Tidak ada satupun dari selain mereka yang tahu, setelah pesta usai bukan berarti selesai. Ketika tidak ada satupun yang masih terjaga, mereka pergi diam-diam, menembus gelapnya hutan masuk ke tempat teraman untuk mereka.
Mereka menyusul Hyungwon dan Hoseok yang terlebih dulu meninggalkan pesta, mereka menyusul dibelakang, membuat suasana sedemikian rupa agar tidak menimbulkan rasa curiga.
Kini mereka bertujuh duduk di ruang makan kastil ini, semuanya menghadap ke arah Hyunwoo yang kini duduk disalah satu ujung meja.
"Jadi, ini saatnya kalian menghapus memoriku?" Tanyanya, Kihyun yang duduk jauh diseberang Hyunwoo hanya bisa terdiam menatap lantai.
"Ne... kau tahu ini yang terbaik untukmu Hyung, maafkan kami. Ini untuk kebaikan kami juga" jelas Minhyuk, Hyunwoo mengangguk mengerti.
"Hyung, tidak bisakah ada cara lain?" Jooheon menatap Minhyuk, Kihyun, Hoseok, dan Hyungwon, berharap salah satu diantara mereka memberikan solusi yang lebih baik.
"Tidak ada Jooheonie"
"Lalu, dia akan melupakan kita? Hyunwoo hyung tidak akan mengenaliku lagi? Lalu Hoseok hyung? Dia tidak akan mengenali adiknya sendiri?"
"Tidak, tentu saja tidak. Tapi dia akan melupakan bahwa kita vampir. Dia akan tetap mengenali kita" jelas Minhyuk.
"Tapi..." Changkyun membuka suara, dia melihat Kihyun dan Hyunwoo bergantian. Tidak sengaja dirinya melihat Hyunwoo dan Kihyun berciuman usai pesta tadi. Anggukan dari Minhyuk membuatnya mengerti, bahwa ini juga termasuk memori yang akan dihapus.
Changkyun bersandar di bahu Jooheon, dia tahu benar peraturan tentang Clan mereka.
"Tenanglah, minumlah seteguk saja, dan semuanya akan baik-baik saja" Minhyuk memberikan sebotol kecil cairan yang beberapa waktu lalu dibuatnya bersama Hyungwon.
Hoseok melihat kearah Hyungwon yang terlihat tenang-tenang saja.
"Wonie..." Hyungwon mengacuhkan panggilan Hoseok, dia melihat Hyunwoo yang dengan sedikit bergetar menerima botol yang didiberikan Minhyuk.Tangannya membuka perlahan penutup kecil di ujungnya, melihat Kihyun sekilas dengan pandangan sedih. Menit terakhir dimana dia bisa mengingat Kihyun dalam hatinya.
Kihyun memalingkan wajahnya, matanya terpejam. Dia sudah bersumpah tidak akan mencintai orang lain lagi beberapa tahun yang lalu. Tapi, nyatanya demi Hyunwoo dia rela jatuh sekali lagi, walaupun ujungnya menyakitkan seperti ini.
Hyunwoo tersenyum, tangannya meminum isi cairan itu seteguk, sebelum cairan mencapai kerongkongannya, dia tersenyum melihat Kihyun yang kini terbelalak melihatnya. Setetes air mata jatuh di pipinya.
Detik berikutnya, Hyunwoo merasa sesuatu yang panas di dadanya, tangannya meremas kuat baju depannya. Hoseok yang melihat itu menjadi panik.
"Hyung... hyung!" Hoseok hendak melangkah menghampiri Hoseok, tangan Hyungwon menahannya.
"Tapi Wonie..." Hoseok melihat Hyungwon hendak protes, menatap cemas hyungnya.
"Biarkan dulu.."
Seumur hidupnya Hyunwoo tidak pernah merasakan sakit kepala yang sehebat ini. Kedua tanggannya meremas rambutnya sendiri kasar. Sementara tubuhnya bergetar hebat.
"Yak! Lee Minhyuk apa yang kau berikan padanya eoh?!" Kihyun bangkit berdiri, menghampiri Hyungwoo yang terlihat memucat, beberapa titik keringat membasahi pelipisnya.
Hoseok ingin mencoba menolong, tapi Hyungwon melarangnya.
"Percayalah dia akan baik-baik saja hyung" kata Hyungwon, mau tidak mau sekarang dia harus melihat jelas setiap proses yang menyakitkan yang dialami Hyungnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unmei No Akai Ito (Benang Merah Takdir)
FanfictionKonon, dijari kelingking setiap orang terhubung benang merah takdir yang menghubungkannya dengan cinta sejatinya. Bagaimanapun dan dalam keadaan apapun benang itu tidak akan terputus, sekalipun terpisah jarak yang jauh, maupun melewati dimensi ruang...