Ah malam, seandainya kau tahu betapa gundah hatiku akan kah kau perpanjang gelapmu untuk memelukku.
-----bye Rievy18----Please give me vote⭐ n
a little note💬 ya...
Mksh.. -
Publish on 28 februari 2018---------------------🌾🌾🌾-------------------
"Aryaaa!!!! Awasss!!!.... " teriak seseorang.
Arya menoleh cepat, tapi tak sempat menghindar. Motor itu terlalu laju dan tak terkendali.
BRRAAAKKKKK.... tubuhnya terpental ke sisi aspal.()----------
Hari masih pagi. Tapi pemilik kepala itu celingak celinguk di depan pintu kelasku, wajahnya nga terbaca, ada sedikit cemas dimatanya, meskipun sikapnya cukup tenang. Matanya menyisir seantero kelas. Nga sadar cewek-cewek pada menatapnya sumringah. "Ngapain sih anak itu disini? Nyari aku? 'kan nga mungkin ya? Nyari sapa ya? " pikirku sembari memperhatikannya.
Saat mata kami bertemu, dia langsung berseru. "Eh, kamu Eve 'kan?!", serunya sembari menunjukku. Aku menganggukkan kepalaku.
"Ayo, Sini! Cepetan ". Tangannya memberi kode untuk mendekatinya.
Akupun berdiri dengan malas dan berjalan kearah pintu. Mau apa sih anak ini. Kok kasar banget. Masa sih cakep-cakep kasar.Melihatku yang separuh enggan mendekatinya, membuat dia tak sabaran. "Ayo, cepat, Ve!! Darurat! " tangannya reflek menarik pergelangan tanganku agar mendekat. "Oh iya, maaf mengagetkanmu, namaku Mily, temen Arya". "Aku dah tahu" ucapku dalam hati. "Ayo...cepetan yuk..!!" perintahnya. Dia berjalan cepat separuh berlari, akupun terpaksa mengikuti langkahnya yg panjang-panjang. "Ada apa sih?" tanyaku bingung dan penasaran.
"Dah ikut aja". Dia malas menjelaskan kayaknya. Menjengkelkan sih. Aku kan jadi panik juga, dan meraba-raba ada apa.Sampai depan pintu UKS kebingunganku bertambah. "Hmm.. kok ke sini ? Siapa yang sakit? "
Saat Mily masuk ke dalam, akupun mengikutinya. Tampak bu Reni, petugas UKS, yang menanti kami dimeja registrasi. Ia tersenyum sesaat saat menatapku. "Masuk saja kedalam, Ve, dia sudah menunggumu. Ambulance-nya sebentar lagi datang". Aku hanya mengangguk, meski bingung.
" Arya?? Kamu kenapa?? ", cerocosku, panik melihat tubuhnya luka dimana-mana , wajahnya agak pucat dan dia terbaring di ranjang ruang rawat UKS. Ia hanya tersenyum meringis, menahan nyeri.
"Hai, Ve. Sorry merepotkanmu." Kemudian ia menoleh kepintu. "Makasih ya Mil." Mily mengangguk.
Aku duduk dikursi samping ranjangnya. " Kamu kenapa Ya?" mataku menyelidikinya dari ujung kepala sampai kaki, kayak alat Scan. " Ini kaki kenapa? Sakit banget ya?" tunjukku ke paha kanan yang terperban dan masih berdarah? refleks aku mendekat dan mengamati lebih dekat. "Dan ini masih berdarah pula. Trus dahi mu, tangan? Aduh, Arya... kok sampe gini sih." Omelku.
"Tadi Aku kesrempet motor didepan sekolah Ve, trus aku jatuh, dan kayaknya kakiku tergores, rasanya seperti kena besi atau kayu aku nga inget. Untung Mily lihat, lalu aku dibawa kesini. Katanya aku pingsan tadi. Karena hpku jatuh entah dimana, aku minta tolong kabari kak Rein lewat kak Zain. Biar kak Rein yg nelpon mama, tolong ya". Jelasnya panjang lebar.
"Makasih ya, Mil sudah nolong Arya", ucapku pada Mily yang bersandar dekat pintu.
Kemudian pandangan mataku jatuh ke kaki Arya. "Yang di paha ini darahnya keluar terus ya, Ya?? Ayo kita ke RS segera", pintaku."Telpon kan Zain dulu,"pintanya.
"Oke. Bentar". Aku langsung nelpon kak Zain.
" Hallo. Kakak.
"....."jawabnya disana.
"Arya jatuh. Paha kanannya luka, perdarahan masih aktif meski sudah dibebat".
"....." .
"Saat ini kesadaran masih baik, tadi sempat pingsan. Ia dia tak pucat".
"....."
" Nga ada ATS* disini."
"......"
" iya, sebentar kami kesana. Kabarin kak Rein juga ya, kak".
".... "
"Oke. Makasih. Tunggu ya. Bye"
Akupun mengakhiri telpon dengan kak Zain. Arya harus dibawa ke unit Gawat Darurat alias UGD.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LoVe (the End)
ChickLitJika boleh kuucapkan dengan bunga.. Akan kutabur beribu kelopak mawar sebagai jalanmu dan kutabur seribu melati mengiringi langkahmu.. Karena aku rindu..