ELEVEN

1.2K 99 3
                                    

2 hari tanpa bertemu Yoongi oppa bagaikan pukulan keras untuk hatiku.

'Aku merindukanmu oppa'

Batinku selalu saja berkecamuk saat mengingat Yoongi oppa.

"2 hari tanpamu saja sudah seperti 2 abad, bagaimana jika aku sudah pindah ke Paris? Sepertinya untuk hidup saja aku sulit" gumamku sambil menatapi foto Yoongi oppa yg ku cetak sendiri.

Lalu pandanganku beralih pada barang barangku yg telah terkemas rapi.

"Besok aku benar benar akan pergi darimu oppa... apakah kau senang? Sudah pasti kau senang" Ucapku seolah menganggap Yoongi oppa ada di sini.

Lalu Yoongi oppa menelfonku.

'Untuk apa dia menelfonku?'

Telfon on
From: Yoongi Oppa

"Hallo? Ada apa oppa?"

"Kenapa kau masih bertanya? Jangan bilang kau melupakannya!"

Aku berpikir apakah aku melupakan sesuatu.

"Ah! Oh iya.. ya ampun! Maafkan aku oppa! Kau pasti sudah menunggu lama ya?"

"Sudah! Minta maafnya nanti saja! Cepat kau kemari!"

"N-ne oppa. Mianhe"

Telfon off

Aku bergegas mengganti bajuku dan berlari menuju lapangan basket dekat sekolahku.

#lapangan

Benar saja, Yoongi oppa telah menungguku di sana. Dia yg melihatku langsung berdiri dari tempat duduknya

"Maafkan aku oppa... Aku benar benar lupa" Ucapku sambil membungkuk tanpa berani menatapnya.

Aku tidak mendengar apapun dari mulutnya, aku memutuskan untuk menunduk karena aku takut sekali melihatnya marah.

Dia mengangkat daguku hingga mataku dan matanya berada di satu garis lurus.

"Sudah tidak apa apa... Kau berlari sampai ke sini?" Tanyanya.

"Ne... Aku takut kau menunggu lama jika aku naik taksi" jawabku.

Lalu dia melepaskan tangannya dari daguku.

"Ada apa oppa menyuruhku kemari?" Tanyaku.

"Besok kau jadi pergi ke Paris?" Tanyanya.

Aku mengangguk.

"Harus?" Tanyanya lagi.

Dan aku mengangguk lagi.

"Apakah kau tetap akan pergi walaupun aku berkata kalau aku mencintaimu?" Tanyanya.

Otakku butuh beberapa detik untuk mencerna kata katanya.

"A-apa? Maaf aku pasti salah dengar" kataku menangkal semua pikiran indahku.

"Kau tidak salah dengar" katanya datar.

"Tapi tidak mungkin oppa me--" ucapanku terpotong karena bibirnya telah membungkam mulutku.

Ya, he was kissed me.

Walaupun hanya sebentar, itu bagaimanan sengatan listrik di bibirku yg menjalar ke seluruh tubuhku

Wajahnya hanya berjarak sedikit dari wajahku yang pastinya sudah seperti kepiting rebus

"Aku mencintaimu (y/n)-ah" katanya sambil mengusap kepalaku dan menempelkan hidungku dan hidungnya.

Demi apapun aku tidak bisa bernafas!

I Purple You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang