13

19 1 11
                                    

Seandainya waktu bisa ku hentikan..
Tapi tak mungkin,bukan?
_----------------

"Ve,... ", ucap Arya lemah.

Aku tersentak mendapati kelopak mata itu terbuka dan menatapku sayu.  Aku terpaku menatapnya. Sudah 3 jam aku duduk disampingnya. Syukurlah dia terjaga dari koma.
Tapi..Kemana cahaya dimatanya Tuhan??  Kemana binar kehidupan yang selalu kulihat?
Airmata ku mengalir. Tak kuasa kubendung. Hanya bisa menggenggam tangannya yang panas,  dan mengangguk mendengar suaranya.

"Oh Arya,  apa yang terjadi padamu?"batinku bertanya.

Segera kuraih tombol darurat,  tapi kulihat dia menggeleng lemah. Dia memintaku untuk tidak melakukannya. Ku letakkan kembali tombol itu.

"Ve,..ma..maafkan aku. Aku tak bisa menjagamu lagi" ucapnya terbata.

"Hush.  Sudah Arya,  jangan banyak bicara.  Istirahat saja.  Kondisimu belum stabil." kutatap wajah itu penuh sayang.

Ia menggeleng lemah. Menolak permintaanku.
"Ve.. Aku titip mama, ......kak Rain. Ve yang kuat ya".

Aku hanya bisa menatap dibalik mataku yang berkaca-kaca,  aku mengangguk mesti hatiku berontak. Kenapa juga aku yang disuruh kuat.

"Tuhan,  tolonglah.  Jangan... Jangan ambil dia sekarang,  aku tak sanggup kehilangannya. Tolonglah" batinku berdoa pada Nya.
" Ia Ya. "
Ku genggam erat tangannya. Ku cium buku jari yang pucat itu.

"Tuhan,  aku sayang padanya. Ku mohon berikan yang terbaik baginya, berikan dia tambahan waktu,  please,  aku belum sempat membahagiakannya,  ku mohon, " doaku dalam hati.. Diiringi air mata yang mengalir deras membasahi tangannya.

Ku tekan tombol yang diminta kak Zein tanpa persetujuannya.

"Ja.. Jangan.. me..na.. ngis Ve"
"Su.. rat.. Kak..Ra..in.. "
Dia menarik nafas yang sudah pendek-pendek dan tersengal..
"A..ku.. Sa..yang.. Ve"

Aku hanya bisa mengangguk dan menangis di dekatnya.. Kucium pipinya, "Aku juga sayang Arya,  kumohon sembuhlah.."
Tanpa kusadari tante,  om,  kak rain,  kak zein sudah ada di dekatku.
Tante mendekat disisi kanan Arya,  matanya bengkak.. Dengan lembut ia berkata", Pulanglah nak... Kau sudah bertemu Ve,bukan..? Mama ikhlas," airmata berderai membasahi pipi beliau.

Sekilas kulihat ada cahaya dimata Arya,  mata yang tersenyum.

"Ma,  aku pu... la.. ng........"dan kelopak mata itu berangsung menutup... Di iringi bunyi "tiit panjang dari alat berbentuk kotak putih.
"Aryaaaaaaa... " jerit tante memeluk jasad Arya yang terkulai lemah. Om memeluk tante dari belakang untuk mensuportnya agar tak jatuh.

Dan aku ? Aku memeluk lengannya yang masih ada di lenganku,  mendekatkan kepalaku dan berbisik ketelinganya.. " aku mencintaimu,  semoga kau bahagia di sisiNya". Dan air mataku tak hentinya mengalir.
Leukemia duluan merebutnya dariku.

Hatiku hancur saat itu juga,  kehilangan sahabat dan cintaku.
Bodohnya aku, kenapa tak dari  dulu menyadarinya.. Ia berharga buatku.

_--------------
Publish 03 juli 2018
Created by Rievy.
-------
Selamat ngambil tisu... Bakal mewekkk..
Makasih setia menunggu ku.

I LoVe (the End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang