3. tidak sengaja bertemu

17.2K 618 6
                                    

Cowok-cowok yang sedang bermain basket di lapangan sangat terkejut, ketika mereka mendengar teriakan Vera dan Gesya.termasuk Raka, Adendra dan Revan.mereka bertiga langsung menatap kepinggir lapangan.

Tadi saat Revan ingin memasukkan bola ke dalam ring, tidak sengaja bola itu maleset, dan mengenai cewek yang sedang lewat dipinggir lapangan. Hingga cewek itupun pingsan.

Revan yang masih sedikit shock, hanya terdiam tanpa beranjak sedikitpun dari tempatnya. Dia hanya diam, tanpa menolong cewek yang terkapar tadi.

"Kalian ini cowok atau bancisih?jelas-jelas lihat cewek pingsan, gak ditolongin malah dilihatin.apa lagi yang cewek-cewek itu, teman pingsan malah difoto.gila kalik ya kalian!!" bentak Gesya, seraya mengangkat tubuh Qiana bersama dengan Vera.

"Sabar, Sya" ucap Vera, mencoba menenangkan Gesya yang tengah marah besar.

"Gila kalik mereka, apa lagi disanakan banyak orang.tapi mereka cuma ngelihatin gak mau nolongin sama sekali.kadang gue mikir, kalau ditengah jalan tiba-tiba ada yang kecelakaan terus minta tolong buat dianterin kerumah sakit, mungkin mereka akan pura-pura gak dengar" Vera yang mendengar Gesya marah-marah hanya meringis saja. Dia tidak tahu harus bilang apa.

Sesampainya mereka di UKS, mereka langsung berteriak memanggil nama kak Juna, kakak kelas mereka yang bertugas menjaga UKS hari ini.

"Kak Juna, tolongin teman gue!!" seru Gesya, dari depan pintu UKS. Juna yang sedang bermain game di ponselnya, langsung meletakkan ponselnya keatas meja. dia langsung berlari ke arah Vera, dan Gesya yang tengah mengangkat Qiana.

Juna bertindak cepat.dia memeriksa Qiana yang belum juga sadarkan diri.Vera dan Gesya yang berada di sebelan kanan dan kiri Qiana hanya diam melihat Juna yang sedang memeriksa Qiana dengan sangat baik.

"Gimana kak, keadaan teman gue?" tanya Vera, dengan nada khawatir. dia sangat takut jika temannya itu kenapa-napa.

"Teman kalian gak apa-apa.hanya butuh istirahat yang cukup saja.gue permisi"Vera dan Gesya mengangguk cepat.lalu setelah kak Juna pergi, mereka berdua duduk disamping kanan dan kiri brankar Qiana.

🔹🔹🔹🔹

Masih dilapangan. mereka semua sedang saling salah-salahan.termasuk Raka dan Adendra.mereka berdua terus saja berdebat dan saling menyalahkan.

"Lo sih Ndra, harusnya lo bilang sama cewek tadi, agar dia tidak lewat dipinggir lapangan" ucap Raka, menyalahkan Adendra yang sedari tadi diam disamping Revan.

"Woyyy ogeb!! mana gue tahu kalau tuh cewek bakal lewat sini" bentak Adendra yang tidak terima dirinya disalahkan oleh Raka.

"Yakan harusnya lo tanya-tanya gitu"bela Raka yang tidak mau kalah.

"Tanya-tanya sama siapa, hah?! lo pikir gue wartawan. Yakalik gue harus pakai toa. Terus teriak gini, woyyy yang nanti mau lewat pinggir lapangan siapa?. gitu? terus kalau dia mau lewat di pinggir lapangan ya biarin, masa harus lewat dipinggir trotoar" sungut Adendra, marah. Revan yang sudah tidak tahan dengan perdebatan mereka langsung pergi kekantin.

Revan membeli air putih dan roti.tanpa banyak bicara, Revan langsung meletakkan uangnya di meja kantin.dia berjalan keluar kantin begitu saja.

"Aden uang kembaliannya" teriak mbak Tini, ibu kantin di SMA 2 jakarta.

"Ambil aja" lalu tanpa bicara lagi, Revan berjalan menuju UKS.

RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang