Minor Surgery

876 52 0
                                    

Suasana begitu hening. Seokjin memeriksa keadaan anak laki-laki yang di bawa Yoongi dengan sabar. Ia  kemudian menegakkan duduknya dan menghembuskan napas.

"Apa dia baik-baik saja?" Tanya Yoongi sedikit gelisah.

Jimin dan Nami secara bersamaan menatap Yoongi dari arah berlawanan dan langsung berpaling ketika pandangan mereka bertemu.

"Eum~ entahlah" Jawab Seokjin tanpa melepas pandangannya dari anak itu.

"YA! Kau kan dokter!" ucap Yoongi putus asa.

"Lalu kau siapa? Ayahnya?" Seokjin menatap Yoongi sedikit menggoda "Aku belum selesai menyampaikan diagnosaku"

    "Naega? YA!"  balas Yoongi dengan ekspresi tidak setuju.

"OPPA!" teriak Nami.

"WAE?" Balas Seokjin dan Yoongi bersamaan.

Nami dan Jimin sedikit terkejut. Nami menatap Seokjin dan Yoongi bergantian dengan tatapan kesalnya. Ia kemudian menghembuskan napasnya kasar.

  "Neo!" Nami menatap Seokjin "katakan inti diagnosamu"

     Nami kemudian menatap Yoongi  "Neo! Bukan hanya kau saja yang ingin tahu keadaan anak itu, jadi tenanglah. Apa ada masalah?"

Seokjin, Yoongi, bahkan Jimin menatap gadis itu dengan tatapan tidak percaya. Seokjin dan  Yoongi menghembuskan napas dan berkedip bersamaan.

"Yo Nami!" seru Seokjin dan Yoongi bersamaan.

"Caramu bicara sungguh.." Seokjin menghembuskan napasnya  "Baiklah, akan kumaafkan sikapmu kali ini. Dan sebagai gantinya, belikan pakaian baru untuk anak ini, belikan makanan,  dan bawakan se-ember air dan handuk setelah itu"

Nami hendak protes namun urung. Ia menghentakkan kakinya dan berlalu pergi.

   "Kenapa kalian tidak keluar? Namgil tidak akan memaafkan kalian jika terjadi sesuatu pada adik kesayangannya"  Sindir Seokjin.

"Benarkah?  Tapi gadis itu kan kuat? "Tanya Jimin sedikit malas.

Jimin kemudian menatap Yoongi dan hanya mendapat tatapan mengusir. Dengan malas Jimin membalikkan badannya dan berjalan menuju pintu.

Yoongi membalikkan badannya sebentar setelah itu Ia kembali memperhatikan anak kecil itu dengan cemas.

Seokjin menyilangkan kedua tangannya dan memberikan tatapan menuntut pada Yoongi. Yoongi yang menyadari tatapan Seokjin langsung mengeluarkan kalimat yang sangat panjang dan cepat.

"YA! Anak itu tiba-tiba menagis ketika melihatku dan semakin menangis jika aku menjauh. Kemudian anak itu tiba-tiba ingin aku yang menggendongnya dan setelah itu tiba-tiba anak itu jadi begini"

Mendengar ocehan Yoongi yang tak biasa, Jimin akhirnya mengurungkan niat untuk pergi dan kembali ke tempatnya.

"Tuan.." Ucap Seokjin menggantung.

"Min" jawab Jimin cepat seakan mengerti maksud Seokjin.

Yoongi langsung melirik Jimin dengan tajam. Jimin pun mengalihkan pandangannya karena ia tidak mau mendapat sambutan dari Yoongi.

"Baiklah Tuan Min. Tidak usah Khawatir. Anak ini hanya perlu waktu istirahat. Dan untuk itu silahkan kalian berdua meninggalkan ruangan ini karena dokter dan pasien membutuhkan ruang pribadi" ucap Seokjin begitu halus sambil tersenyum selayaknya dokter.

Yoongi hendak mendebat Seokjin namun segera di tahan oleh Jimin. Dengan senyum khas, Jimin mengajak Yoongi untuk meninggalkan kamar itu dan duduk di ruang tengah.

Suspected Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang