"Ini kenapa lagi makan malah pada senyum-senyum? " minki melirik kearah keduanya, masih tetap sama mempertahankan senyuman yang entahlah arti dari senyuman itu apa."Bunda gak usah kepo deh! Kaya gak tau anak muda aja" sahut Daneil yang kebetulan baru keluar.
"Bunda ngerasa aneh aja loh Niel, perasaan baru aja tadi pagi bunda liat mereka tuh kaya marahan gitu. Bunda tanya aja mereka kayak nya gak nyadar " kalau soal menyindir Minki udah pasti juara nya,
Jihoon mempertahankan kepala nya yang menunduk, malu. Jelas malu lah. Bener juga kata Bunda nya Guanlin tadi aja sok keliatan marah tapi sekarang malah senyum-senyum gak jelas
Jihoon keliatan aneh gak sih?
"Parasaan Bunda aja kali "
Kata Guanlin menimpali, Minki yang tidak ingin merusak suasana hati anak nya hanya mengangguk tidak percaya. Sangat terlihat jelas jika saat ini ada sesuatu yang mereka sembunyikan dari nya.
Daneil berdehem, membuat Guanlin menoleh bersamaan dengan Jihoon. Lucu, satu kata yang dapat Daniel simpulkan dari kedua orang yang tengah di mabuk Asmara ini. Bagaimana tidak, mereka yang biasanya terlihat cekcok seperti anjing hendak bertelur 🙃 kini menjadi damai seakan ayam sudah bisa beranak.
"Paman belum pulang Bi? " Jihoon mengalihkan tatapan Daniel yang seperti sedang mengejek nya.
"Lembur Hoon, biasalah kejar target buat setoran " jawab Minki asal, lagian Jihoon ini ada-ada saja mana ada orang kerja jam segini udah pulang.
Hening, kembali hening yang menyelimuti makan siang mereka kali ini. Ini tidak biasa nya, jelas saja karena biasanya Guanlin dengan Jihoon yang selalu meramaikan meja makan. Tapi sekarang semua nya beda, Jihoon jadi merasa ada sesuatu yang aneh pada dirinya semenjak pengakuan nya untuk Guanlin tadi.
Guanlin bukan tak menyadari raut wajah Jihoon, tapi Guanlin juga tidak berhak menyerukan apa yang tengah Jihoon pikirkan.
* * * * * *
Setelah makan siang usai Guanlin langsung mengantarkan Jihoon yang ngebet banget kepengen pulang, padahal rumah nya cuma selangkah dari rumah Guanlin tapi Guanlin tetap keukeuh tak mengijinkan jihoon pulang sendiri.
"Lo gak papa kan ?"
Guanlin menahan tangan Jihoon yang sudah pamit untuk masuk, Guanlin gak bodoh. Dan Guanlin juga tau kalau pria di hadapan nya ini sedang memikirkan sesuatu.
"Em Gue baik-baik aja "
"Terus kenapa diem aja? Raut wajah lo juga gak secerah biasa nya"
Jihoon selalu gagal menyembunyikan sesuatu yang hendak ia pendam sendirian.
Jihoon menatap Guanlin, sesaat kemudian Guanlin langsung tersenyum dan memeluk Jihoon.
"Kenapa? Lo ngerasa gak nyaman? " Guanlin paham, Guanlin juga tahu kalau apa yang Jihoon khawatirkan akhir-akhir ini.
Guanlin membawa jihoon masuk dengan tangan memeluk pinggang Jihoon posesif, Jihoon yang di perlakukan seperti ini hanya bisa tersembunyi. Menyembunyikan wajah nya yang mungkin sudah merona.
Guanlin mengajak Jihoon duduk di kursi, namun ketika Jihoon hendak duduk di samping nya guanlin langsung menarik Jihoon agar duduk di pangkuan nya.
Guanlin sadar apa yang baru saja ia lakukan, ini bukan seperti yang sering Guanlin lakukan di kesaharian hidup nya. Tapi Guanlin ingin Jihoon paham, kalau pria tinggi yang tengah Jihoon tatap ini sangat mencintai nya.
"Suasana nya canggung ya King " Jihoon memainkan rambut Guanlin,
"Itu perasaan lo aja "
Guanlin memejamkan mata, menikmati elusan yang setiap Jihoon lakukan di permukaan wajah nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
KODE
Teen FictionCerita yang berisikan manusia-manusia penghuni produce karena gue gilaaa banget sama mereka. but, disini gue bakal lebih fokus ke panwink dan yang lain menyesuaikan melalui alur mereka. jangan sampai salah lapak! War? pulang aja lah!!! bahasa kasar...