Together

1.9K 157 1
                                    

Author POV

   Sinar mentari menelusup masuk menyalurkan kehangatannya. Membuat kedua pemuda itu sedikit tidak nyaman.

     Entah sejak kapan Jimin menjadikan paha kiri Suga sebagai alas kepalanya. Dan Suga juga tidak terusik dengan itu, atau memang Suga  tidak menyadarinya. Yang jelas mereka sama-sama kelelahan setelah semalaman melakukan aksi kejar-mengejar dengan gerombolan menyeramkan.

   "Akh! " pekik Suga dengan mata yang masih tertutup.

   Dengan cepat ia menyambar tengkuknya sendiri dan memberikan beberapa tekanan di sana. Ia merutuki dirinya sendiri yang sudah salah mengambil posisi duduk untuk tidur. Tak hanya itu ia juga sempat mengumpat kecil tentang kejadian semalam. Entah itu untuk dirinya sendiri atau orang-orang tak jelas, atau seseorang yang dengan terpaksa harus diseretnya.

   Seketika itu Suga menghentikan aktivitasnya dan membuka matanya. Ia hendak bangun namun kaki kirinya terasa berat. Ia pun menoleh ke arak kakinya dan terkejut mendapati seseorang yang baru saja dipikirkannya tengah terlelap.

   Suga hanya bisa menghela napas kasar dan kembali melekatkan punggungnya ke tempat semula.  Dipandanginya wajah Jimin lekat-lekat dan beberapa detik kemudian ia tersenyum miris.

   "Cih!  Dasar bocah! "

   Perlahan tangannya bergerak maju untuk menyentuh kepala Jimin. Ada keraguan disetiap gerakannya, antara iya atau tidak.  Dan akhirnya dengan canggung pun ia berhasil mendaratkan tangannya di sana.

   Ditepuknya perlahan dan dilanjutkan dengan sentuhan yang lembut.

   Merasa sesuatu sedang bergerak di kepalanya,  Jimin pun perlahan membuka matanya. 

   Dengan cepat Suga menarik tangannya dan menyembunyikannya di balik jaket. Namun ia segera merubah posisinya dengan melipat kedua tangan di depan dada. Tak lupa ekspresi dingin yang dengan cepat merubah penampilannya saat ini.

   "Puaskah tidurmu,  eoh? " dan ya,  nada bicaranya kembali menuntut.

   Jimin pun dengan cepat bangun dari sana dan langsung menatap Suga dengan keterkejutan yang luar biasa. Ia hanya bisa mematung sambil mengerjapkan matanya berkali-kali memastikan bahwa ini bukanlah mimpi.

   "Ya!  Apa kau tidak mau mengatakan sesuatu, eoh? Cih! Dasar! " Suga pun memulai pembicaraan.

  "Eh,  oh..  Ne..  K-kau benar-benar.. Min Yoongi? " tanya Jimin dengan hati-hati dan mencoba tersadar penuh dari tidurnya.

   "Ya!  Sudah kubilang namaku Suga bukan Yoongi!  Di mana telingamu, huh? " Bentak Suga yang berhasil membuat Jimin melompat kecil.

   "Jadi,  kau benar-benar bukan Yoongi hyung..?" Nada bicara Jimin melemah.

   "Eoh! " ucap Suga singkat sambil mengalihkan pandangannya dengan canggung.

  "Baiklah,  kalau begitu saya minta maaf atas sikap saya selama ini. Maaf kalau saya membuat anda kesusahan.  Dan juga,  nama saya Park Jimin.  Saya adalah anggota tidak tetap dari kepolisian Gangnam.  Saya juga anggota terceroboh di sana.  Kalau anda keberatan,  anda bisa menuntut saya." ucap Jimin formal sambil membungkukkan badanya.

Aneh

   Itu yang ada dipikiran Suga saat ini.  Ucapan itu membuatnya merinding.  Berkali-kali ia mengerjap dan sesekali menyelipkan kata 'eoh' menggambarkan keterkejutannya.

   "Ya!  Dasar aneh!  Apa pentingnya kau mengatakan identitasmu padaku?  Memangnya aku butuh?  Cih! " Suga mencoba tetap kasar meskipun sebenarnya ia tengah gugup.

Suspected Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang