#Suga pov on
#ruang rahasia"Apa yg kalian lakukan padanya?!" Bentakku pada semua member BTS yg sedang ada di ruangan itu. Mereka semua diam, tidak memberikan jawaban apapun padaku. Bahkan beberapa dari mereka hanya bisa terdiam dan menunduk.
"Kalian ini tuli atau apa?! Jawab pertanyaanku!!!" Bentakku lagi
"Yoongi-ah... tenanglah dulu" kata Jin hyung sambil memegang kedua bahuku. Aku menghempaskan tangannya.
"Tenang? Kau minta aku untuk tenang?! (y/n) menangis hyung! Mana bisa aku tenang?!" Kataku.
"Kau harus tenang!! Biar kami jelaskan semuanya!" Kata Jin hyung.
"Baiklah kalau begitu... apa yg mau kalian jelaskan huh?! Apa?!" Kataku dengan emosi yg sudah berada di puncak.
"Kau harus menjauh dari (y/n) hyung" kata Jimin.
Aku tertawa miris.
"Apa ini karena manager sialan itu?" Tanyaku
"Dia membawa pengaruh buruk untukmu hyung" kata Jimin.
"Apa kau bilang? Pengaruh buruk? Yg merasakan semua itu adalah aku dan (y/n)! Kalian tidak tau apa apa! Jangan mengatur hidupku dan hidupnya jika hidup kalian sendiri saja belum bisa kalian atur dengan baik!!" Kataku.
"Tapi benar kata Jimin, hyung... sebentar lagi kita akan mengadakan world tour, dan kita harus benar benar fokus untuk tur itu" timpal Taehyung.
"Kalian pikir aku akan melupakan BTS jika aku bersamanya? Aku tau mana yg lebih penting! Aku akan lebih memprioritaskan kalian! Tapi jika cara kalian seperti ini, jujur aku bahkan tidak memiliki respect sama sekali untuk kalian!" Kataku sambil menggelengkan kepalaku.
"Dan kalian harus bertanggung jawab atas airmata (y/n) yg telah menetes. Itu sama sekali tidak gratis!" Kataku sambil menunjuk mereka semua.
Mereka tidak bergeming.
Aku langsung teringat bahwa (y/n) pasti masih sangat kecewa sekarang dan aku langsung pergi dari tempat memuakkan itu.
Aku bergegas mencari (y/n) ke kelasnya namun saat aku ingin masuk, Jungkook baru saja keluar dari kelas itu.
"Kau pasti mau bertemu (y/n) dan menjelaskan semuanya kan?" Tanyanya menahanku.
Aku hanya diam
"Aku rasa itu percuma sekarang. Lebih baik kau menjelaskan semuanya nanti saja. Lagipula seharusnya kau tidak peduli padanya bukan?" Tanyanya.
"Tentu aku peduli" jawabku singkat.
Dia nampak mengerutkan dahinya kebingungan.
"Jangan bilang kau menyukainya? Astaga kau pasti bercanda!" Katanya sambil sedikit tertawa.
"Aku pikir itu bukan urusanmu" jawabku sinis.
Dia menghembuskan nafas panjang.
"Kalian pasti bisa melewati semua ini" katanya sambil menepuk nepuk bahuku.
Aku hanya menaikkan satu alisku.
"Hyung... bolehkah aku memberikanmu sebuah saran?" Tanyanya.
Aku hanya diam menunggu kalimat selanjutnya.
"Sebaiknya kau jangan dekat dekat dengan (y/n) dulu untuk sementara waktu... Aku hanya tidak mau BTS terpecah belah. Sebentar lagi kita akan--" kalimatnya aku potong.
"Tur? Kenapa kalian semua harus membahas tur sialan itu?! Apakah kalian sangat takut jika aku akan menghancurkan tur itu?" Kataku melanjutkan kalimat Jungkook.
"Ti--" dia mencoba menjelaskan namun aku sudah muak.
"Aku tidak akan melakukan hal bodoh seperti itu! Kalian pikir aku anak kecil yg tidak memiliki rasa tanggung jawab? Aku sudah dewasa! Aku tau mana yg penting dan mana yg bisa dikesampingkan!" Kataku.
"Kami tidak bermaksud seperti itu hyung... kami hanya ingin kau fokus! Itu saja" katanya.
Aku hanya bisa diam dan mencoba mengatur nafasku
"Aku harus bertemu dengan manager sialan itu" kataku sambil hendak pergi.
"Hei! Ini masih jam sekolah! Kau tidak serius kan hyung?" Tanyanya sambil menarik tanganku.
"Argh! Kau katakan saja pada guruku! Katakan bahwa aku bolos!" Kataku tidak peduli.
"Hyung!! Mana Suga hyung yg jenius? Huh?! Suga hyung yg aku kenal bukan seperti ini! Kau siapa?!" Katanya.
Kata kata Jungkook bagaikan tamparan keras untukku.
"Dia sudah mati" jawabku datar.
"Mck, hyung... jangan biarkan seorang gadis membuat BTS menjadi 6 anggota" katanya sambil mengusap wajahnya kasar.
"Kau mau aku keluar dari BTS? Baiklah!" Kataku yg sudah sangat kesal.
"Argh!! Kenapa sangat sulit untuk membuatmu mengerti?!!" Katanya sambil mengguncangkan tubuhku.
"Hyung! Dengarkan aku! Sekali ini saja! Kau harus menjauhi (y/n) setidaknya sampai tur kita selesai" katanya.
Kata kata dari Jungkook memang terkadang lebih ampuh daripada anggota lainnya. Entahlah, aku merasa dia lebih dewasa dibandingkan member lainnya.
"Baiklah. Tapi aku tetap harus bertemu dengan manager" kataku.
"Ta--"
"Tidak sekarang, Pabo!" Kataku memotong kata katanya.
"Ah, ternyata kau masih Yoongi hyung yg jenius" katanya sambil tersenyum mengejek.
Aku hanya bisa menatapnya sinis.
Lalu aku berlalu menuju kelasku, yg jelas mood ku masih belum membaik.
Tangisan (y/n) benar benar penghancur mood ku. Bahkan pelajaran kesukaanku pun terasa membosankan.
#lapangan
Kami sedang melakukan pelajaran olahraga. Biasanya aku adalah orang yg paling bersemangat, terlebih karena materi kali ini adalah basket.Tapi aku sama sekali tidak bersemangat sekarang.
Aku hanya duduk di pinggir lapangan sambil berteduh dari panas matahari, walaupun sepanas apapun itu tidak akan bisa membuat kulitku berubah gelap.
"Ya! Yoongi-ah" panggil Jin hyung.
Aku hanya menatapnya malas, karena dia juga ikut dalam situasi tadi.
"Kau ini! Janganlah terlalu dipikirkan!" Katanya sambil duduk di sebelahku.
Aku agak membuat jarak dengannya dengan menggeser posisi dudukku.
"Tidak bisa" jawabku tanpa melihat ke arahnya
"Sebesar itukah rasa cintamu padanya?" Tanyanya sambil menepuk bahuku.
Aku terlalu malas utk meresponnya
"Ya! Yoongi-ah! Kau masih marah pada ku?" Tanyanya.
"Gunakan otakmu dan jawablah sendiri!" jawabku sambil beranjak dari tempat duduk meninggalkan Jin hyung yg berteriak teriak memanggil namaku.
Hello!!!
Jangan lupa vote and comment yg banyak ya...
I Purple You ^_^

KAMU SEDANG MEMBACA
I Purple You [END]
FanfictionMencintai seorang Min Yoongi bukan hal yg mudah. lelaki yg mengalahkan dinginnya es itu telah mencuri hatiku dari awal kami saling mengenal, tapi hubungan kami tidak lebih dari seorang sahabat. mungkin status itu terlalu tinggi. karena aku yakin dia...