Terkadang, saat aku mengeluh akan skoliosisku, Saat itu juga aku melihat orang yang lebih lebih kuat menghadapi si skoliosis itu.
Kelengkungan skoliosisku itu tipe nya double curves. Yaitu bagian atas dan bawah punya kelengkungan derajat masing-masing. Bagian atas 111 derajat, bagian bawah 71 derajat. Ya, aku tau. Itu sudah terhitung besar sih. Se tebal apapun bajuku pasti terlihat kelengkungannya, haha.
Ungkapan orang-orang yang sering kupikirkan:
"Itu punggung apa tempurung? Atau sirip ikan?""Bungkuk banget ya kasian ih"
Kata-kata bungkuk apalagi, sudah mainstream..
Tatapan sinis udah biasa. Dari jaman sekolah sampai lulus, tatapan melirik ke punggungku sudah bukan hal yang aneh.
Tahun 2017, aku bertemu dengan seorang anak perempuan yang menyapa duluan saat aku menunggu antrian konsul di RS Hasan Sadikin. Namanya B. B baik, ramah. Awal kenal aku kira dia hanya penasaran akan kondisi ku. Tapi ternyata.. dia juga punya skoliosis. Wow. Ga keliatan. Kalau bukan dia yang nyapa duluan, sampai sekarang aku ga bakalan kenal dia.
B juga skolioser. Derajat nya pun hampir sama denganku. Akhirnya kita bertukar kontak untuk saling bercerita tentang kondisi masing-masing. B itu gak pelit info. Dari semua teman skolioserku, hanya dia yang pernah langsung bertemu. B juga selalu bercerita tentang bagaimana padangan orang sekitar menilai orang yang skoliosis. Dan ternyata sama. Sama denganku pernah diejek juga. Katanya punuk unta.
B: "Akumah sering dibilangin punggung kayak unta dan pinggangnya di dada karena badan keliatan pendek."Parah ya. Kata-katanya seakan menghina mentang-mendang punggung yang ngejeknya normal. Fisik dihina padahal sama-sama ciptaan Tuhan loh. Memang sih kalau bicara tentang itu gabakalan ada habisnya.
Oh iya. Setelah aku kenal B, pikiranku mulai terbuka, mulai tahu informasi yang sebelumnya aku dapat, dan aku jadi tahu bahwa ada yang lebih lebih parah lagi dari kondisi ku yang sekarang. Kalau orang sering bilang di atas langit masih ada langit. Maksud aku disini se parah parahnya kondisiku masih ada yang lebih parah lagi dari aku dan mereka kuat ga pernah banyak ngeluh. Contoh nyatanya adalah si B. Walaupun B sama kayak aku derajat nya sudah besar, (sama banget maksudnya. Yang beda cuman letak kelengkungannya) Dia punya tekat kuat untuk operasi. Dan dia yakin kalau operasi bisa memperbaiki kondisinya. Dan akhirnya memang seperti itu. Alhamdulillah, Aku dan B berhasil melewati proses operasi dengan selamat :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Me vs Scoliosis
NonfiksiSemuanya akan kuceritakan melalui tulisanku. Keinginanku adalah, aku ingin orang yang mempunyai kekurangan yang sama dengan diriku tidak merasa sendirian. Salah satunya dengan membaca tulisanku yang berisi curhatan sederhana, perasaan yang mungkin s...