When It Out

842 62 2
                                    

   Seokjin dengan telaten memeriksa kondisi Jimin dan Nami bergantian setiap 10 menit sekali.  Ini sudah lebih baik dari sebelumnya yang harus diperiksa setiap semenit sekali.  Kedua orang itu berkali-kali kejang, bangun dan tidur tiba-tiba, berteriak,  dan sebagainya yang sangat menghawatirkan.

   "Hoah~" ucap Seokjin sambil menggelengkan kepalanya.

   "Waeyo?" tanya Namgil khawatir.

   "Ah~ bukan apa-apa.  Hanya saja ini sangat luar biasa.  Bagaimana bisa kondisi mereka seperti ini,  dan ini sangat langka.  Tapi kau tak perlu khawatir.  Ini hampir selesai" jelas Seokjin sambil tersenyum agar Namgil tenang.

   Seokjin berdiri dan memberikan ruang untuk Namgil. Namgil mendekat dan bersimpu disamping Nami. Ia menggenggam tangan Nami.

   "Mianhae,  Nami-ah..  aku tidak bisa menjagamu dengan baik" ucapnya dengan wajah sedih. Ia hampir menangis.

   "Jika kau menangis, itu tidak ada gunanya" ucap Yoongi datar dari ambang pintu.

   Semua orang menatap Yoongi bersamaan dengan tatapan yang berbeda. Seokjin dengan tatapan menelisik, Hoseok dengan tatapan terkejut,  dan Namgil dengan tatapan sedikit mencekam.

   "Apa maksudmu?" tanya Namgil menuntut.

   "Entah kau sadar atau tidak,  tapi aku sudah memperingatkanmu tadi" ucap Yoongi datar dengan tatapan seriusnya pada Namgil.

  Namgil berpikir sejenak mencoba mengingat waktu mana yang Yoongi maksud. Dan tempat latihan boxing-lah yang muncul.

   " Kau yang memancingku!.  Kenapa kau harus bersikap aneh tadi!?" ucap Namgil penuh penekanan.

  "Salahku?  Cih!  Kau sendiri yang seharusnya sadar! " balas Yoongi dengan nada sedikit tinggi.

  "Apa ini berhubungan dengan untuk tidak memanggil namamu?" sela Hoseok.

   Yoongi diam sejenak dan kembali menatap Namgil tajam.

   " Aku hanya memanggilmu sekali!" Elak Namgil.

   "Dua kali,  bodoh! Terakhir kau malah menyebutku detektif!" balas Yoongi dengan nada yang sama tingginya.

    "Bodoh?!  YA! MIN YOONGI!! Ingatlah bahwa aku lebih tua darimu! " balas Namgil tak kalah sengitnya.

   Yoongi dan Namgil semakin melanjutkan perdebatan tak berarti dan semakin memperpendek jarak keduanya. Melihatnya saja dapat diketahui bahwa mereka akan melanjutkannya ke tahap yang lebih serius. Seokjin segera mengambil posisi diantara keduanya.

   "Owww! Ya.. Ya.. Ya! Hentikan!" lerai Seokjin sambil bergantian menatap mereka. "Aku memang tidak paham dengan perdebatan kalian,  tapi kumohon hentikan! Siapa yang sakit siapa yang ribut,  eoh?"

   Yoongi,  Namgil,  dan Hoseok menatap heran pada Seokjin. Seokjin hanya menghela napas dan berlalu ketempat asalnya.

   "Yoongi-ssi, aku tak paham dengan larangan menyebutkan namamu didepannya. Tapi sejauh ini yang dapat kusimpulkan setelah kejadian ini,  Jimin memang sedikit berbeda sejak ia mendengar namamu disebutkan oleh Namgil Sunbae. Dan yang lebih kupertanyakan,  apa hubungannya dengan Nami-ssi? Karena jika dilihat, Namgil Sunbae sejak awal khawatir dengan Nami-ssi. Tidak mungkin tiba-tiba Namgil Sunbae berubah menghawatirkan Jimin kan?" tanya Hoseok panjang lebar sambil menggerakkan kedua tangannya menunjuk Nami dan Jimin bergantian.

Suspected Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang