Part 16

1.7K 77 0
                                    

Fur Elise

***

Dentingan piano menggema ke seisi ruangan.Seorang wanita cantik dan anggun tengah memainkan sebuah lagu klasik permintaan dari sang anak kecil yang terlihat senang mendengar melodi favoritnya dimainkan.

Gadis kecil itu bertepuk tangan setelah si empu pemilik jari mengakhiri lagunya dengan menawan.Gadis kecil itu tersenyum lebar pada sang wanita hingga menampakkan kedua lesung pipi yang di milikinya.

''Wah!Itu tadi sangat luar biasa.Bibi sangat hebat''pujinya.''Aku ingin seperti bibi Sally''

''Kau harus lebih giat berlatih dan jangan malas-malasan.Fokus dan disiplin''nasehat wanita itu sambil mencubit pelan pipi gadis itu yang menggemaskan.

''Aku akan berlatih dengan giat,Bibi''

''Anak pintar''

Tanpa di duga gadis kecil itu memberikan kecupan kecil tepat dipipi tirus wanita itu.Ia terdiam.Meresapi sensasi aneh dari tubuhnya karena kecupan sayang yang di berikan oleh gadis kecil itu.Perasaan haru dan sedih menyelimutinya beberapa saat sebelum akhirnya suara maskulin menenangkan menyadarkan dirinya.

''Wah!Kalian cepat akrab,ya''ucap Jeff yang berdiri di ambang pintu.

''Paman Jeff''Gadis kecil itu menghambur ke dalam pelukannya.Jeff menyambutnya dengan bahagia.

''Kau tidak menyusahkan gurumu,kan,Stella?''Ucap Dave ketika berdiri di belakang Jeff sambil berkacak pinggang.

Gadis kecil itu mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan ayahnya.

''Tidak sama sekali.Dia sangat manis dan penurut''Sally membela.

''Baguslah kalau begitu''

''Ternyata kalian cocok''ucap Jeff dengan terkekeh.

''Bibi Sally sangat pandai memainkan piano.Aku tidak bosan mendengarnya''puji gadis kecil berbando kelinci itu.

''Ya,ya,baiklah gadis kecil.Sekarang pergilah kepada ibumu dan bersihkan dirimu.Sebentar lagi kita akan malam bersama''

''Siap,Ayah''
Stella turun dari gendongan Jeff dan berlari menuruni tangga dengan riang.

''Ayo,kita makan malam bersama''

''Ehhm...kurasa tidak,Dave.Aku ada urusan lain bersama Sally.Maaf bukan menolak ajakanmu''

''Yeah!..sayang sekali,tapi baiklah jika begitu.Selamat bersenang-senang''

***

Semilir angin meniup rambutnya yang tergerai.Wanita itu menyelipkan anak rambutnya di balik telinganya.

''Kau tidak bekerja?''

''Aku mengambil cuti''

''Jangan bohong padaku,Jeff''

''Aku tidak bohong,Sayang''

''Lalu bagaimana kau bisa mengambil cuti dalam waktu selama ini?Kau...tidak di pecat,kan?''

''Tenang saja,sayang.Aku memang mengambil cuti.Lagipula aku tidak pernah libur bekerja seumur hidupku.Jadi,sekarang aku ingin menghabiskan waktu berdua denganmu''

''Apa kau tidak bosan terus bersamaku?''

''Kau lucu''Jeff tertawa geli melihat Sally yang serius.''Kau adalah kekasihku dan aku menyayangimu.Tidak ada kata bosan dalam kamusku saat bersamamu,Sally.Apalagi...''Jeff menggantung kata-katanya.

''Apalagi....''Sally menunggu lanjutan ucapan pria itu.

Jeff yang tadinya tertawa kini memasang wajah seriusnya.Ia memutar tubuhnya menghadap kekasihnya yang menatapnya dengan bingung.

''Jeff?''

''Sayang..''Jeff menggenggam tangannya lalu memciumnya.''Mungkin ini untuk kesekian kalinya,tapi percayalah aku tidak akan bosan mengatakannya sampai kau berkata iya''

''Jeff?''

''Marry me...please..''

''Jeff....aku...''

''Sally.Aku ingin membina rumah tangga bersamaku.Setiap hari melihat wajahmu.Aku berjanji saat kita memiliki anak,aku akan menjaganya,aku akan mengasihinya sepenuh hatiku.Aku akan menyayangi dan mencintai kalian.Aku ingin kita menua bersama.Melihat anak-anak kita tumbuh besar,dewasa lalu menikah''Pria itu meyakinkan.

''Jeff...''

''Harapanku sangat besar padamu,Sally,jadi...kumohon terima lamaran ku''

''Jeff...Maaf...Aku belum siap untuk menikah''

Penolakan wanita itu membuat Jeff termangu.Ia sudah mendengar jawaban itu berkali-kali,tapi terasa masih menyakitkan.

''Maaf''

''Boleh aku tahu alasannya?''Jeff masih menggenggam tangan wanita itu.''Kau tidak pernah mau mengatakan alasannya''

''Jeff...''

''Baiklah.Aku tahu kau belum siap untuk menikah denganku.Kau belum siap untuk hidup bersamaku.Tapi,tolong...berikan alasan yang lebih jelas agar aku tidak memaksamu lagi''

Sally menghela napas frustasi.Ia bingung bagaimana cara mengatakannya.Ia tidak ingin pria itu kecewa padanya.

''Jeff...aku..tidak....maksudku..aku belum siap memiliki anak''

Ya.Jeff mengerti sekarang.Sally tidak ingin di bebankan masalah anak.Mengandungnya apalagi mengurusnya.

''Tapi,kita bisa menundanya,sayang.Setahun,dua tahun sampai kau siap''

''Tolong mengertilah''suara Sally memelas.Ia melepas genggaman pria itu.

Ia menatap lautan yang ombaknya bergulung silih berganti.Angin terasa sangat dingin malam ini.Sedingin hatinya yang membeku karena permintaan pria itu.

Jeff mengusap wajahnya dengan kasar.Ia lupa bahwa Sally adalah wanita yang keras kepala.

''Sampai kapanpun aku tidak akan siap,Jeff''ucapnya pelan.

''Tapi,jika kau benar-benar ingin menikah...aku rela kau bersama dengan lain''

Tatapan Jeff  menggelap.Rahangnya mengeras.Giginya gemeretuk menahan emosinya.Ia tidak suka wanita ini mengalihkan pembicaraan.

''Apa yang sudah kau katakan?''

Jeff membalik tubuh wanita dengan kasar hingga menghadap padanya.Ia mencengkram bahu gadis itu.Jeff menatapnya dengan kilat marah.

''Aku memang ingin menikah,tapi bukan dengan yang lain.Aku ingin kau,Sally.Aku ingin kau''teriaknya.

''Ya ampun,apa yang ada di kepalamu hingga kau berkata seperti itu.Aku mencintaimu,Sally bukan yang lain''

Sally meneteskan air matanya.Ia tidak bermaksud untuk menyakiti pria itu.

''Maaf''Sally tertunduk.

Jeff membawanya kedalam pelukannya.Mendekapnya erat.

''Ku mohon jangan berkata seperti itu.Aku tidak bisa mencintai yang lain.Lebih baik aku menunggumu daripada aku harus berhenti untuk mencintaimu walau aku tidak tahu kapan kau akan siap.Aku akan menunggumu,Sally.Aku akan menunggu''

Aku pun tak tahu kapan aku bisa memberitahumu tentang rahasiaku,Jeff.Maafkan aku

TBC





Love For HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang