THREE

1.7K 139 0
                                    

#(y/n) pov on
#lapangan basket

Setelah satu minggu berlatih, hari yg ditunggu oleh Yoongi oppa pun tiba. Hari ini pangeran albino ku itu akan tanding basket. Aku bahkan sudah mempersiapkan suaraku untuk mendukungnya. Aku tidak mau kalah dengan ARMY lainnya yg siap kehilangan suaranya hanya untuk mendukung bias kesayangan mereka itu.

"Kau siap?" Tanya Jeny.

"Tentu saja! Ayo kita dukung SMA kita!!" Jawabku sambil mengepalkan tanganku ke udara.

"SMA kita atau Yoongi mu saja?" Tanyanya dengan alis yg naik.

"Hehehe... Tentu saja keduanya" kataku sambil memamerkan barisan gigi gigiku yg rapih.

Lalu waktu yg ditunggu tunggu datang juga. Pemain basket dari SMA kami mulai memasuki lapangan dan mataku langsung mencari namja ku itu. Karena warna kulitnya yg lebih pucat dibandingkan yg lain pandangan mataku langung terkunci padanya.

"Itu dia" kataku pada diriku sendiri.

"Apa itu minuman untuknya?" Tanya Jeny saat melihat ke tangan kananku yg memegang sebotol minuman untuknya.

"Tentu saja. Tidak mungkin kan aku memberikannya untuk Park Chanyeol sunbae?" Jawabku setengah tertawa. Wajahnya berubah masam.

Lalu kami langsung fokus ke namja favorit kami masing masing karena pertandingan telah dimulai.

Tentu saja Yoongi oppa menyumbang banyak poin untuk tim kami. Namun sedari tadi dia sering sekali dikasari oleh pemain lawan.

"Argh! Jika aku mengenalmu, akan aku bunuh kau!" Umpatku saat melihat Yoongi ku sangat kesakitan karena ulah tim lawan.

Dia masih bisa berdiri dan melanjutkan permainan sampai selesai. Lalu setelah dia selesai, dia seperti mencari cari seseorang/sesuatu. Dan pandangannya terkunci padaku. Dia berjalan menghampiriku, namun dia dihalangi oleh beberapa yeoja yg membawakan handuk dan minuman untuknya.

'Siapa mereka?! Uh... Aku sangat kesal!!'

Tapi sungguh tidak kusangka dia menolak semuanya dan berjalan ke arahku.

"Mana minuman dan handukku?" Tanya Yoongi oppa saat tiba di hadapanku dengan sedikit meringis kesakitan. Aku tertegun melihatnya.

"Hei" panggilnya saat melihatku termenung.

"Ah, maaf... ini oppa" kataku sambil memberikan sebotol minuman dan sebuah handuk kering.

Lalu dia meminum air mineral yg kuberikan dan mengelap keringatnya dengan handuk dariku.

"Apa kau baik baik saja?" Tanyaku khawatir. Dia menatapku.

"Itu tidak ada apa apanya" jawabnya.

"Tapi tadi aku melihatmu kesakitan" kataku sambil memiringkan kepalaku.

"Sedikit" katanya sambil memalingkan pandangannya.

"Kalau begitu kau mau aku antar ke rumah sakit? Atau ke ruang kesehatan?" Tanyaku khawatir.

"Tidak perlu. Aku sudah bilang hanya sedikit, aku tidak selemah kau!" Jawabnya ketus.

"Masih baik aku mau mengkhawatirkan mu" kataku sambil memajukan bibir bawahku.

"Apakah aku memintanya?" Tanyanya dengan satu alis naik.

"Huh! Terserah lah!" Kataku sambil pergi darinya.

Terkadang aku tidak boleh terlalu mengalah padanya. Aku harus menunjukan bahwa aku juga bisa marah bila diperlakukan seperti itu secara terus menerus!

I Purple You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang