10.

857 128 2
                                    

AUTHOR.

Semenjak hari itu~tepat nya 4 hari yang lalu Guanlin sama Jihoon belum lagi bertegur sapa seperti biasa, bukan mereka saling membenci namun menurut kedua nya~ terlebih Jihoon. Dia ingin menyesuaikan dulu perasaan nya, entah apa yang perlu Jihoon sesuaikan Guanlin pun tak mengerti untuk itu.

"Kok bengong sih Lin?" Tegur Jonghyun yang melihat anaknya tak banyak melakukan apa-apa,

"Hem, Guanlin sedang agak lelah aja Yah" tentu saja Guanlin lelah, namun untuk hatinya saja tidak dengan raga nya.

Jonghyun duduk disebelah anaknya yang disusul oleh Minki sebagai pelengkap, jangan tanyakan dimana Daniel karena anak sulung dari kedua pasangan itu sangat jarang berada di rumah.

"Ada masalah?" Minki mengelus punggung Guanlin yang terlihat lesu, Guanlin tersenyum lalu menggeleng pelan.

"Guanlin hanya sedikit banyak pikira karena di tunjuk sebagai penanggung jawab untuk acara Camping diluar Minggu depan Bun" keluh Guanlin,

Minki mengeryit heran, setau dia Guanlin selalu paling bersemangat ketika di sekolah nya mengadakan acara diluar, karena bagi Guanlin itu adalah kesempatan dia berlibur barsama dengan Jihoon .

"Ayah sama Bunda percaya sama kamu Lin, kenapa kamu malah jadi ragu? bukan kah biasanya itu yang kamu inginkan?" Jonghyun mewakili Minki menyerukan keheranan nya pda Guanlin,

~sekarang beda Yah, mungkin sudah tak akan sama lagi~

Teriak Guanlin tentu saja hanya di dalam hati, Guanlin menanggapi kedua orang tersayang nya hanya dengan stok senyuman yang Guanlin miliki. Saat ini Guanlin tentu saja sangat putus asa mengigat Jihoon yang selalu menghindari nya. Guanlin selalu berfikir jika Jihoon itu memiliki perasaan yang sama dengan perasaan nya, ternyata kenyataan baru saja menegur Guanlin 4 hari yang lalu.

Guanlin terima jika ternyata Jihoon tidak menyukainya dengan lebih seperti Guanlin untuk Jihoon, tapi apakah menghindari Guanlin adalah sesuatu yang mengharuskan? Guanlin rasa mereka berdua sudah sangat tau hal apa yang harus mereka lakukan jika di hadapkan dengan sesuatu seperti ini.

Guanlin berpamitan kepada orang tua nya untuk keluar mencari angin. Guanlin merasa bosan dirumah tanpa sahabat yang selalu merecokinya.

Namun.

Berjalan di daerah komplek yang sepi seorang diri ternyata bukan lah hal yang tepat untuk Guanlin ambil,

"Permisi"

"Kenapa?" Guanlin tersadar dari diam nya karena ada seseorang yang sepertinya hendak menanyakan sesuatu,

Orang tersebut memberikan kertas berisikan alamat kepada Guanlin,

"Tau gak ini dimana?"

"Lo mau belanja?" Guanlin bertanya karena di dalam kertas tersebut bertuliskan alamat minimarket terdekat, pria itu mengangguk semangat. Guanlin aja takjub sama semangat nya yang begitu tinggi

"Hem.. Gue disuruh ke tempat ini sama tante tapi gak tau tempat nya dimana" keluh pria tersebut kepada Guanlin,

Guanlin ngangguk paham" Lo tinggal lurus aja terus! Keluar jalan komplek ini nanti ada Gang di sebelah kanan nah lo tinggal masuk aja karena disitu tempatnya" jelas Guanlin simpel, tapi laki-laki tersebut seperti nya kurang pehaman.

Semangat tak menjamin otak.

"Emm.. boleh minta dianterin gak? Please sebagai gantinya lo boleh minta apa aja! Soalnya Gue gk biasa kemana-mana sendirian" Guratan memohon sangat terlihat jelas pada raut wajah pria tersebut dan mau gak mau Guanlin ngangguk.

KODETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang