Tahun 2008
Aku dan ibuku memperiksakan kelainan tulangku di RS Hasan sadikin bandung. Sebelum tahap itu, aku periksa terlebih dahulu di RS dekat rumah. Tetapi karena fasilitas/dokternya dahulu belum sebanyak sekarang, jadi aku selalu konsul di RS Hasan sadikin. Karena rumahku agak jauh dari pusat kota bandung, jalan yang kami tempuh lumayan jauh juga kalau naik angkot pulang pergi. Belum lagi kalau macet. Kurang lebih jaraknya 13 kilometer dari rumahku. Sembari menunggu panggilan antrian pemeriksaan dokter, biasanya aku dan ibu terkadang suka membeli gorengan di luar pagar rumah sakit. Disana banyak sekali aneka kuliner jalanan yang rasanya beragam.
Setelah beberapa jam menunggu antrian... namaku pun dipanggil. Masuklah aku dan ibu ke ruangan dokter. Akupun berkonsultasi soal keluhanku. Oh iya. Sebelum ke tahap ini, aku di periksa dari ujung kaki sampai ujung rambut oleh dokter Sarah Octora. Hmm beliau masih ingat aku gak ya? Kayaknya mustahil karena pasien bejibun hahahah. Setelah pemeriksaan selesai, dokter bicara kepada kami soal kelainan yang ada di tulangku.
"Anak ibu punya skoliosis" ucap dokter.
Oh! jadi itu yang selama ini nonjol di punggungku! Pertamanya keluarga tidak terlalu cemas dengan si skoliosis ini. Karena mungkin bisa dibilang aku gak sakit, aku baik baik aja. Aku sehat sama seperti anak pada umunya. Panca indera berfungsi baik, begitupun anggota tubuh lainnya. Tapi lama kelamaan punggung ku terlihat aneh. Di sisi kanan keliatan "menonjol", asimetris, miring ke satu sisi, dan sampai membesarrrr tumbuh membesar ke bengkok-an nya. (Kenapa bukan tinggi badan yang meninggi tapi malah rendah diri ku yang meninggi gara gara gak percaya diri sama bentuk tulang ini :( ... ). Akupun sampai kaget kenapa tulangku bisa seperti ini. Katanya sih, si skoliosis ini tumbuh cepat seiring dengan masa pertumbuhan si orang yang mempunyai skoliosis. Jadi sewaktu lahir, sewaktu kecil tidak terlihat, tapi setelah masa puber makin jelas terlihat sekali keparahan derajat lengkungannya. Skoliosis yang aku punya mungkin bersifat idiopatik. Yang artinya tidak diketahui penyebab pastinya, dan bukan karena pernah jatuh sewaktu kecil. Yang terkena skoliosis itu kebanyakan perempuan. Walaupun ada juga laki-laki yang mempunyai skoliosis. Tetapi setauku perempuan yang kena skoliosis itu lebih banyak jumlahnya ketimbang laki-laki yang terkena penyakit skoliosis.
Ciri-ciri yang umum kalau badan kamu punya skoliosis adalah:
-Bahu tidak sama tinggi, begitupun dengan panggul. Sisi kiri dan kanan seperti asimetris.
-Ukuran kaki tidak sama panjang. Contoh sepatu yang sebelah sesak sebelah pas/longgar.
-Payudara yang ukurannya tidak sama, besar sebelah. (Karena yang satunya ketarik ke belakang oleh si skoliosis.) tapi tidak semua yang payudara nya besar sebelah punya skoliosis ya.
-Postur badan yang buruk, susah tegak.
-Sewaktu membungkuk-an badan kedua sisi badannya punya tinggi yang berbeda. (Keliatan menonjol di satu sisi)Yup. Semua ciri-cirinya aku punya. Selamat datang, skoliosis!
Sewaktu periksa aku masih anak SMP, derajat ku sudah lumayan kelihatan. Mungkin sekitar -+ 40 derajat.
Ah, aku jadi teringat masa sewaktu aku duduk di sekolah dasar. Salah satu temanku berkata dengan nada polos ala anak SD.
"Tika kenapa punggung kamu begitu. Beda kok aneh ya?" Tanya dia.
"Kenapa emang?" Balasku.
"Itu liat aja. Aneh kan?"
Aku diam dan menganggap perkataan dia hanya angin lewat.Sebut saja anak itu si air minum kemasan. Ya sensor saja dan ganti nama dia dengan sebutan ad*s. Anak nakal disekolah yang suka buat onar, tapi untungnya sama aku engga. Cuman ngomong gitu doang sih. Tapi itu aku ingat betul dia pernah berbicara seperti itu. Orangnya mah gatau inget gatau engga. Maklum masih duduk di sekolah dasar. Kok bisa tahu ya dia? Teman SD aku aja pada cuek tuh, termasuk aku sendiri yang punya skoliosisnya hahaha. SD pun kulewati dengan kehidupan sewajarnya anak SD. Belajar, main barbie, jajan. Gitu aja terus sampai mau masuk smp.
Sewaktu menginjak kelas 2/3 smp, teman temanku makin kesini makin heran dengan kondisiku yang punggungnya makin "aneh". Makin kesini makin banyak yang ngatain aku macem-macem. Tika, kenapa ya tulangnya kayak gitu?" Dan ada pula yang membuat kesimpulan sendiri.
"Mungkin itu daging jadi." Kata teman perempuan satu kelasku.
What? Daging jadi katamu? Apa itu masuk akal? Apa daging bisa membuat punggung menjadi berbentuk huruf S? Lucu sekali ya cara berfikir nya. Kata-kata nya terlihat sekali kalau dia hanya main tebak saja soal skoliosis ku. Kesal tapi sudahlah...
Sewaktu aku ngobrol dengan teman sekelasku, (orang-orang yang sok tau soal skoliosis), aku pernah kasih kesimpulan asal aja. Aku bilang kepada mereka, skoliosis bisa sembuh. Kalau aku sudah dewasa, skoliosis ini bakal hilang sendirinya. Dan salah satu teman ku ada yang langsung percaya. "Oh, iyaaa? Bagus dong."
Ya ampun mau aja di bohongin. Mana ada yang nantinya bisa sembuh sendiri, HAHAHA!Aduh... pokoknya aku malas kalo ada yang nanyain soal tulangku.
Tahun 2009
Setelah beberapa kali konsul aku dapat saran dari dokter katanya aku harus pakai brace. Katanya, aku memakai brace itu gunanya untuk menghambat/ memperlambat pertumbuhan si derajat yang bengkok agar derajatnya tidak semakin parah. Dan postur badan pun nantinya terkontrol (tidak bungkuk). Dulu mah gak ada yang namanya soft brace. (Di RS yang aku sebutin maksudnya. Kalau di luar negri mah lain cerita hehehe). Hanya ada hard brace yang terbuat dari boston atau apalah itu aku sudah lupa. Bahannya keras banget pokoknya.
Pembuatannya menghabiskan waktu yang cukup lama. Langkah pertama, bagain badanku di ukur terutama kelengkungan kurvanya. Aku gak nyaman sewaktu disuruh buka pakaian atas. Mana bagian yang buat brace nya laki-laki lagi. Ya allah :'). Tapi mau bagaimana lagi memang itu caranya kalau ingin buat brace. Untungnya ibuku dibolehkan masuk saat pembuatan bracenya. Brace yang akan dibuat bentuknya dari atas dada hingga bagian panggul. Awalnya aku akan di buatkan brace yang besinya nempel dari atas leher. Ngeri lah. Tapi dokternya sendiri bilang kalau brace nya kayak gini pasti ga nyaman banget, kasihan anaknya. (Untung dokternya ngerti :')). Setelah di ukur, badanku di tempeli sejenis bahan untuk gips, mungkin? Aku pengen ketawa banget sewaktu pembuatan brace itu. Tau kan, patung kalo dipahat kayak gimana? Ya.. mirip seperti itu pikirku. Aku pegal. Setelah di pahat badanku harus diam. Berapa lama lagi pembuatan brace ini berakhir aku mau pulang :( setelah selang kurang lebih satu jam, pahatan yang menempel di badanku pun dibuka. Fyuhh. Lega hahahah. Aku dan ibu bergegas ke toilet mebereskan badanku yang putih bekas pahatan itu. Aku diberi tahu oleh si pembuat brace itu. Katanya aku diharuskan kesana lagi setelah brace nya jadi. Entah sebulan atau dua bulan brace itu belum jadi-jadi. Karena aku dulu buatnya pakai gakinda. Kalau sekarang sih bisa pakai bpjs. Dulu mah gak ada :( (Nanti aku cerita soal operasi pake bpjs di tulisan lain ya.)
Tahun 2010
Mungkin selang setahun brace itu baru jadi. Namanya juga bayar pakai "bantuan", jadi aku harus sabar menunggu si brace itu selesai dibuat. Aku namai brace itu baju besi, equip untuk perang, mirip dengan baju knight. Armor nya knet :(.
Awal pakai brace itu rasanya... aneh. Sesak sekali. Gerak pun gak bebas. Peraturan memakai brace ini simple sekali. Tapi entah kenapa aku susah nurut sama aturannya.
"Brace harus dipakai terus setiap hari (kecuali kalau mandi/ renang, dan juga exercise seperti olahraga menggerakan tulang yang diarahkan untuk skoliosis)."
Wah. Aku tidak sanggup. Jangankan satu tahun, 2 jam saja aku sudah pegal. Tidak bisa membaca komik sambil tiduran melingkar :( kalau badan gatal gak bisa garuk-garuk :( . Pikiranku sewaktu smp seperti itu. Dasar anak manja. Sudah manja gengsian lagi. Lengkap sudah sifat jelekku hahaha.
Aku memakai si baju besi tidak lama. Mungkin hanya terhitung beberapa bulan saja. Ibuku sempat membujuk aku untuk memakai lagi si baju besi.
"Anggo deui atuh baju besina. Kan atos bikin lami maenya teu di anggo." (Pakai lagi dong baju besinya. Kan sudah buat lama-lama masa gak dipakai.) bujuk ibuku.
"Alim ah, mah. Atuh alim! Teu enakeun!" (Gak mau ah, mamah. Gak mau! Ga enak dipakai!).
Setelah ibuku bosan mengingatkanku untuk memakai brace, akhirnya brace itu hanya menjadi pajangan di rak buku komik tepatnya di kamarku.
Catatan: Untuk skolioser, semoga kalian tidak sama seperti aku. Kalau dikasih brace harusnya dipakai sampai konsul nanti. Semangat ya! Jujur sih aku sekarang agak menyesal juga karena tidak rutin pakai brace hehehe. Tapi mau bagaimana lagi itu masa lalu...

KAMU SEDANG MEMBACA
Me vs Scoliosis
No FicciónSemuanya akan kuceritakan melalui tulisanku. Keinginanku adalah, aku ingin orang yang mempunyai kekurangan yang sama dengan diriku tidak merasa sendirian. Salah satunya dengan membaca tulisanku yang berisi curhatan sederhana, perasaan yang mungkin s...