-bebekan di atasnya. Ada juga beberapa patung dinasaurus dan teman-temannya yang dibangun tepat di atas danau.

"Dek, ada dino!" pekik Qila yang merasa sangat antusias.

"Aku mau itu, Mama." Fiqa menunjuk sebuah baju yang sedang dipajang di salah satu kios.

"Dedek mau." Aji yang sedang belajar bicara pun ikut meminta.

Qila mendongak, "Mau baju?"

"Ino." Tangannya menunjuk ke arah danau.

Keluarga kecil itupun memutuskan untuk pergi ke arah danau. Tempat ini memang cocok untuk dijadikan tempat wisata. Banyak wahana khusus anak-anak dan spot untuk berfoto. Ditambah, beberapa barang-barang khas orang Cina yang lucu-lucu, membuat kebanyakan orang lebih tertarik untuk pergi ke tempat ini.

Namun sayang, beberapa tahun setelahnya, tempat itu sudah tidak lagi terurus. Danaunya yang mengering dan hanya menyisakan beberapa kios membuat pengunjung tidak lagi tertarik kecuali pada Hari Raya Imlek.

Kampung Cina, Kota Wisata, Cibubur, 2006.

Ditulis dengan sudut pandang penulis sewaktu kecil.

Ps. Kota Wisata lokasinya luas, jadi sebagian masuk Bekasi, Jaktim, dan Kab. Bogor.

Tulisan Sebutir Cilok: NPC's 30 Days Writing ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang