Siang itu Linggar berjalan menuju ke sebuah toko butik milik ibunya.
Sebagai anak tunggal, dia terpaksa mengelola tempat itu setelah orang tuanya mengancam akan menghentikan uang jajannya.
Bukan tanpa alasan mereka melakukan itu, mengingat kebiasaan Linggar yang suka menghambur-hamburkan uang tanpa memperdulikan bagaimana orang tuanya mencari setiap lembar uang yang dia habiskan untuk bersenang-senang di club malam.Tapi kini kebiasaan buruk itu perlahan mulai menguap begitu dirinya mengelola salah satu butik milik ibunya.
Dia jadi tahu jika orang tuanya tidak hanya mencari uang untuk dirinya.
Tapi mereka juga memikirkan gaji karyawan yang bekerja di toko itu.
Apa lagi jika salah satu karyawan mengalami kemalangan seperti yang terjadi pada Mbak Tri, salah satu karyawan di butik tempat yang Linggar kelola sekarang.Suaminya lepas tanggung jawab setelah kebur dengan seorang wanita yang di temuinya di tempat kerja.
Mbak Tri terpaksa memutar akal untuk mencari tambahan uang agar kedua anaknya bisa tetap sekolah setelah Ayah mereka pergi tanpa di ketahui rimbanya.Di situlah orang tua Linggar berperan, mereka meminta Mbak Tri untuk membantu di rumah.
Sekedar bersih-bersih dan mencuci baju walaupun membayar binatu lebih murah dari gaji yang di berikan ke Mbak Tri.
Tapi begitulah cara mereka membantu agar karyawan lain tidak iri.Linggar mendengus kesal, matanya masih sedikit mengantuk setelah tadi malam Rendi tidak membiarkannya tidur.
Sahabatnya itu bicara sampai menjelang pagi, memaki tanpa henti sosok Irwan yang sekarang sudah resmi jadi mantan pacarnya.Baru saja Linggar membuka pintu, Mbak Tri sudah berhambur mendekatinya sambil tersenyum sumeringah.
"Mas Linggar, di cari sama orang tuh..."
Ujar wanita 30 tahun itu ketika dirinya telah berdiri di depan Linggar."Siapa mbak...?"
"Ga' tau, orangnya ganteng, tinggi besar.
Katanya temen dari temennya Mas Linggar.
Kasihan Mas, dia udah nunggu Mas Linggar dari jam 8 pagi"Linggar mengerutkan dahinya, dia tidak tahu siapa yang mencarinya di siang bolong begini.
Bahkan kata Mbak Tri orang itu sudah menunggunya dari tadi pagi.
Pasti udah lama sekali mengingat Linggar datang ke Butik pukul 1 siang, paling tidak orang itu sudah kenunggu dirinya dari 5 jam lalu.Linggar melepas jaket denim hitamnya, pemuda itu berjalan dengan langkah mantap masuk ke salah satu ruangan tertutup yang ada di sudut Butik.
Dia melihat seorang pria duduk di kursi sambil bermain ponsel dalam posisi membelakanginya.
Orang itu bahkan tidak menyadari kedatangannya kalau saja Linggar tidak berdehem.Pria asing yang tengah duduk itu serta merta berdiri, dia berbalik melihat ke arah Linggar.
Mata Linggar melebar, dia sama sekali tidak kenal pada pria tampan yang berdiri di depannya itu.
"Lo siapa...?"
Tanya Linggar yang berjalan mendekati laki-laki yang nampak tersenyum ke arahnya."Kenalin gue Arga..."
Ucap pemuda itu memperkenalkan dirinya seraya mengulurkan tangan ke arah Linggar.Linggar melihat tangan Arga tanpa ada niat buat menerima uluran tangan pemuda itu.
"Gue ga' kenal sama lo, ada perlu apa apa dateng ke sini...?"Arga menyipitkan matanya, tanpa berkata apa-apa pemuda itu segera menyahut tangan Linggar.
"Karena elo ga' kenal sama gue makanya kita kenalan dulu..."
Ucap pemuda yang kini berhasil menggenggam tangan Linggar membuat mata Linggar memicing.
Dia merasa tidak suka pada orang yang sok akrab dengannya,
Apa lagi di awal mereka ketemu."Apaan sih..."
Dengus Linggar jengah sambil menarik lepas tangannya dari genggaman Arga.
"Jangan sok akrab, gue paling anti sama orang kayak lo.
Ada perlu apa dateng ke sini...?"
Tanyanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Dare (Selesai)
RomanceWARNING ZONA PELANGI 21+....!!! BAHASA AKAN TERDENGAR SANGAT FRONTAL 17-08-2018 s/d 27-11-2018 BOOK 01 "Cinta itu sebuah permainan, tidak ada laki-laki yang setia di muka bumi ini. apa lagi cowok gay, mereka cuma ngincar kita buat pelampiasan sex m...