Pagi ini Linggar terbangun dengan tubuh kepayahan.
Pemuda itu mencoba membuka mata setelah mendengar ketukan di pintu kamarnya."Mas Linggar...di panggil nyonya di suruh sarapan sama-sama..."
"Iya, Linggar udah bangun.
Bentar lagi turun..."
Desah pemuda itu, dia perlahan duduk dari tidurnya.Pemuda itu menoleh ke arah samping melihat ke arah sesuatu yang tertutup selimut.
Sebuah senyum tersungging di bibirnya, Linggar mengusap selimut itu.
Matanya memicing kala merasakan tekstur benda yang tertutup selimut di sampingnya.Buru-buru Linggar menyingkap selimut tersebut dan mata pemuda itu menyipit.
"Guling...???"
Pekiknya kala sudah tidak menemukan Arga di sana.Buru-buru Linggar beringsut mengambil ponselnya yang ada di atas meja lampu di samping tempat tidurnya.
Dia menekan nomer milik Arga yang tertera di layar ponselnya."Pagi sayang, kamu udah bangun..."
Suara Arga menyapa di sebrang sana."Sayang matamu, elo kok udah pergi sih nyet ninggalin gue gitu aja...?"
"Sorry, gue kerja hari ini makanya gue bangun pagi, tadi langsung pulang"
"Kenapa ga' pamit...?"
"Gue udah pamit Gar, elo juga jawab nyuruh gue jangan berisik.
Yadah, gue pergi""Eh...kok gue ga' inget ya...?"
"Gimana mau inget, elonya aja bicara sambil tidur"
Linggar tertawa garing sambil menggaruk kepalanya yang ga' gatal.
"Iya juga ya...""Gimana masih sakit ga...??"
Wajah Linggar berubah merona.
"Sialan lo, jangan nanya begitu bisa ga...?
Gue bukan cewek nyet, jadi jangan perlakuin gue kayak anak perawan yang habis elo entot...!!""Iya tau elo cowok tulen, makanya gue suka sama elo"
Ujar Arga di akhiri dengan tawa."Udah ah...gue mau makan...!"
Dengus Linggar mematikan ponselnya dan melemparnya begitu saja ke atas selimut.
Pemuda itu segera turun dari tempat tidur.
Rasanya masih ada sesuatu yang mengganjal di pantatnya saat dia berjalan."Haduh...brengsek tuh onderdil Arga, dirobek ga' semalam pantat gue...?!"
Pekik Linggar yang berjalan ke kamar mandi dengan cara jalannya yang ngangkang untuk membuang urin yang sudah memenuhi kantung kemihnya.Setelah selesai dengan urusannya dan membersihkan diri dengan mencuci tangan dan wajahnya Linggar turun ke lantai satu dan segera menuju ke ruang makan.
Di sana nampak kedua orang tuanya tengah duduk dan makan bersama.
Tapi ada yang lain pagi ini, Ayahnya ada di sana dengan pakaian casual.
Dia hanya mengenakan kemeja dan celana panjang."Papa ga' ke kantor...?"
Tanya Linggar yang duduk di kursi seraya membalik piring di depannya."Papa sama Mama mau pergi ke Singapur, kamu mau ikut...?"
Ibu Linggar bicara sambil meletakkan nasi goreng ke atas piring Linggar."Mau ngapain...?"
"Om kamu lagi sakit, kita mau jenguk ke sana sekalian silaturahmi ke keluarga yang lain"
Linggar mengangguk, pemuda itu memasukkan nasi goreng ke mulutnya.
"Linggar di rumah aja"Orang tua Linggar saling pandang sebelum menatap Linggar yang tengah makan dengan lahapnya.
Sepertinya aktifitas semalam berpengaruh pada selera makan pemuda itu."Tumben ga' mau ikut...?"
Tanya sang Ayah yang tampak memandang wajah Linggar dengan seksama."Linggar mau ngurusin butik Pa pembukuan kemarin belum Linggar selesaiin.
Apa lagi ini udah hampir akhir bulan, bentar lagi harus bayar gajinya orang-orang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Dare (Selesai)
RomanceWARNING ZONA PELANGI 21+....!!! BAHASA AKAN TERDENGAR SANGAT FRONTAL 17-08-2018 s/d 27-11-2018 BOOK 01 "Cinta itu sebuah permainan, tidak ada laki-laki yang setia di muka bumi ini. apa lagi cowok gay, mereka cuma ngincar kita buat pelampiasan sex m...