11

13 2 7
                                    


Dear Heart,
Please, show me the way to my real heart
Guiding me to the real star shining
To the one who can accept the real I am

Met malam....
Karena aktivitas yang terlalu bejibun akhirnya nga bisa update.
Maaf kan ya.
------------------

Hatiku berdebar atau lebih tepatnya penasaran pada dua amplop yang kudapat kan pagi ini. Saat ini keduanya tersimpan rapi didalam tasku. Takut naruh sembarangan, takut lecek.

Sepanjang pelajaran ini aku rada kurang konsen. Mencoba menebak isi surat-surat itu, dan siapa pengirimnya. Tapi hanya menebak percuma bukan? HARUS dibaca langsung..Ah, waktu cepatlah berlalu, please, do’aku dalam hati.

Kringg…..
Yess!!! Sorakku dalam hati. Akhirnya bel istirahat berbunyi. Segera ku keluarkan kedua amplop itu. Mataku celingak celinguk melihat teman-temanku keluar dari kelas. Aku kan nga mau ada yang mencuri baca ke surat-surat itu. Hehehe..kalian pasti mengerti maksudku’kan. Begitu aku yakin kondisi cukup aman, keletakkan kedua surat itu dimeja.

But, heeiii kenapa aku bingung membuka yang mana duluan ya…Aduh..gimana sih aku ini.
Akhirnya ku pilih yang putih duluan, kubuka berdasarkan yang kuterima duluan. Lebih fair bukan?
Deq..deq..

Dear Eve, cinta terkasihku

Met Ultah ya. Mungkin serangkai bunga belum cukup mewakiliku, sayangku.
Tapi kuberharap bisa mengembangkan senyum manis dibibirmu dan memancarkan cahaya indah yang selalu ku lihat dimatamu.
Senang melihatmu tumbuh menjadi gadis yang tangguh,Ve.
Semoga selalu sehat dan memiliki usia yang selalu barokah ya.. Teruslah tumbuh dan berkembanglah menjadi gadis ceria dan bertanggungjawab.
Isi hidupmu dengan segala warna yang kau suka. Aku tahu kamu bisa.
Namun jangan lupakan aku.
Ragaku boleh saja tak bersamamu, namun doaku selalu berdoa untuk kebahagianmu.
Yakinlah.

Tertanda
Cintamu.

Aku hanya bisa terpaku. ”Siapakah kau?” Tanyaku dalam hati. Kenapa tulisanmu mengetuk sisi terdalam ku? Kenapa seolah kau benar-benar mengenalku.
Kualihkan mataku pada amplop Biru yang tergeletak itu, yang memohon untuk dibuka.
Kubuka berlahan amplop itu…
Dan.

NOTHING???
Lembar itu kosong. Bersih

“Apa maksudnya?? Dari siapa sebenarnya pengirim surat ini?“Pertanyaan-pertanyaan itu berkecamuk di kepalaku.

Dreeet…dreeett.. aku tersentak dengan handphoneku yang bergetar.
“My Brother” terpampang dalam panggilanku. Itu Kak Zain. Segera ku angkat telponku.

“Hallo,kak?”

“Ve, segera kemari!!” kata kak Zain mendesak .

“Kemana kak?” Aku bingung. Nada suara kakak ku tidak dalam kondisi  bercanda.Ada apakah?’

“Ke rumah sakit. Sekarang. Cepat Ve!!”.ucapnya tegas.

“Tapi kak…..”tuuut tutt..” Haloo..Haloo???” Kakak??”

HP kak Zain disebrang sana mati mendadak.
--------

Thankyou for waiting me

Love you all.
Rievy

I LoVe (the End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang