Care

2.1K 239 8
                                    

"Siapa??" tanya mereka kompak membuat krystal kaget mereka bisa sekompak itu bertanya dengan nada yang sama pula

"Nanti juga kalian akan tahu" Jawab Krystal cuek dan kembali menikmati makanannya

Mereka yang mendengar jawaban krystal lalu mendengus kesal. Mereka kembali berbincang tentang hal lain.
===============================
Keesokan harinya...

Amber Pov

Hari minggu ini aku sudah berjanji dengan sahabat-sahabatku untuk quality time bersama di cafe tempat kami biasa berkumpul. Tapi sebelum kesana, siang ini aku berniat untuk ke rumah Aom dulu. Sudah lama aku tidak bermain catur dengan Ayahnya.

"Hai Amb, apa kabarmu nak?" tanya Ayah Aom padaku kemudian memelukku

"Aku baik ayah. Ayah apa kabar? Apa ayah baik-baik saja?" tanyaku yang memang rindu dengan Ayah Aom

"Ayah baik dan semua baik-baik saja walaupun hati ayah sedikit kesepian tanpa gadis kecil ayah. Masuk lah, kita mengobrol didalam" ajak ayah aom dan kami pun duduk diruang tamu.

"Bagaimana kuliahmu?" tanya Ayah Aom

"Lancar ayah. Semester awal ini aku hanya di sibukkan dengan membuat makalah, dan tugas-tugas lainnya" jawabku sambil berjalan menuju dapur dan mengambil air minum untuk kami berdua.

Aku sudah seperti anak bagi Ayah Aom disini, dan dia menyuruhku untuk terbiasa dirumahnya katanya "anggap saja ini rumahmu juga kau kan calon menantuku yang gagal menikahi anakku" kata-katanya sukses membuatku menekuk wajahku dan dia yang melihat itu malah tertawa puas

Aku kembali membawa dua gelas air dan duduk di depan Ayah Aom

"Apa kau belum mendapatkan kekasih?" tanya nya lagi

"Belum" jawabku singkat sambil meminum airku

"Aaahh benar juga. Siapa yang mau denganmu kalau bukan hanya anakku yang khilaf jatuh cinta padamu" ucapnya lagi membuatku semakin cemberut.

"Ayah, itu karena aku belum mau mencari pengganti Aom" jawabku kesal dan membuat dia tersenyum

"Kau harus belajar mencintai orang lain Amb. Ayah yakin Aom tidak akan marah, bukankah dia pernah memintamu untuk membuka hati?" tanya Ayah dengan nada ramahnya persis seperti Aom

"Aku tidak yakin jika aku bisa ayah" ucapku menundukkan kepalaku

Ayah Aom bangkit dan duduk disampingku. Tangannya mengelus kepalaku

"Kau pasti bisa. Semuanya tergantung pada hatimu, jika kau mau maka tidak ada yang tidak bisa, kau hanya perlu mencoba. Anakku akan bahagia jika melihatmu bahagia" nasihat ayah aom padaku membuatku ingin menangis

"Ulji maseyo.. Aku tidak suka melihatmu menangis. Jika kau mempunyai kekasih, bawalah dia kesini. Ayah tidak ingin jika kau punya kekasih, kau melupakanku dan tidak menemaniku bermain catur lagi" ucapnya dengan pura-pura bersedih

"Tidak mungkin aku melupakan ayah. Ayah juga orang tuaku sekarang. Lagipula bukankah ayah bilang aku ini calon menantu ayah yang gagal menikahi anak ayah?" ucapku membuat suasana sedih berubah menjadi ceria kembali

Ayah Aom tertawa mendengar ucapanku "Dasar anak bodoh! Haaahh ayah senang mengenalmu Amb, kau membuktikan pada ayah bahwa kau bukan hanya sayang pada Aom tapi juga pada Ayahnya ini" ucap ayah sambil melihat ke arah bingkai foto Aom yang sedang tersenyum manis

Aku mengikuti arah pandang ayah dan ikut tersenyum "Itu karena Aom mengajarkanku bahwa mencintainya berarti aku juga mencintai segala apa yang ada di hidupnya termasuk keluarganya dan teman-temannya" ucapku pada ayah

I Love You to the Moon and Back [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang