5 tahun berlalu..
"Ve... Pasien di bed 5 nanya kamu tuh", goda temanku sambil mengedipkan mata.
"Ah, bisa saja. Anak ingusan juga hahaha", guyonku sembari memasukkan buku kecil ke kantong snelliku.
Temanku berlalu sambil tertawa.Dan, disinilah aku sekarang berada, disebuah ruangan bangsal perawatan penyakit dalam sebuah rumah sakit pemerintah di Jakarta.
Setelah kejadian itu, aku sempat terpuruk. Tapi setiap mengingat isi surat yang di tuliskan Arya, malu rasanya untuk tidak bangkit.
"Dear Ve..
Masih menangis ve?
Ayo hapus dengan tissue dulu.. Ntar suratnya basah loh...Ve, maafkan aku tak berani jujur padamu, karena dimatamu aku hanyalah seorang sahabat, tak lebih dari itu.
Tapi melalui surat ini kuutarakan perasaanku Ve. Mungkin telat dan aku tahu pasti telat, tapi tak mengapa karena kau perlu tahu kebenarannya.
Surat-surat yang kau dapat itu dariku Ve, meski aku minta orang lain yang menulisnya. Aku bodoh ya. Karena kau tahu benar tulisanku. Tapi percayalah, itu semata karena aku memikirkan perasaanmu. Persahabatan jangan dirusak bukan?
Sekarang ku ungkap padamu Ve.
Aku sayang padamu, teramat sayang, sampai mau meledak rasanya karena tak dapat mengungkapkannya didepanmu langsung.
Entah sejak kapan rasa itu dimulai, tapi aku menikmatinya. Meskipun kadang kondisiku turun,tapi setiap melihatmu aku jadi semangat. Kau moodboosterku Ve.Ve, setelah aku tak ada teruslah berjuang, semangatlah untuk belajar. Jadikan dirimu bermanfaat untuk oranglain.
Kejarlah cita-citamu Ve. Kau ingin seperti kak Zain dan Rein bukan?
Kamu pasti bisa..Jangan lupa kejar cintamu juga ya.. Seandainya itu aku, pasti aku bahagia.. Hahaha, bercanda Ve.
Tapi Mili cowok yang baik, aku suka dia.Ve, maaf karena harus meninggalkanmu begitu cepat. Tapi ini yang terbaik untukku. Terimakasih untuk kebersamaan kita.
Titip mama ya Ve.
Dan kadoku dipakai ya Ve..Peluk sayang untuk sahabat dan kekasih hatiku.
-Arya-
Tanpa sadar kusentuh liontin mungil berbentuk hati di dadaku. Hadiah dari Arya untukku. Setiap semangatku mulai turun, surat itu jadi semangatku.. Dulu saatpertamakali membaca surat itu airmata ku tak berhenti mengalir tapi lama kelamaan aku bisa menerima dia telah pergi. Kenangan indah dan pahit itu akan selalu jadi bagaian hidupku.
Dan setiap aku mengingatmu, akan kusentuh liotin ini, serasa kau bersamaku,Arya. Batinku.
Dan aku akan jadi dokter yang handal, "bisikku dalam hati."Hai, Ve..!!! ", suara keras ditelingaku Mili mengagetkanku. "Dari tadi melamun terus.. Mikirin aku ya?? "
"Huh.. Mau mu.. ", ujarku sewot.
"Mau ngapain kesini?"sambungku.
"Besok free?, nonton yuk.... "
"Nga".potongku cepat. Padahal aku free.. Tapi malas aja keluar berdua dengan Mili. Padahal dulu... Hihihi.. Ah, masa lalu.
" Yakin?" tanya nya. Aku hanya menaikkan alisku..
"Sama kak Zain, kak Rein.... "
"eh, ikut-ikut" sambarku dengan senyum manis.
"Makanya kalau orang ngomong itu didengarkan sampai tuntas, bu,"omelnya sok ngambek.
"siap, pak dokter", ku beri hormat padanya.
Mili hanya bisa tertawa melihat tingkah konyolku.
Ya, dia teman satu tingkatku.. Meskipun sekarang berubah jadi aktif, nga cool kayak dulu. Dia tetap sahabatku.
Cinta? Biarkan waktu yang mengurusnya.---------------------END--------------------------
terimakasih,
Buat kalian semua yang telah membaca tulisan kecilku
Semoga kita semua selalu aware pada kesehatan kita dan keluarga.
Sampai jumpa dikesempatan yang lain semoga.
Lov you all.Rievy

KAMU SEDANG MEMBACA
I LoVe (the End)
ChickLitJika boleh kuucapkan dengan bunga.. Akan kutabur beribu kelopak mawar sebagai jalanmu dan kutabur seribu melati mengiringi langkahmu.. Karena aku rindu..