Tema: Koruptor nyaleg lagi.
***
"Kamu udah tau belum?"
Seorang lelaki yang sejak tadi duduk di salah satu bangku kantin Fakultas Kedokteran bertanya pada gadis yang baru saja duduk di hadapannya.
"Apa?" Gadis itu mendongak. Menatap orang yang merupakan Kakak Tingkatnya di kampus dengan jurusan berbeda.
"Tentang berita politik terbaru."
Kening gadis itu mengkerut. "Buat apa? Gak penting. Kita mahasiswa, tugasnya belajar."
Refleks, laki-laki itu tersenyum tipis. Ia begitu suka dengan gadis di hadapannya yang ekspresif.
"Gak boleh gitu, Maura."
"Eh? Bukannya ada yang namanya HAM?" Gadis itu menatap lekat. Wajahnya yang baby face ditambah mata bulat dan alis tebal serta poni yang menutupi seluruh bagian keningnya membuatnya terlihat begitu menggemaskan.
"Buat apa IPK kamu besar, dapet gelar terbagus sedunia kalau gak peduli tentang politik? Percuma kamu sukses waktu negaranya bobrok. Duh, Ra, kamu harus lebih peduli lagi sama sistem pemerintahan.
Gadis itu menundukkan kepalanya. Merasa malu. Entah mengapa, berbincang dengan laki-laki yang kini berada di hadapannya selalu membuatnya skakmat.
"Emang ada apa?" tanya Maura pada akhirnya.
"Sini, saya bisikin." Ia mendekatkan wajahnya pada telinga Maura. "Koruptor nyaleg lagi."
Refleks, wajah Maura berubah terkejut. "Kak Gio serius?!"
Anggukan dari laki-laki itu membuatnya bernapas lega. Ekspresi kepura-puraannya tidak terdeteksi. Sejujurnya, ia tidak mengerti. Toh, memang kenapa jika nyaleg lagi?
Diam-diam Gio tersenyum kecil. Ia tahu jika sedang dibohongi. Gadis seperti Maura mana mengerti tentang negaranya sendiri. Yang gadis itu mengerti hanya tentang bagaimana cara membanggakan kedua orangtuanya dan terus meraih prestasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan Sebutir Cilok: NPC's 30 Days Writing Challenge
Short StoryPESERTA NUSANTARA PEN CIRCLE'S 30 DAYS WRITING CHALLENGE Kali ini, saya akan mengikuti tantangan membuat cerita pendek setiap hari selama tiga puluh hari. Semua nama tokoh saya pilih ACAK dari karya-karya milik saya.