TOD 5

23.9K 1.9K 180
                                    


Linggar duduk di sofa rumahnya dengan perasaan bercampur aduk.
Pemuda itu sesekali melihat jam tangannya, dan kemudian melihat ke arah jam di dinding rumahnya.
Entah apa yang di pikirkannya mungkin saja dia mengira kedua jam itu punya detik yang berbeda, karena itu dia memilih mempercayai jam yang lebih cepat beberapa detik di tangannya.
Agar dia bisa berharap Arga ga' jadi datang ke rumahnya.
Kalau waktu sudah lewat dari jam 1.

"Tumben hari minggu masih di rumah...?"
Tanya seorang wanita cantik yang duduk di depan Linggar sambil membawa sebuah majalah.
Wanita itu adalah ibunya Linggar, pemilik butik terkenal yang punya beberapa cabang di seluruh kota.

Linggar menghela nafas lemah, dia menyandarkan tubuhnya ke belakang sambil melipat kedua tangannya ke dada.
"Males mau keluar..."

"Memangnya Rendi ga' ngajak kamu main...?"
Tanya Ibu Linggar yang sudah kenal lama dengan Rendi mengingat dia adalah teman anaknya sejak mereka baru masuk kuliah sampai sekarang.

"Nggak"
Jawab Linggar singkat dengan nada sedikit kesal.

"Mas Linggar, dicari temennya"
Ucapan Bi Sum membuat Linggar menoleh ke arah wanita itu.
Bi Sum adalah pembantu rumah tangga yang sudah bekerja di rumah itu sejak Linggar masih SD.
"Orangnya nunggu di depan pintu"

Linggar mendengus sebal, karena harapannya tidak terwujud.
Pemuda itu sudah bisa menebak siapa yang datang.
"Iya Bi, makasih"
Dengan ekspresi malas, is segera berdiri dari duduknya.

Ibu Linggar yang awalnya sibuk membolak balik majalah di pangkuannya serentak menatap ke arah putranya.
"Siapa yang datang...?"

"Temen Ma, kemarin udah bilang mau jemput"

"Tumben ada yang jemput kamu, biasanyakan kamu selalu yang jemput"

Linggar tersenyum.
"Keluarnya bukan sama Rendi Ma, makanya Linggar yang di jemput"

Ibu Linggar kembali fokus melihat majalah di pangkuannya lagi.
"Siapa namanya, Mama kenal ga...?"

Linggar terdiam sesaat.
"Namanya Arga, Ma.
Dia temen baru Linggar, Mama bulum kenal"

Ibu Linggar kembali menatap Linggar tapi kali ini hanya sebentar.
"Hati-hati kalau milih temen, nanti kamu kebawa pergaulan yang aneh-aneh lagi..."

"Iya, Linggar tau"

"Ajak masuk ke sini, Mama pengen kenal sama orangnya"

Linggar tidak menanggapi ucapan ibunya barusan, dia dengan langkah gontai berjalan menuju ke pintu utama, tepat pas dia membukanya tampak Arga sudah berdiri di depannya.
Dia memakai pakaian yang sedikit formal.
Memadukan kemeja lengan panjang yang di gulung sampai lengan dengan celana hitam.

"Elo belum mandi...? Gue kemarin bilang mau jemput elo jam satukan...?"
Ujar Arga yang melihat Linggar masih memakai celana pendek dan kaus oblong warna hitam.

"Gue ga' bilang kalau gue maukan...elo juga kenapa bisa nemuin alamat rumah gue padahal gue ga' kasih tau...?"

"Irwan yang kasih..."

Mendengar nama peselingkuh itu membuat wajah Linggar berubah emosi.
Rasanya dia mau nonjok Irwan lagi karena dia sudah seenaknya kasih alamat rumahnya pada Arga.

"Linggar...ajak temennya masuk...!"
Teriakan Ibu Linggar membuatnya memutar bola matanya.

"Masuk gih, Mama gue mau ketemu.
Awas ya...jangan berani ngomong macem-macem soal gue.
Bakal gue robek mulut lo itu kalau elo cerita yang aneh-aneh"
Ancam Linggar sambil menunjuk langsung ke arah wajah Arga sambil melotot.

"Iya gua ngerti"

Akhirnya dengan berat hati Linggar membukakan pintu rumahnya dan mengizinkan Arga masuk ke dalam.

Truth or Dare (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang