1

9.7K 250 12
                                    

Seorang perempuan muda menatap dirinya di kaca besar lemari hias sudut kamar. Wajahnya telah cantik terhias make up seorang perias pengantin, dengan gaun indah yang syari berwarna putih lengkap beserta niqob dan sarung tangan menjadi pilihannya meski sempat diragukan banyak orang, terutama oleh keluarga lelaki yang akan menikahinya. Rasa sedih yang dialaminya tersimpan di dalam dada, sendiri hanya sendiri. Perdebatan seakan terjadi di antara kepala dan hatinya. Meski begitu, semua Ia sembunyikan dari orang-orang yang mengharapkan pernikahan ini, Ia berusaha tetap menerima apa yang ada di hadapannya. Begitupun dengan air mata yang tak henti jatuh berderai membasahi pipinya Ia sembunyikan di balik tabir penutup wajahnya.

Cklekkk

Seorang perempuan dengan kulit yang keriput mendekatinya.

"Aisyah, sudah selesai nak?"

Aisyah. Nama perempuan itu, perempuan muda yang merelakan keceriaannya hilang di masa yang semestinya menjadi tempat menggapai cita-cita dan segalanya. Sayang, kehidupannya terlalu rumit untuk dijelaskan.

"Sudah, Nek" Mendengar suara itu Aisyah segera mengusap butiran hujan yang singgah di wajahnya, padahal hari itu langit nampak cerah.

"Nek, apakah setelah pernikahan ini kehidupan Aisyah akan berubah. Apakah Aisyah akan bahagia?" Aisyah membalikkan tubuhnya hingga saling bertatap dengan wanita yang dipanggil nenek olehnya itu. Pertanyaan yang nyaris membuat neneknya bingung.

"Haaah" Neneknya menghela napas.

"Aisyah. Cucu nenek yang cantik wajah dan hatinya, cucu yang salihah dan nenek sayangi. Tentulah setelah pernikahan ini kehidupanmu akan berubah. Kau akan menjadi seorang istri, Kau akan menyandang nama baru keluarga barumu, dan Kau akan bahagia lagi setelah menyandang sebagai seorang ibu" Perempuan itu mendekati Aisyah, diusapnya air mata yang disembunyikan oleh cucunya itu.

Sebenarnya Ia tahu bagaimana perasaan cucunya, hanya saja tak banyak yang bisa Ia perbuat selain doa yang terbaik.

"Terima kasih, nek. Aisyah sayang Nenek"

Mereka saling berpelukan, masing-masing menyimpan sebuah rasa haru yang mendalam.

***

Sementara Derel telah duduk menunggu kedatangan perempuan yang akan dinikahinya. Perempuan yang membuatnya berpikir apakah orang tuanya sudah tak mempercayainya untuk mendapatkan istri yang sesuai dengan keinginannya. Namun, Geral tak bisa menepis kemauan orang tuanya itu, bila itu terjadi Ia akan dibuang orang tuanya dan tak akan menerima sepeserpun harta orang tuanya. Itulah yang membuat Ia mau menikah dengan perempuan yang berbeda usianya lima tahun. Ia yakin perempuan yang dipilihkan orang tuanya itu adalah perempuan baik, mengingat Aisyah adalah satu-satunya perempuan berhijab yang hadir di kehidupannya, meski tampilannya tak semenarik perempuan yang selama ini memanfaatkan kekayaan dan ketampanannya saja -perempuan yang Ia panggil gila-. Dirinya sudah putus asa oleh nama cinta karena para perempuan yang pernah  Ia cintai. Hingga akhirnya mau menerima perjodohan yang membuatnya makin gila.

Dan tibalah Aisyah di sampingnya membuyarkan lamunan rumit yang memenuhi pikirannya. Segera mungkin Derel membenarkan posisi duduknya, sekilas Derel menemukan mata yang sembab seakan menyimpan banyak luka dan kesedihan yang tinggal di dalamnya dari mata Aisyah. Batinnya berucap penuh pertanyaan, mungkin saja apa yang dirasakannya sama dengan perasaan Derel meski tak berani Derel mempertanyakannya langsung. Kali ini Ia dibuat diam tak tega oleh perempuan yang sama sekali tak dikenalnya, padahal sebelumnya Ia tak pernah merasakan hal ini pada perempuan lain meskipun mengemis sekalipun padanya. Sifat tak acuh yang Ia miliki lenyap saat menatap Aisyah.

 "Apakah kalian berdua siap?" Tanya penghulu pada Derel dan Aisyah.

Keduanya sempat diam, disusul helaan napas Derel yang sepertinya menyimpan banyak beban.

"Saya siap, Pak!" Ucap Derel.

"Bagaimana denganmu, Aisyah?" Tanya penghulu itu lagi. Aisyah hanya tertunduk membisu, sesekali hujan luruh di pelupuk matanya.

***

Hai readers, terima kasih sudah mampir. Yuk komen dan jangan lupa beri vote yah...

Salam kenal, Dear 😊😊

Sebuah Air Mata CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang