inilah awalnya!

496 112 15
                                    

Aku merasa lega, akhirnya aku bisa ke luar negeri. Menemui bibiku Angeline di Australia. Rasanya sedikit sedih, aku pasti membuat Yoongi cemas. Baginya aku ini seperti mentimun emas yang harus selalu dia jaga. Menyebalkan!

Aku hanya tersenyum kecil jika ingat masa-masaku dengan Yoongi saat bermain semasa kecil. Aku menoleh ke samping, ke jedela. Andai saja aku bisa melihat, aku pasti akan berteriak sekeras mungkin karena bisa melihat awan.

Aku terbang, aku tak memiliki sayap. Namun, aku terbang pada akhirnya.

Aku duduk sendirian di dalam pesawat ini. Dingin sekali disini, seorang pramugari menawariku makanan dan aku mengiyakan tawarannya. Aku masih menunggu makanannya tiba.

Aku menghela napas panjang, membiarkan semua beban terbang bersamaan dengan hembusan napasku yang dingin.

Aku tak pernah cemas akan apapun.

Semuanya baik-baik saja.

Gwaenchana Suzy-ah ... kau akan menjalani kehidupan baru.

Ya, kehidupan baru di dunia.

Aku tak merasakan sesuatu sebahagia ini. Kau tahu rasa bahagiaku seperti apa? Seperti pesawat ini oleng ingin jatuh.

Astaga, guyonanku tak lucu!

Aku tersenyum dan mendelik. Sampai aku sadar itu bukanlah bayangan bahagiaku.

Pesawat ini memang oleng padahal baru setengah jalan. Dan aku dengar kita ditengah laut tengah menyeberang perbatasan laut korea.

Tuhan selamatkan aku!

Aku tak cemas. Aku hanya panik. Ya, hanya panik. Baik, sama saja. Aku berdiam ditempat saat mendengar aba-aba. Jantungku berdegup lebih kencang dari saat pesawat ini mulai naik ke udara.

Jantungku ingin lepas. Tanganku gemetaran.

Bagaimana jika ini akhir hidupku?

Aku mengatakan kehidupan baruku di Australia tuhan! Bukan di akhirat.

"... dan semua penumpang dimohon untuk tenang!"

Tenang kau bilang? Ini nyawa heol!

"Cepat lakukan sesuatu!" teriakku dengan napas yang entah kenapa tersenggal-senggal dan keringat dingin bercucuran.

Bukan hanya aku, beberapa penumpang lain tak jarang berteriak dan memohon pertolongan.

Hingga aku sadar jantungku terhentak dan aku merasa dudukku semakin merosot dan aku dengar semua orang berteriak seperti paduan suara. Aku ikit berteriak meskipun tak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat ini.

Dan,

BYURRR!

Aku merasakan air mulai mengisi seluruh pesawat ini. Aku tak bisa berenang. Aku meronta-ronta dengan gaya bebas atau gaya katak aku tak tahu. Aku mencari jalan keluar dari pesawat ini. Napasku sesak, semuanya hampir terisi dengan air. Mataku sampai perih. Lalu aku tak mendnegar suara apapun lagi. Aku tenggelam didalam pesawat ini.

Dimana orang-orang?

Bantu aku!

Tolong!

Selamatkan aku! Jebal! Jebal!

Dan kepalaku terbentur sesuatu yang keras seperti besi aku tak tahu. Aku merasa seperti akan mati. Aku pingsan dan tak tahu setelah ini.

Sendirian.

Terima kasih atas dunia yang indah untukku. Terima kasih untuk cinta yang pernah aku dapat. Jika aku harus mati, setidaknya aku pernah merasakan bahagia bersama cinta meski sesaat.

Epiphany {KTH X SZ}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang