Ini adalah versi revisi yang akhirnya akan saya posting full di sini. Yolong bantuannya untuk vote dan share buku ini, agar lebih banyak yang baca dan tahu cerita ini. Sebelumnya Dhi ucapkan terima kasih. 😍😍Vote n comment ya😘
♣️♣️♣️
Jiwa muda itu memang penuh semangat dan rasa penasaran tinggi. Tapi ingat, rasa penasaran itu kadang bisa membuatmu dalam masalah...
👻👻👻
"Woi, cepetan! Kita bisa kemaleman, nih!"
Wildan, remaja berbadan besar itu duduk di balik kemudi dengan resah. Ia sudah nenantikan hari ini dengan tidak sabar. Pergi berkunjung ke desa yang masih asri jauh dari kebisingan kendaraan. Bermain di air terjun, mendaki gunung dan susur sungai. Pasti menyenangkan. Siapapun tidak akan merasa sabar, jika suda tahu tempat yang akan mereka kunjungi. Desa Sapiturang, desa dengan panorama alam yang sangat indah dan asri. Pegunungan terhampar mengelilingi tempat itu, sungai, air terjun, persawahan, pemandangan yang sangat memanjakan mata.
Ia berdecak lalu menjulurkan kepalanya keluar jendela, merasa geram saat melihat teman-temannya tidak bergegas masuk ke dalam mobil tapi malah bersenda gurau. Ia hanya khawatir akan tiba di tempat itu saat matahari terbenam. Apalagi banyak yang mengatakan, jalur untuk mencapai desa itu sangat sulit, mereka harus melewati hutan wingit. Wildan mengibaskan tangannya. Ia bukan pecundang yang takut pada mitos. Itu mitos!
Tin tin tinnnn!
Ia menekan klakson dengan tidak sabar, membuat teman-temannya semakin senang bisa membuat Wildan merengut kesal.
"Bentar napa, Wil, kita lagi berkemas."
Nara, cewek seksi berambut hitam panjang itu menoleh sambil menyeret kopernya menuju bagasi mobil."Tauk tuh anak, nggak sabaran banget. Udah dipanggil kali sama penunggu tuh kampung." Martha tertawa lalu tawanya berangsur berhenti saat menatap teman-temannya yang sedang menatap dirinya dengan tatapan horor.
"Ngomong apa sih lo, Tha?! Jaga ucapan lo!" sahut Nara sambil melotot ke arah Martha, suasana mendadak berubah canggung, membuat Reza dan Wildan mendengkus kesal.
Martha tersenyum kaku. "Iya, iya, maafin gue, gue cuma bercanda kali."
"Bercanda lo nggak lucu, horor iya. Udah cepetan pada masuk!" Reza berteriak lalu diangguki dua cewek yang kemudian masuk ke dalam mobil dengan patuh.
Perlahan mobil bergerak meninggalkan rumah Martha, menembus sore hari dengan matahari yang masih menampakkan sinarnya. Angin berembus lembut dan dingin membuat bulu kuduk meremang.
Tanpa mereka sadari, dari kejauhan di antara semak, berdiri sosok samar yang terhalang dedaunan, sekitar matanya berwarna hitam, ia tersenyum lalu bersenandung kecil sambil mengusap rambut panjangnya yang digerai menyamping melewati dadanya. Suaranya merdu membuat merinding, nyanyian mistis yang mampu membuat rasa takut menjalari hati, lalu raga itu perlahan akan kehilangan daya, lalu semakin lemah dan ambruk dalam ketidak berdayaan.
*****
"Astoge, kita udah lewat jalan ini tadi!" Pekik Nara, saat sekali lagi mobil yang ditumpanginya melintasi jembatan yang terbuat dari kayu, jembatan yang sama. Hari semakin malam, ia merogoh sakunya lalu mengambil handphone berlayar sentuh lebar.
Ponsel menyala, jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan mereka hanya berputar-putar di tempat asing dan gelap tanpa listrik satupun ini sudah berkali-kali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Seruni (Tamat)
ParanormalKABAR GEMBIRA! Misteri Seruni part lengkap sudah tayang di Kwikku dan KBM APP (berbayar). Ada part yang tidak pernah dipublikasikan di manapun. Bab yang paling seru dan dinanti. Monggo untuk mampir baca. Dijamin bikin mikir keras. https://www.kwikku...