10.High Care Unit
(TENGAH MALAM)
Aku sudah tersadar. Samar-sama kulihat lampu ruangan. Terang.
Ini ruangan apa?
Apa dengan pemandangan ini artinya Aku berhasil melewati tahap operasi?
Setelah operasi, Aku tidak sedikitpun bermimpi. Artinya, saat ini Aku benar-benar sedang terbangun.
Alhamdulillah ya Allah. Operasiku sudah selesai. Alhamdulillah....
Aku tidak bisa berhenti bilang bersyukur di dalam hati. Rasanya benar-benar plong. Seperti beban yang di ringankan, seperti orang yang sedang dapat rezeki yang sangat amat banyak, seperti orang yang masih diberi kesempatan untuk hidup. Dan memang benar. Aku masih hidup. Aku beryukur, sangat, sangat bersyukur pada saat terbangun dan tersadar bahwa aku sudah melewati tahap operasi.Samar-samar aku melihat perawat yang sedang berbincang dengan orang tuaku. Sepertinya mereka mengabari kondisiku yang sekarang sudah selesai di operasi. Badanku mati rasa. Semua selang terpasang. Mulai dari infus, drain, dan alat bantu pernafasan seperti oksigen yang ditempelkan ke hidungku, sampai kateter pun ada.
Operasiku menghabiskan waktu kurang lebih 8 jam. Sepertinya ini sudah lewat tengah malam. Ruangan sedang sunyi. Perawat ditugaskan bergantian shift saat merawat pasien, jadi 24 jam selalu ada perawat yang jaga. Gordyn di dekat bed ku sudah mulai ditutup. Saat itu aku selalu tertidur sebentar, dan tiba-tiba terbangun lagi. Aku dilarang gerak sedikitpun oleh perawat. Katanya harus diam sampai 24 jam dulu. Aku sering sekali berusaha mengangkatkan kaki, dan akhirnya selalu saja di luruskan lagi oleh perawat.
"Ga boleh di tekuk. Lurusin. Jangan banyak gerak ya."
Habisnya pegal...
Tapi yasudah Aku patuhi saja aturannya daripada nanti terjadi sesuatu yang fatal.
Waktu terasa sangat amat lambat..
Padahal Aku sudah tertidur. Tapi kalau melihat jam rasanya masih sama waktunya seperti waktu tadi tertidur.Waktu menunjukkan jam setengah dua dini hari.
Aku sempat terbangun, dan tertidur lagi.
Setelah itu jam setengah 3.
Terbangun lagi. Dan kulihat perawat itu tidur di sebelah bed ku. Tepatnya di kursi bermeja. Dia terlelap.
Aku haus. Tapi Aku tidak tega kalau membangunkan perawat itu.
Dan akhirnya Aku berhasil terlelap walaupun seringkali terbangun. LAGI.
(PAGI HARI)
Setelah melewati masa terbangun dan terlelap berulang, waktu selesai subuh, Aku langsung melihat orang kedua tuaku. Mereka dibolehkan masuk ruang HCU karena akan menyuapiku sarapan pagi. Aku langsung senang. Senang sekali rasanya. Walapun tiap hari bertatap muka pun aku senang seperti sudah tidak berjumpa ber tahun-tahun lamanya. Seketika aku tersenyum.
Menu sarapannya tim. Bubur tim. Dengan pemanis sayur-sayur lainnya yang mudah di cerna. Aku disuapi Ibuku. Makanannya gak sampai masuk semua, masih belum lapar.
"Mah, S udah di kabarin kalau Aku dah beres op?" Tanyaku.
"Iya tadi udah di sms sama Mamah."
"Tanyain mah kapan Dia kesininya."
Dengan semangat Aku berbicara seperti itu."Iya. Nanti mamah kasih tau jam besuknya."
Aku tak ingat waktu tepatnya saat aku muntah. Muntahnya bukan seperti muntahan yang biasa kalau orang sudah banyak makan. Tapi mutahan ini warnanya hijau. Bau nya seperti obat. Aduh, repot juga ya kalau kena rambut. Jadi bau rambutnya. Bau muntah sama bau obat. Tapi tak lama setelah Aku muntah, perawat langsung sigap membersihkan muntahan yang mengenai wajahku dan rambutku itu.
(SORE HARI)
Jadwal makan itu tiga kali. Pagi, siang, sore/malam. Pagi dan siang sudah kulewati. Saat besuk di hari pertama sudah dibuka. Jam lima sore.
Orang berlalu-lalang. Kelompok yang menjenguk keluarga orang lain silih berganti. Kulihat dari jauh, ada orang yang kukenal. Ah, itu S!
Akhirnya S datang! Bisa dibilang Dia orang pertama yang datang sebelum keluarga lain menjengukku. Dia langsung menyapa kedua orang tuaku dan mengobrol santai soal kondisiku sekarang. Dan Aku hanya bisa membalas sapaan dengan senyum. Karena lemas, bawaannya jadi males ngomong.
Sewaktu S berkunjung, aku masih diberi asupan darah tambahan oleh perawat. Disuntikkannya darah itu ke dalam nadiku. Ingin tau rasanya seperti apa?
Rasanya perih, permukaan kulitku serasa terbuka semua.Katanya, Aku habis 3 labu, 2 di salurkan pakai selang seperti infusan, satu lagi langsung disuntikkan. Bawaannya pasrah. Mau sakit, mau engga. Jalanin aja.
Setelah S selesai berkunjung, datanglah paman dan bibiku. Mereka langsung bertanya kepada orang tuaku tentang kondisi sekarang, dan membawakan beberapa cemilan. Setelah lama mengobrol, dan melihat wajahku yang sedang berbaring di bed HCU, bibiku langsung menyapaku.
"Yang kuat ya teh. Semoga cepet pulih."
Aku hanya tersenyum, dan kubalas dengan perkataan pendek saja. Sewaktu di HCU memang aku tidak banyak bicara. Bukan shock sih, hanya saja Aku berusaha menghemat energiku. Itu saja.
Di sebelah kanan kiriku banyak pasien yang bergantian masuk untuk mendapatkan perawatan ekstra. Pinggirnya terhalang gordyn besar. Jadi Aku tidak tahu sama sekali bagaimana wajah mereka. Sebelah kiri sedang diisi oleh Bapak-bapak yang terus menerus batuk.
"Ohok, ohok!"Suaranya seperti itu. Berulang terus menerus.
Sebelah kananku diisi oleh Ibu-ibu (Aku memperkirakan itu ibu/bapak karena dari suara yang kudengar).
Ibu-ibu itu terus berguman.
"Hmmmmmh... ughhhhh..."
Seperti orang yang amat kesakitan. Aku hanya bisa berdoa untuk mereka. Semoga cepat pulih setelah keluar dari HCU ini...
Malamnya, Aku terbangun lagi. Waktu itu ada suster yang masih terbangun. Aku minta minum.
"Susterrr (nada panjang)."
"Yaaa?" Suster membalas.
"Mau minum."
"Yaa tunggu ya. Di ambilin."
Saat subuh, perawat itu sedang bergosip ria. Berbincang-bincang santai. Dan aku tau apa yang mereka bicarakan. Salah satunya tentang Aku. Intinya sih, kata mereka aku itu pasien yang paling muda saat kemarin dan hari ini di HCU. Mereka niruin suaraku. Katanya kalau minta minum suaraku seperti anak kecil.
"Susteee er errrr."
Suaranya seperti seorang Anak yang main ke rumah temannya dari pagar lalu memanggil nama temannya.
"Susaaaa aaa ann!!"
Seperti itulah suaraku saat memanggil suster. Karena hal itu, semua perawat memanggilku dengan sebutan "Adek". Lucu rasanya kalau sekarang diingat ingat lagi hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me vs Scoliosis
Non-FictionSemuanya akan kuceritakan melalui tulisanku. Keinginanku adalah, aku ingin orang yang mempunyai kekurangan yang sama dengan diriku tidak merasa sendirian. Salah satunya dengan membaca tulisanku yang berisi curhatan sederhana, perasaan yang mungkin s...