Ponsel Jeff berbunyi saat ia menutup pintu.Ia baru saja mengantarkan Sally dan Alexa ke lobi apartemennya.Mereka pulang setelah Ron beberapa kali meneleponnya sepanjang hari dan mengancam akan membuat keributan lebih parah seperti kemarin kalau Sally tidak menurutinya.
Tentu saja Jeff akan melawannya,tapi Sally memohon padanya untuk tidak meladeni kakaknya itu.Baiklah.Demi Sally ia akan menurutinya.Ia tidak mau membuat kekasihnya itu menjadi khawatir memikirkannya.
Jeff juga tidak ingin melihat Sally menjadi korban kekesalan kakaknya lagi.Cukup sekali ia melihat Ron mendaratkan tangannya ke wajah mulus Sally.
''Halo,Dave''Jeff mengangkat ponselnya yang sudah berdering sejak tadi.
''Halo,Jeff.Aku sudah mendapatkan investor yang bagus untuk usaha kita.Besok kita akan rapat bersama mereka''
''Dimana?''
''Restoran Blue mountain''
''Kenapa harus di sana?''
''Para calon investor kita menginginkan rapat disana.Lagipula kita juga sudah lama tidak kesana''
''Harus,ya di sana?''
''Mereka menginginkan rapatnya diadakan disana.Menurut mereka disana tempatnya nyaman dan santai''
''Ya.Baiklah''
''Jangan lupa siapkan presentasinya''
''Hm...Oh,ya jam berapa?''
''Jam sepuluh pagi.Jangan telat''
''Oke''
Jeff meletakkan ponselnya diatas meja.Ia duduk di sofa di depan televisi.Ia membuka perban yang menutupi lukanya.Ada luka robek di pelipis kananya yang sudah di jahit dengan benang khusus.
Rasa sakit dan nyeri melingkupinya,tapi ia merasa tidak perlu untuk menutupi lukanya karena luka ini adalah luka bukti dari perjuangannya.
***
''Bagaimana?''
''Besok rapatnya jam sepuluh di restoran blue mountain''
''Kau yang meminta pertemuan diadakan disana?''
''Yeah,aku sekalian ingin tahu siapa sebenarnya pemilik restoran itu dan calon partner kita Davian Monte,mengatakan kalau ia mengenal baik ownernya''
''Oh...begitu.Oh,ya jangan lupa hubungi Sam''
''Ya''
''Apa Sally sudah pulang?''
''Belum.Mungkin mereka dalam perjalanan.Sally sekarang susah diatur''
''Kau seperti baru mengenal adikmu saja,Ron.Sally dari dulu memang keras kepala''
''Aku tahu.Tapi,semenjak mengenal lelaki itu dia jadi lupa diri.Dulu dia selalu menomorsatukan kita,sekarang penipu itu yang jadi prioritasnya.Bikin kesal saja''
Jack tertawa.Ron mendengus.
''Mengapa kau tertawa?''
''Kita sama-sama pernah jatuh cinta,Ron.Kau tahu bagaimana rasanya.Sekarang Sally sedang menikmati indahnya jatuh cinta.Kita tidak boleh mengekangnya.Jatuh cinta adalah haknya''
''Tapi,kenapa harus dia?''
''Kita tidak pernah tahu dengan siapa kita jatuh cinta,Ron.Begitu juga kau dan aku.Kau dan Thea yang awalnya adalah rival di kampus sekarang malah menikah dan kalian bahagia,kan''
''Ya.Tapi,aku tidak yakin Sally bisa bahagia dengan pria itu''
''Bukan kita yang menentukan kebahagiaan seseorang,tapi orang itu sendiri dan Tuhan''
''Ya...ya...kakakku memang paling bijak.Aku pergi dulu''
***
''Maaf,kami terlambat''
''Tidak apa-apa.Kami juga baru sampai.Silahkan duduk''
Dua pria yang baru saja datang dengan berpakaian rapi,mengambil duduk berseberangan darinya.
''Bisa kita mulai?''tanya Jack.
''Oh,tunggu sebentar.Temanku yang akan mempresentasikan dia sedang ke toilet''
Mereka bertiga terdiam.Dave sibuk menyiapkan berkas-berkas yang di perlukan.
''Jadi,kau tahu siapa pemilik restoran ini?''Tiba-tiba terbersit sebuah pertanyaan di benak Jack.
Dave mengangkat wajahnya.''Ya.Dia temanku.Oh,itu dia sudah datang''Dave menunjuk pria yang berjalan menuju ke meja mereka.
Ron dan Jack mengikuti arah pandang Dave.Mereka terpaku tiba-tiba melihat siapa yang datang.
''Perkenalkan Geffery Collin Dynot,temanku''Dave menepuk bahu temannya itu beberapa kali seakan-akan ia bangga berteman temannya.
Pria yang di perkenalkan itu,yang tadinya tersenyum pada temannya itu mendadak terdiam.Rahangnya tiba-tiba mengeras.Ia merasa kehilangan napasnya untuk sesaat.
''Dia pemilik restoran ini''sambung Dave.Jeff menengok pada Dave.Ia tidak percaya temannya itu mengatakan hal itu pada kedua orang ini.
''Jeff?Tidak mungkin''seru Ron.
Jack hanya tersenyum tipis.
Dave merasakan suasana tiba-tiba berubah.
''Maaf,bisakah kita memulai presentasi''
Dave mencoba mengalihkan suasana,tapi sepertinya tidak berhasil karena Jeff tiba-tiba mengambil tasnya dan pergi begitu saja tanpa permisi.
''Jeff...Jeff..''Dave mengejar temannya itu.Jeff berjalan begitu cepat,tapi kaki Dave lebih panjang.Ia bisa menyusul pria itu.
''Hei!Kenapa kau tiba-tiba pergi?''
Dave menahan bahunya,menahannya.
''Astaga,mengapa kau katakan aku pemilik restoran ini?''ucapnya kesal.
''Memangnya salah?Restoran ini memang milikmu,Jeff''
''Aku sudah menjualnya padamu,jadi restoran ini adalah milikmu''
''Tidak,tidak''Dave menggeleng tidak terima.''Kau lupa,aku punya hutang padamu dan aku sudah melunasinya dengan memberikan uang itu padamu''
''Dave..''
''Aku tahu,restoran ini memiliki arti untukmu.Aku tidak mau menghilangkan kenangan yang sudah tercipta di dalamnya''
Jeff berkacak pinggang.Ia menghela napas.
''Kurasa,kerja sama kita di batalkan''
Ron dan Jack tiba-tiba muncul berdiri di belakang mereka.
Jeff yang melihat kehadiran mereka,pergi tanpa berkata apa-apa.Ia menyentak tangan Dave yang menekan bahunya.
Dave tadinya menoleh mendengar apa yang di katakan oleh Ron tadi,tapi ketika Jeff pergi,ia melihat temannya itu.
''Kami permisi''
Ron menepuk bahu Jack mengajaknya untuk pulang.
''Tunggu''
''Apalagi,Jack?''
Jack berjalan mendekati Dave yang masih menatap kepergian temannya itu walau mobilnya telah menjauh.
''Davian Monte''
Mendengar namanya disebut,Dave menoleh ke belakang memandang pada Jack.
''Aku ingin menanyakan beberapa hal padamu''
''Tentang apa?''
''Kami ingin tahu siapa Jeff sebenarnya dan nama belakang yang di sandangnya''
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Her
Romance18+ ''Aku mungkin tidak memiliki harta,tapi aku memiliki cinta untuknya''