TOD 12

19.6K 1.6K 207
                                    


Pagi itu Linggar menggedor pintu kos Rendi dengan amat keras.
Dia tidak perduli jika aksinya membuat penghuni kos lain merasa terusik.
Linggar lagi galau berat, dia butuh temen curhat.
Setidaknya dia pengen cerita soal apa yang dia rasakan kepada sahabat baiknya itu.
"Ren...elo mati ya di dalam...??!!"
Teriak Linggar seraya menggedor pintu di depannya lagi.

Sedetik kemudian Rendi membuka pintu kamarnya dengan mata melotot.
Dia terlihat hanya memakai handuk dengan rambut masih memakai shampo.
"Elo ngapain sih...bikin ribut di kos orang...?"
Dengus Rendi kesal.

Tanpa menjawab Linggar malah berhambur masuk ke dalam lalu menjatuhkan dirinya ke atas tempat tidur Rendi.

Rendi yang baru saja menutup pintu melihat sahabatnya itu dengan mata menyipit.
"Elo kenapa...?"

"Ga' taulah Ren,  gue lagi butuh elo sekarang..."

"Elo pengen ngentot sama gue...?"
Tanya Rendi dengan mimik wajah sumeringah.

Linggar segera berbalik dan duduk di atas tempat tidur Rendi seraya melempar bantal ke tubuh pemuda itu.
"Otak lo ngeres amat sih nyet, gue ga' ada niat ngentot sama temen gue"

Rendi tersenyum lebar.
"Kalau gitu kita ga' usah temenan aja, gimana kalau kita pacaran biar bisa ngentot...?"

Linggar terdiam tapi mata pemuda itu berubah garang hingga membuat Rendi ketakutan.

"Gue becanda...!"
Ujar Rendi sambil memperlihatkan jarinya yang membentuk lambang V.
Buru-buru pemuda itu berlari ke kamar mandi saat Linggar bangkit dari duduknya.

"Elo mau lari kemana nyet...!!"
Teriak Linggar yang mengejar Rendi.

"Hahaha....gue mau mandi, emang elo yang bisa masuk kerja seenak jidat lo...!"
Jawab Rendi yang telah masuk kembali ke kamar mandi sambil mengunci pintunya.

Linggar mendesah dan berdiri di depan pintu kamar mandi yang sudah terkunci dari dalam.
Dia mengulurkan tangannya ke depan dan menyentuh pintu tersebut.
"Ren, elo ga' kangen sama Irwan...?"

"Kangen sih, tapi gue ga' mau mikirin"

"elo ga' mau maafin dia...?"

"Enggaklah, dia itu udah selingkuh.
elo sendiri bilang ke gue kalau sekali orang selingkuh dia bakal selingkuh lagi"

Linggar mendesah, dia menunduk.
"Dan gue juga bilang kalau semua cowok cuma mikirin soal ngesex.
Tapi ternyata gue salah, ga' semua cowok begitu..."
Linggar memejamkan matanya, dia merasakan sakit yang menusuk ulu hatinya.
Hingga membuat pemuda itu meremas dadanya sendiri.
"Arga salah satunya..."

Rendi segera mematikan kran airnya setelah selesai membilas rambut dan tubuhnya.
Pemuda itu menarik lagi handuk bekas pakai yang dia gantung di belakang pintu.
"Elo bilang apa barusan...?"
Tanya Rendi yang membuka pintu kamar mandinya, dia melihat Linggar menunduk di depannya.

Linggar mendongak dan melihat ke arah Rendi.
"Gue kayaknya jatuh cinta sama Arga"

Mata Rendi melebar kala mendengar ucapan itu.
"Kok bisa...?"
Rendi memegang wajah Linggar, dia melihat mata sahabatnya itu berkaca-kaca.
Rendi mendesah, dia segera memeluk tubuh Linggar sambil mengusap punggungnya.

"Gue takut Ren, kenapa juga gue harus jatuh cinta lagi"

"Jangan takut Gar, elo emang ga' bakal bisa nolak saat perasaan cinta itu datang ke lo.
Gue malah seneng dengernya, akhirnya elo bisa jatuh cinta lagi"

Linggar melepas pelukan Rendi, pemuda itu segera berbalik dan berjalan gontai menuju ke tempat tidur sahabatnya.
Untuk kedua kalinya Linggar menjatuhkan diri ke atas tempat tidur itu, akan tetapi kali ini dalam posisi terlentang.
Dia menutup matanya dengan lengannya hingga membuat kaus yang di pakainya tersingkap ke atas.
Memperlihatkan otot perutnya yang kentara.

Truth or Dare (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang