3

31 3 20
                                    

Angin berhembus lembut
membelai wajahmu
Menyapa dalam alunan syahdu
Menyampaikan cinta yang terbujur kaku dalam waktu
yang berujung semu
Adakah keabadian menanti?
Relung jiwamu
mencari jawaban itu

---Bye Rievy---

please give me vote⭐ n a little note💬 ya... Mksh.. -
---------------

" Mana suratnya Ve? Aku mau lihat surat itu juga.. Boleh nga?"

"Bentar", ku ambil surat yang kuselipkan dibuku cetak itu dan kuserahkan pada Erna. "Ini. Jangan sampai lecek loh ya", pesanku rada galak.

" Iya, mba yu.. Galak amat sih, boleh dibaca nga nih? "

Aku hanya mengangguk. Erna dengan cepat membaca surat pendek itu dengan senyum-senyum. Dilipatnya lagi surat itu dan dimasukkannya kedalam amplop. Sementara aku nunggu komen darinya.

" Gimana Na? Kamu pernah lihat tulisannya nga? Ya kali aja di perkumpulan Madingmu ada yang pernah ngirim cerpen atau puisi,trus tulisannya kayak gitu".

" Nga ada,Ve. Tulisannya rapi banget. Pasti dia nulis sepenuh hati Ve", goda Erna.

" Ah, kau ini, temen lagi puyeng malah di goda!" omelku. "Ada saran nga? Okelah kita nga tahu sapa yang nulis. Trus mau diapain nih surat? Ada ide? "

" Hmmm.. Biarkan aku berpikir" sembari menyangga dagu dengan tangan dan berlagak berpikir keras. Dasar sahabatku ini. Kemudian dia tersenyum.

"Ada dua pilihan, Ve! Pertama, kita cuekin.. Kalau orang itu bener-bener suka, pasti dia nulis lagi.. Dan yang kedua, kirim balasan aja.. " terang Erna menjelaskan idenya dengan semangat.

"Mbalas gimana? Yang nulis aja nga tahu sapa?!"
"Sabar, Ve. Taruh aja di lacimu. Dengan amplop yang berbeda tentu saja. Pasti dia paham. Mau taruhan?? " Mata Erna bersorot jahil.

" Aku pilih yang pertama", ucapku cepat. Erna pun kecewa. "Dah ayo kita balik ke kelas". Mataku melihat bangku yang jauh tadi berharap mereka masih ada, tapi mereka sudah tak ada, entah kapan mereka balik.

-------

Kemarin, akhirnya setelah menghabiskan bekal dari Mom dan berdiskusi, aku dan Erna balik ke kelas kami masing-masing. Dan apa yang kami lihat dari kejauhan sebelumnya, terlupakan. Erna tahu aku suka sama Mily. Namun sahabatku itu tahu kapan harus mencampuri urusanku dan kapan tidak.

Sekarang aku datang lebih pagi kayak kemarin, kelas masih agak sepi. Tanganku langsung menyisir laci mejaku, berharap ada surat bersampul biru lagi tapi nihil. Yah, suratnya nga ada. Mungkin yang nulis cuma iseng.

"Hai, Ve. Tumben amat datang pagi, biasanya injury time", sapa Arya dengan senyum manis.

"Hai Ya. Nga juga sih biasa aja".

"Ve, ada salam", katanya setelah duduk disampingku.
Reflek aku menolehkan kepalaku menghadapnya.
"Apa? Dari siapa?" tanyaku penasaran.

"Rahasia". Dan tersenyum

"Nga usah ngomong klo rahasia. Mending diam aja. Seperti.... "
Ups aku hampir kelepasan ngomong.

"Seperti siapa? Ve!? " Arya penasaran balik.

"Nga Ya, salah ngomong. Jadi yang kirim salam siapa Ya? "

"Ntar aja ya, kata orangnya belum waktunya, hehehe". Dia tertawa kecil. Ah buat penasaran aja. Sudahlah.. Just waiting.

--------🐾🐾🐾-----

Waktu rasanya berjalan lambat siang ini dari tadi Bu Wati, guru biologi menjelaskan tentang proses oksigenasi pada otak. Gimana aliran darah kita berputar keseluruh tubuh membawa makanan dan oksigen, termasuk ke otak. Tanpa glukosa dan oksigen otak kita tak berdaya.
"Leon, ayo jelaskan kembali apa yang ibu jelaskan". Tiba-tiba bu Wati berbicara lantang sembari mata memandang Leon. Anak-anak langsung hening. Nga ada yang berani bersuara.

" Ibarat jantung tanpa cinta, bu, kita jadi tak berdaya". Celetuk Leon dari bangku belakang. Kontan satu kelas langsung tergelak nyaring. Bu Wati cuma bisa geleng kepala.

Tak lama jam pulang pun berbunyi. Ah leganya mendengar bel itu.

"Ve, mau pulang bareng?" tanya Arya saat aku lagi masukin buku ke tas. Aku hanya menatapnya bingung. Tumben.

" Aku mau ketemu sama Zein. Ada perlu. Sekalian gitu." jelasnya melihat tampang bingungku. "Ajak Erna sekalian".

"Erna, nga masuk. Aku pulang sendiri aja Ya, ng pa pa kok. "

"Erna kenapa? "

"Sakit".

"Justru karena kamu pulang sendiri itu, kamu kudu bareng aku Ve. Tenang aja nga ngerepotin kok. Oke". Katanya tanpa ba bi bu. Uh orang ini.
" Ayo, Ve."
Akhirnya aku mengalah untuk ikut. Dari pada ribut. Lagian diakan mau ke temu Zein. Nga pa pa deh sekali-sekali. Bisikku membenarkan diri..sekalian cari alesan hahaha.. Lumayan naik mobil dari pada naik angkot 'kan.

-------🐾🐾------

Sesampainya diparkiran aku terkejut. Langkahku terhenti tiba-tiba. Mataku hampir melotot melihat mahkluk itu. Ngapain dia disini? Dan dia tersenyum padaku, atau pada kami?? Oh my God.

======≠=============
Ayo...silahkan ditebak siapakah yang dilihat Eve?
Apa hubungannya sama Arya? Penasaran??
vote ya n give me coment...
Love you all
Tq

See you in the next chapt

14feb2018

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

I LoVe (the End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang