6

18 2 15
                                    

Hujan menerpa wajahku
Mencoba menghapus tangis yang tersisa
Angin membelaiku
Menangkan jiwa yang gelisah
Dan kau
Adakah kau memikirkan ku? Walau segenggam detik dalam waktu yang berjalan
Dalam keheningan dan keriuhan malam
--------By Rievy18------

Please give me vote⭐ n
a little note💬 ya...
Mksh.. -

Saat mereka mengukir nama sahabat-sahabat mereka di monumen batu,  airmataku mengalir lagi..
Spontan Arya mengulurkan tissue lagi.
"nih anak baik banget sih" batinku. Tapi.. Tak sengaja jariku bersentuhan dengan jarinya. Kami bertatapan sekejap dalam cahaya remang. 
"Ini,"di masukkannya tissue itu dalam genggamanku.
Dan Arya kemudian melihat kedepan , menatap layar kembali, seolah-olah tak ada yang terjadi.

Dan aku?? jujur ada sebersit malu menghampiriku. Tapi karena tidak sengaja ya sudahlah.  Lagian Arya tampaknya memakluminya.

----------🐾🐾🐾--------

Sampai akhirnya filmnya pun selesai, lampu theater dinyalakan dan..
nampak lah kedua mataku yang sembab. Kak Zein yang pertama kali melihat wajahku langsung ketawa.
" Ve?  Wow!! kamu nangis ya?  Wah, melow banget sih kamu" kata Rein.  Ngejek.

"Nga juga kak.. terlalu terbawa perasaan." ucapku. "Filmnya bagus banget,  sampai terharu".

Lalu aku menghampiri dan menarik jaket kak Rain,  agar iya melihatku "Kak Rain,  aku ketoilet bentar", bisikku ditelinganya.

"Oke kami tunggu di lobby ya.."

"Oke" . Akupun segera ke toilet.  Aku mau mencuci mukaku yang sembab dan memakai bedak.

Ku amati wajahku dicermin. Oke dah fresh.

-----🐾🐾🐾 -----

"Hai Mily", sapa Arya." nonton juga? Sama siapa? " saat bertemu Mily dipintu utama theater,  Arya berbasa basi karena melihat disamping Mily ada seorang wanita cantik.

" Kenalkan ini kakakku. Kami nonton bareng tunangannya juga, tadi, tapi ditengah film ada panggilan mendadak...jadi gitu deh", jelas Mily..
"Oh, gitu". Arya pun berjabat tangan dengan kakaknya Mily sembari mengenalkan diri sebagai teman satu sekolah Mily.

"Trus kamu sama siapa, Ya? Sendiri? ". Tanya Mily, melihat Arya sendirian.

"Nga lah, tuh diluar ada kakakku," tunjuknya kearah pintu,  "dan didalam lagi ada Eve. Kami nunggu dia", lanjutnya.

"Oh,  okelah.. aku duluan ya...bye". Mily pun berlalu dan merangkul pundak kakaknya dan  melangkah keluar theater.

------🐾🐾🐾-----

Tanpa mereka sadari, aku berdiri tak jauh dari mereka.  Pandanganku jatuh ke tangan Mily yang dengan santai merangkul pundak wanita cantik itu saat melangkah pergi.
Hiks,  nyesek rasanya..

"Mily dah punya ya?!. Dah,  lupain aja.. ", kataku pada diriku sendiri. Pilu. Aku hanyut dalam pikiranku. Belum saja sempat dekat sudah dihadapkan pada kenyataan pahit.

"Ve!" Tangan hangat Arya menyentuh pundakku. Aku terkesiap kaget karena sentuhnya. karena melamun aku tak sadar Arya sudah disampingku.

" Kenapa berdiri disini?  Kami menunggumu ".

"Eh,  iya, maaf. " jawabku kayak orang bingung.

" Kamu baik-baik saja? " Arya mengamati wajahku khawatir,  entah apa yang tergurat diwajahku.

"Iya. Ayo kita temuin Kakak", lalu aku berjalan agak cepat.  Diapun mengimbangi langkahku. Aku nga mau Arya menanyaiku macam-macam lagi,  kayaknya dia cukup peka denganku. 

Arya merasa ada yang salah dengan Eve.  Wajahnya agak sedih,  tapi mau bertanya lebih dalam,  sepertinya Eve lagi nga mau bicara.  Toh dia siapa juga?! Akhirnya diputuskannya menjajari langkah Eve tanpa banyak tanya. Kak Zein dan Rain pasti dah uring-uringan nunggu.

-------🐾🐾🐾-------

"Thanks buat hari ini.  Sampai ketemu besok ya", ujar kak Zein pada aku dan Kak Rain. Di depan rumah.
" Salam buat Mom ya,  maaf nga mampir sudah malam". Kak Rain hanya mengangguk menimpali ucapan kak Zein. Dan mereka berdua pun masuk ke mobil.

" Ve!,  matanya jangan lupa dikompres,  biar besok nga sembab, Okey! "sarannya padaku dari balik kemudi.

" Siap, kak", balasku tersenyum.

Dan Arya pun tak lupa berpamitan, "Kami pamit dulu ya, Ve. Sampai ketemu disekolah. Nice sleep. Bye". Ia melambaikan tangan..

"Bye... " akupun melambaikan tangan sampai mobil mereka bergerak menjauh.

------🌹🌹🌹🌹🌹----

Aku melangkah ringan ke kelasku,  like usually,  karena terlalu pagi,  hanya beberapa temen kelasku yang sudah datang.

" Hai, Ve.. "sapa Leon.
"Hai, juga" balasku pendek.  Aku tahu Leon mencoba menarik perhatianku. Tapi aku nga tertarik.
Langsung aku duduk dibangkuku dan pura-pura sibuk dengan isi tasku. Dan diapun pergi. Maaf ya.

Kumasukkan tasku kelaci meja dan tanganku menyentuh amplop dilaci.  Spontan ku miringkan kepalaku rendah berusaha melihat amplop itu. Amplop biru.  "Yeay.. Lagiiii... ", hatiku bersorak senang.
Cepat ku baca surat didalamnya

Dear Ve, 
Kadang yang kau lihat tak sama dengan yang kau rasa
Mendekatlah Ve
Jangan menjauh
Karena aku rindu.
Tertanda,

Cintamu.

Aku terpana dengan tulisan itu.  Apa maksudnya? Siapa yang kujauhi? Hmm.. Siapa sih orang ini? Kenapa selalu hadir disaat yang tepat ya? Disaat aku sedih karena kejadian tadi malam. Surat ini malah datang. Saat diharap nga muncul-muncul", batin ku. Aku penasaran.

------🌹🌹🌹🌹🌹------
Hmmm..dari siapa sih surat itu.. Tunggu cara mendapet si penulis misterius
Tunggu kelanjutan nya ya?

Masih setia?  Ku up date bila vote sudah lebih banyak ya..
Biar tambah semangat nulisnya

Salam hangat buat kalian semua.
On plane from borneotojava,  20Feb2018.
Rievy
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹



I LoVe (the End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang