About Me

5.1K 273 12
                                    

Author Pov

Sore itu seorang pria tampan sedang duduk disebuah bangku taman tersenyum sambil menutup matanya menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Dia sedang mengingat kisah lalunya bersama dengan cinta pertamanya di taman itu.

Awal pertemuan yang tak dia pahami mengapa jantungnya berdetak aneh saat melihat wajah gadis imut itu. Tiba-tiba seseorang menepuk bahunya.

"Jangan pamerkan senyum manismu ditempat seperti ini" ucapnya dingin sembari duduk disamping si pria.

"Astaga aku kaget! Kau sudah sampai?" tanya si pria.

"Apakah aku tak terlihat?? Aku sudah duduk disebelahmu dan kau masih bertanya aku sudah sampai, Am?" ucap si gadis yang kesal dengan pertanyaan si pria, ya pria itu Amber.

"Hahaha maafkan aku" jawabnya dengan senyum bodoh khas miliknya.

"Baiklah, bisa kita mulai sekarang? Aku penasaran dengan apa yang sudah kau lalui hingga jadi kau yang sekarang. Sungguh aku tidak menyangka kau yang dulu bodoh, kaku, membosankan dimata wanita berakhir dengan seperti ini" kata si gadis yang bernama dani dengan penasarannya yang tingkat tinggi.

Sejenak Amber melihat Dani, kemudian dia tersenyum manis dan merubah arah pandangnya lurus kearah taman.

"Baiklah akan aku ceritakan" ucap Amber

-----------------------------------------------------------------

September 2006

Amber Pov

Hai, aku Amber Liu saat ini aku duduk di bangku kelas 2 SMA. Aku suka seni, maka dari itu aku ada di sekolah ini SOPA, sekolah seni yang banyak melahirkan artis berbakat di Seoul, tapi bukan berarti cita-citaku ingin menjadi artis. Aku hanya menyukai seni, terutama musik. Aku suka bernyanyi, aku tidak ingin sombong hanya saja kalian harus tahu bahwa aku bisa bermain semua alat musik tapi tidak ada yang tahu bahkan mungkin tidak ada yang percaya padaku karena style seperti ku yang cupu berkacamata, kaku, canggung, terlihat bodoh di mata teman-temanku disekolah ini kecuali 3 orang sahabatku.
Yah, mereka adalah henry, shannon dan kiirstin. Mereka teman terbaikku, mereka yang bisa menerimaku apa adanya, mereka selalu ada bahkan mereka melindungiku ketika aku di bully, mereka menghiburku jika kekasihku memutuskan ku walaupun aku tidak merasa sedih karena aku pun belum pernah jatuh cinta atau merasakan jatuh cinta pun belum.

Hanya saja Henry selalu memaksa ku untuk menjalin hubungan, katanya agar aku tahu hidup itu indah haha dia bodoh bukan?
Henry seorang playboy, kau tidak akan tahu hari ini dia akan berpacaran dengan berapa gadis, kadang aku berpikir bagaimana bisa Henry bermain aman tanpa diketahui pacar-pacarnya yang lain wah jika mereka tahu aku tidak bisa membayangkan bagaimana hidup anak itu.
Baiklah aku akan ceritakan awal mula aku merasakan jatuh cinta yang tadinya kupikir mungkin aku terkena serangan jantung ringan karena sebelumnya aku tidak pernah merasakan jantungku berdetak tak karuan.

Pagi itu saat aku sampai di sekolah dan masuk ke kelas kemudian duduk dibangku ku sambil kuletakkan kepalaku diatas mejaku.
Kurasa seseorang mendekat kearahku, duduk disampingku dan ikut merebahkan kepalanya di meja. Ku buka mataku dan....

"Apa ini hari patah hatimu lagi kawan?" ya itu Henry dengan pertanyaan menyebalkan.

"Huh kupikir siapa" kupejamkan lagi mataku tanpa menjawab pertanyaan bodohnya.

"Apakah kau pikir aku wanitamu teman" dan Henry bertanya lagi

"Henry apa kau ingin begini terus?" tanyaku dengan menatap tajam wajahnya

Dia mengerutkan keningnya dan memberikan ekspresi bingung "Begini? Maksudmu?"

"Apakah kau ingin terus membelai pipiku seperti sekarang ini?! Oh Henry aku pikir sekarang kau mulai menyukaiku" kataku yang sedari awal dia duduk disampingku tangannya sudah mengelus pipiku layaknya sepasang kekasih yang sedang kasmaran.

Plaaakkkk!!!!  "Wooooppss sorry, Am!! Tanganku refleks hahaha" dia menamparku dan tertawa puas melihat pipiku memerah.

"Jadi katakan padaku apa alasannya kali ini?" dia bertanya dengan pertanyaan yang sama di kondisi yang sama pula

"Aku pria membosankan" jawabku tanpa melihatnya kebiasaanku ketika berbicara dengan orang adalah aku tidak bisa memperhatikan wajah mereka, kecuali ketika aku kesal.

Aku tahu wajah Henry seperti apa sekarang tanpa aku harus melihatnya, dia pasti menatapku dengan sendu dan sebentar lagi dia akan memegang bahuku untuk menguatkan ku walaupun aku tidak merasa sedih sama sekali ketika hubunganku harus berakhir.

"Kau akan mendapatkan yang lebih baik darinya kawan" Henry memegang bahuku, sudah kukatakan dia pasti akan memegang bahuku dan aku hanya terkekeh tanpa melihatnya.

Sesaat setelah kami berbincang, masuk 2 wanita yang setiap hari selalu memancarkan aura kegembiraannya menambah hari-hari ku semakin baik-baik saja, mereka adalah kiirstin dan shannon.

"SELAMAT PAGI!!!" sapa mereka berdua serentak membuat aku dan henry menutup telinga kami

Shannon menghampiriku dan memegang pipiku kemudian dia bertanya "Apa kau baik, Am? " yah shannon selalu memberikan perhatiannya padaku walaupun aku tahu itu adalah perhatian seorang sahabat tetap saja aku selalu malu.
Dengan pelan aku melepas tangannya yang ada di pipiku kemudian aku menganggukkan kepalaku tanda aku baik-baik saja hari ini sambil tersenyum tanpa memandangnya.

"Oke guys perutku pagi ini sangat berisik entah apa yang terjadi didalam sini, apakah kalian ber3 bersedia untuk sarapan denganku? Hmmmm aku tidak menerima penolakan" itu Kiirstin tapi aku lebih suka memanggilnya kris, dia memang seperti itu. Hobi berbicara, dia sangat cerewet, konyol, lucu dan kadang aneh dia bertanya tapi dia tidak suka penolakan.

Oke, karena dia tidak suka penolakan apa boleh buat kami pergi ke kantin pagi itu untuk sarapan bersama. Dan disitulah aku bertemu dengan gadis pendek, mempunyai eyes smile yang lucu, dia terkenal di sekolah selain karena dia imut, dia juga sulit didekati karena pribadinya yang manis membuat semua pria jatuh cinta padanya. Namanya, Aom Sushar.

Aku menyukainya, hanya saja aku tidak tahu apakah aku jatuh cinta padanya atau hanya sekedar suka. Tapi aku tidak terlalu peduli dengan hal itu karena aku sadar diri siapalah aku ini? Laki-laki cupu yang bahkan tidak ada yang mengenaliku selain teman sekelas dan sahabatku. Mungkin Aom juga tidak tahu bahwa aku sekolah di tempat yang sama dengannya hehehe.

I Love You to the Moon and Back [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang