Part 1

4K 104 0
                                    

Sally berada diantara orang tuanya,kakak-kakak lelakinya dan iparnya duduk di kursi yang dilapisi kain berwarna putih dengan pita berwarna merah ditengahnya,mengelilingi meja bundar yang di alas dengan taplak berwarna putih yang pada ujung kainnya dihias dengan renda-renda dengan warna senada dan sebuah vas yang berisi bunga mawar merah.

Suasana dalam gedung terlihat begitu meriah.Banyak keluarga mereka yang datang baik dari pihak mempelai wanita dan pihak mempelai pria datang meramaikan acara pesta pernikahan sepupu Sally yang merupakan anak dari adik ibunya yang ia panggil bibi.

Sally sebenarnya merasa risih untuk datang keacara seperti ini.Ia lebih suka kesendirian.Ia menikmati ketika ia menyendiri di dalam kamarnya.Menulis dan mendengarkan musik adalah hobinya yang mengantarkannya menjadi asisten penata musik di sebuah perusahaan rekaman di kotanya.

Sally datang,hanya untuk menghargai kedua orang tuanya yang di kenal ramah oleh seluruh keluarga.Sally tidak ingin mengecewakan mereka.Ia tidak mau membuat orang tuanya juga kakak-kakaknya menjadi bahan omongan dengan ketidak hadirannya di acara keluarga seperti ini terlebih bibi-bibinya dari pihak ibu memiliki mulut besar dan suka bicara semaunya saja.Sally tahu,jika ia tidak hadir maka dirinyalah yang akan menjadi bahan gosip bibi-bibinya.

Oleh karena itu,ia mengesampingkan egonya dan ikut hadir walau ia harus bersikap luar biasa sopan dihadapan kerabat dan menutupi sifat aslinya yang dingin dan tidak pedulian bahkan ia cenderung tertutup tentang kisah asmaranya.

Sepupu-sepupunya selalu menanyakan perihal dirinya dan pasangannya bahkan di antara mereka ada yang mencoba menjodoh-jodohkannya dengan teman-teman dari sepupunya.Namun,Sally selalu menjawab bahwa ia belum mau menjalin hubungan dengan seorang pria dan ia masih ingin meniti karirnya yang baru saja di mulai.

Sally merasa beruntung karena memiliki orang tua yang memahami dirinya dan tidak menuntut dirinya untuk segera mencari pendamping hidup walau usianya sudah menginjak dua puluh enam tahun.

Sally sedang berbicara dengan kakak pertamanya ketika bibinya yang terkenal cerewet datang menghampiri meja mereka.

''Bagaimana pendapatmu tentang menantuku,Lily?Bukankah dia sangat tampan?''tanya bibinya pada ibu Sally dengan senyum sumringahnya menampilkan deretan giginya yang masih rapi dan putih.Kerutan didekat matanya tidak bisa membohongi usianya yang sudah memasuki kepala empat.

Ibu Sally yang bernama Lily hanya mengangguk mengiyakan.Bibinya merasa tidak puas dengan jawaban ibunya ia pun menanyakan hal yang sama pada ayah Sally yang bernama James Adams.

''Bagaimana pendapatmu,James?''

''Dia sangat tampan,Dona.Karen beruntung mendapatkannya''puji ayahnya membuat bibinya tersenyum puas.

Hal yang sudah diduga oleh Sally bahwa bibinya akan menghampirinya dan memberikan pertanyaan yang seringkali di utarakan setiap mereka menghadiri pesta pernikahan.

''Kapan kau akan menyusul,Sally sayang?Didalam keluarga kita tinggal kau yang belum menikah''oceh bibinya.

''Aku belum mau menyusul bibi.Aku masih sibuk dengan pekerjaanku''jawab Sally tanpa memandang pada bibinya yang berdiri di sampingnya.

''Ah!alasanmu selalu sama.Apa kau sebenarnya kau belum mempunyai kekasih?Atau jangan-jangan kau...kau bukan gadis normal?Astaga!Sally?''ucap bibinya dengan nada menyindir.

Ucapan bibinya otomatis membuat Sally mengangkat wajahnya.Ia memandangi satu persatu anggota keluarganya yang terkejut dengan pernyataan bibinya.

Sally bisa melihat ketegangan yang di ciptakan bibinya.Ayahnya mengepal kedua tangannya yang terletak di atas meja dan ibunya mencoba menenangkan ayahnya dengan mengenggam tangannya.

Sally juga memperhatikan kedua kakak lelakinya dan iparnya yang sedang mengandung saling bertukar pandang.

Sally berdiri dari duduknya dan memandang pada bibinya yang memasang wajah tidak bersalah.

''Dengar,Bibi Dona.Aku adalah gadis normal.Aku punya kekasih tapi aku bukanlah tipe yang suka memamerkan apa yang menjadi milikku''ucap Sally lantang hingga terdengar pada dua meja di sampingnya.

Bibinya mundur dua langkah dari tempatnya berdiri.Ia pun bersuara lantang menantang Sally dan membuat semua yang hadir mendengar suaranya.

''Kalau begitu,Sally sayang.Bawa kekasihmu pada makan malam keluarga kita dan buktikan bahwa kau masih berminat pada laki-laki''

''Tentu saja,Bibi''ucap Sally.Ia kemudian duduk di kursinya.Napas Sally tersengal karena menahan emosi menghadapi bibinya.

Sally mencoba tersenyum pada anggota keluarganya yang menatapnya dengan tatapan tak percaya.

''Kau tidak berbohong,kan sister?''tanya kakak keduanya.

''Tentu saja tidak,Ron.Aku hanya belum siap memperkenalkannya pada kalian''

''Dimana dia bekerja?''tanya ayahnya serius.

''Dia...''Sally menelan ludahnya menutupi rasa gugup karena berdusta di depan mereka.Sally tidak pernah berbohong sebelumnya tapi,melihat keluarganya di permalukan ia tidak ingin tinggal diam.Ia tidak mau membuat keluarganya menjadi malu karena dirinya karena kuarganya sangat menyayangi dan memahami dirinya.

''Dia apa,nak?''tanya ayahnya lembut.

''Dia seorang pelayan''

''Bagus.Bawa dia dan buat bibimu menutup mulutnya''ucap ayahnya semangat.

Sally mendesah lega.Ia senang karena tidak melihat ketegangan lagi di wajah mereka dan mereka dapat menikmati pesta dengan sepenuhnya.

''Kami selalu mendukungmu,Sally.Apapun yang mbuatmu bahagia''ucap kakak tertuanya sambil menepuk pelan bahunya.

''Terima kasih,Jack''

''Dimana kau bertemu dengannya dan siapa namanya?'' tanya kakak iparnya dengan raut wajah ingin tahu.

''Aku...kami...''Sally bingung harus mengatakan apa.Dia bahkan tidak tahu siapa orangnya.Sally menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba gatal.

''Jangan menggodanya,Thea.Lihatlah dia seperti kepiting rebus.Wajahnya memerah''ucap Jack.

''Ish,aku tidak menggodanya.Kalau Aline ada disini dia pasti menanyakan hal yang sama denganku,Jack''

''Ya,ya.Tapi,sebaiknya pertanyaan itu kau simpan dulu sampai kita bertemu dengan calon adik ipar.Ok?''

''Terserah kau saja.Sally sepertinya juga tidak mau menjawab''ucap Thea pasrah.

Sally hanya meringis melihat kakak dan kakak iparnya yang berbicara mengenai dirinya.

Sally makin bertambah pusing.Ia tidak tahu siapa yang harus di bawanya pada acara makan malam keluarga yang akan diadakan tiga hari lagi.Dan dalam waktu tiga hari ia harus mendapatkan pria yang mau menjadi pacar pura-puranya dan Sally harus mencarinya mulai malam ini.

Tbc
040518

Love For HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang