12.

784 124 7
                                    

Pasca perayaan ulang tahun Seonho yang ke-18 kemarin, jihoon jadi rada aneh buat Guanlin. Aneh aja soalnya gak biasa banget dia selalu berangkat sekolah kesiangan, lupa ngerjain tugas, gak punya waktu walaupun hanya untuk bertatap sebentar dengan Guanlin.

Di sekolah mereka ketemu tapi Jihoon rada cuek, jarang merespon kalau Guanlin tanya selalu menolak jika Guanlin mengajak pulang bersama. Itu pertanyaan besar buat Guanlin, apakah Guanlin melakukan kesalahan yang tak di sengaja? Atau memang Jihoon jelas ingin menghindari nya.

Kalau memang bukan menghindari Guanlin lantas karena apa? Guanlin jadi pengen marah sendiri mengingat Jihoon yg tiba-tiba membatalkan keikut sertaan nya dalam berkemah, Guanlin disana kesepian sambil menahan rindu dan itu adalah hal tabu yang sangat tidak mengenakan.

"Orang ganteng Galau bener" Daniel menghampiri Guanlin dengan segelas kopi di tangan nya, Guanlin menggeser posisi duduknya agar Daniel bisa gabung.

"Orang ganteng juga manusia kali Bang" Canda Guanlin.

Daniel ngangguk sambil menyeruput kopi yang dia bawa , dia gak menawari Guanlin soalnya udah tau kalau laki-laki yang berstatus sebagai adiknya itu sangat jauh dari selera yang di sukainya.

"Kenapa gara-gara Cinta?" tanya Daniel agak Jahil.

Yang namanya kakak beradik sudah pasti saling memiliki ikatan yang kuat, maka dari itu Daniel tahu jika sekarang Guanlin adiknya tidak sedang baik-baik saja.

"Cinta itu gak semudah bernafas yang selalu gue bayangin ya Bang, terlalu sulit buat Gue gapai. Kadang gue cenderung berfikir apakah gue terlalu buruk untuknya? Atau memang gue ditakdirkan hanya sebatas teman dengan nya. Diantara dua pertanyaan itu belum ada satupun yang gue dapat sebagai jawaban" Daniel memandang Guanlin dengan tatapan yang berbeda dari sebelum nya,

Bukan tidak tahu buat Daniel jika Guanlin mencintai seseorang sejak lama, tapi dia juga tidak menyangka hari ini saat nya telah tiba dimana Guanlin mulai lelah memandang sosok yang di cintai nya hanya sebagai teman, Daniel paham. Maka dari itu dengan gaya cool Daniel memberikan Guanlin semangat melalui tepukan di pundak.

"Itu karena keadaan lo berdua yang memperumit suasana, lo cinta Jihoon kan? Dan gue rasa Jihoon juga memiliki perasaan yang sama. Hanya kejujuran diantara kalian lah yang menjadi jawaban atas pertanyaan yang lo sebutkan barusan"

"Kenyataan nya Jihoon gak punya rasa buat gue Bang"

Daniel langsung ganti posisi duduk pas denger Guanlin ngomong gitu, Jihoon itu uke bro notabenenya sama aja kayak cewek yang suka mikir ribet padahal inti nya iya.

"Dan lo percaya sama omongan dia? " tanya Daniel, Guanlin ragu apakah iya dia mempercayainya.

"Perasaan gue mengatakan yang sebaliknya" jawaban Guanlin tentu aja membuat Daniel kehilangan kesempatan melayangkan tinjuan kearah pipi adiknya itu, Daniel gak suka sama orang-orang yang suka sengaja dibuat gak peka padahal ngerti.

"Lalu apa lagi yang lo tunggu?"

"Gue nunggu waktu"

"Waktu gak bakal berubah Lin, tapi Jihoon 99% dia pasti bakal berubah jika suatu saat menekunkan yang lebih baik dari diri lo"

"Dan itu adalah kenyataan yang menyakitkan"

"Tentu saja" kata Daniel mantap, Guanlin menggusak rambut nya tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk dia juga jihoon ke depan nya.

Awal nya Guanlin tidak terlalu memusingkan hal ini kalau saja Jihoon tidak bersikap aneh seperti akhir-akhir sekarang, Daniel menatap Guanlin ternyata adiknya telah dewasa pikir Daniel dalam hati. Diam-diam Daniel tersenyum meskipun mereka jarang ketemu tapi perasaan sayang Daniel terhadap adiknya itu tetap menjadi nomor satu sebagai kakak.

KODETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang