ONE

3.6K 170 11
                                    

#(y/n) pov on

"(y/n)... Apa kau sudah mendengar tentang perlombaan basket di sekolah kita ini?" Tanya Jeny dengan wajah bersemangat.

"Mwo? Aku belum mendengarnya" jawabku sambil menghentikan gerakan bolpoin ku dan mengalihkan pusat perhatianku pada makhluk paling cerewet kedua setelah eomma ku ini.

"Payah! Apa Yoongi oppa tidak mengikutinya? Sampai sampai kau tidak tau soal hal yg paling kau sukai itu?" Tanyanya.

"Aku... Aku belum menanyakannya" jawabku.

'Aku sebenarnya tidak terlalu menyukai basket... namun karena pangeran albino ku itu menyukainya, aku jadi ikut menontonnya. Tentu saja pusat perhatianku sama seperti Yeoja lainnya. Yup! Pemain basket sekolah kami memang memiliki ketampanan diatas rata rata!'

"Kapan lomba itu di mulai?" Tanyaku dengan nada bersemangat.

"Entahlah... Aku tidak tau banyak soal itu..." jawabnya sambil mengangkat kedua bahunya. Lalu aku langsung berdiri dan melangkah menuju kelas namja favoritku itu.

Dia dua tingkat di atasku, dan sebenarnya awal pertemuan kami sangatlah unik. Aku bisa berteman dengannya semenjak kejadian Jungkook yg menghilang.

Saat itu hanya ada aku di sekolah, dan tiba tiba dia datang dengan wajah panik. Dan bertanya padaku apakah aku melihat Jungkook, karena kebetulan aku teman sekelasnya. Karena aku kasihan padanya, jadi aku membantunya untuk menemukan Jungkook. Tidak banyak yg kami bicarakan, namun saat itu aku benar benar terpesona atas ketampanannya dan cahaya yg terpancar dari matanya saat berbicara denganku. Dan semenjak itulah aku berteman dengannya. Karena menurutnya siapapun yg berteman dengan salah satu member BTS, adalah temannya juga.

#Kelas {Suga}

Dia sedang berkumpul dengan para hyung-line yg memang sekelas. Saat aku masuk, dia hanya melirikku sekilas.

"(y/n)-ah? Apa yg kau lakukan disini?" Tanya Namjoon oppa ramah.

"Aku... Aku ingin bertemu dengan Yoongi oppa" jawabku sambil tersenyum. Suga hanya menatapku seolah bertanya 'ada apa kau mencariku?'. Aku memang harus pandai dalam bahasa batin, karena dia jarang sekali mau berbicara panjang lebar. Itulah yg membuat kesabaranku diuji.

"Bisa kita bicara sebentar?" Tanyaku pada Suga. Dia menghela nafasnya dan berdiri.

"Jangan terlalu lama" katanya sambil berjalan melaluiku. Aku mengikutinya menuju atap sekolah. Ya, ini memang tempat yg selalu kami kunjungi bila ingin berbicara hal hal penting.

#atap sekolah

"Ada apa?" Tanyanya sambil duduk di kursi panjang yg tersedia di sana.

"Apa kau tidak mengikuti lomba basket di sekolah?" Tanyaku sambil mendaratkan tubuhku untuk duduk di sebelah nya. Dia menatapku heran.

"Tidak" jawabnya.

"Apakah hanya itu yg ingin kau bicarakan?" Lanjutnya dengan nada malas. Aku mengangguk pelan.

"Kau mengajakku kesini hanya untuk membicarakan hal itu? Sangat bagus!" Katanya sambil hendak beranjak pergi.

"Astaga oppa! Apakah itu tidak penting? Lagipula kenapa kau tidak mengikuti lomba itu?" Tanyaku mencoba menahannya. Dan ternyata usahaku berhasil, dia menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.

"Aku sibuk" katanya. Lalu kekesalan mulai timbul di hatiku karena dia langsung meninggalkanku setelah mengatakan 1 kalimat yg sangat pendek itu.

Ini memang bukan yg pertama kali untukku. Aku sering sekali diacuhkan olehnya. Saking seringnya aku sampai tidak tau berapa kali dia mengacuhkanku.

I Purple You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang