FOUR

1.7K 132 0
                                    

Aku memilih pulang lebih lama untuk menghindari bertemu dengan Yoongi oppa, karena aku tau betul jika sepulang sekolah dia pasti langsung pulang.

Aku berjalan menelusuri koridor sekolah yg sudah sepi. Mungkin hanya ada beberapa siswa yg belum pulang karena ekskul atau beberapa alasan lainnya.

Tiba tiba tanganku ditarik oleh seseorang di belakangku. Saat aku menoleh orang itu telah menghadap ke belakang dan terus menarik tanganku entah kemana.

Aku tau dia adalah Yoongi oppa. Rambut birunya *(era Mic Drop) telah menggambarkan jelas siapa dirinya.

"Lepaskan aku!" Kataku memberontak sambil mencoba melepaskan genggaman tangannya. Dia hanya diam dan terus menarik tanganku.

Dan dia berhenti setelah kami sampai di dekat kolam ikan yg lumayan besar.

Dia melepaskan tanganku dan memasukan tangannya ke saku celananya.

"Apakah kau sudah gila?" Tanyaku sambil menatap matanya.

"Aku terpaksa melakukannya. Lagi pula kenapa kau menghindar dariku?" Tanyanya.

"Aku tidak menghindar! Aku hanya malas bertemu dengan orang yg hatinya telah mati!" Jawabku.

Dia menghembuskan nafas perlahan. Aku terlalu kesal untuk menatapnya, jadi aku memutuskan untuk melihat ke arah kolam ikan sambil memegangi tasku. Suasana benar benar hening dalam waktu yg cukup lama.

"Maaf" katanya secara tiba tiba di tengah keheningan.

Aku langsung menoleh ke arahnya dan aku mendapatinya sedang menunduk seolah menyesal atas perbuatannya.

"Maaf untuk semuanya dan juga untuk ini" katanya sambil memegang tanganku yg merah karena genggamannya yg begitu kuat.

"..." Aku benar benar membeku namun hatiku benar benar meleleh atas perlakuannya. Jantungku berdegup sangat kencang sekarang dan aku yakin pipiku pasti sangat merah.

"Hatiku bukan mati, tapi aku terlalu malas untuk peduli terhadap hal hal kecil seperti itu. Jangan samakan aku dengan namja lain, atau dengan anggota member BTS lainnya. Karena aku bukan spesies mereka. Aku berbeda (y/n)-ah" jelasnya. Ini adalah kalimat terpanjang pertama yg pernah dia lontarkan kepadaku.

"..." Aku masih membeku.

"Apakah kau mau memaafkanku?" Tanyanya sambil menatapku. Aku merasa bahwa tatapannya dapat membuat menara pisa menjadi berdiri tegak.

"Te-tentu saja... Aku juga minta maaf oppa... benar katamu, aku memang kekanak kanakan" kataku sambil tersenyum. Dia juga tersenyum

'Astaga!! Dia tersenyum!! Kali ini bukan senyum mengejek atau senyuman yg kejam. Ini murni sebuah senyuman yg tulus! Aku mohon jangan sampai aku melakukan hal yg diluar kendali!'

Tiba tiba dia menarikku kedalam pelukannya.

"Jika kau marah padaku, pukullah aku sepuasmu! Tapi kumohon, jangan menjauhiku" bisiknya di telingaku.

Jantung ku benar benar tidak terkendali, aku tidak bisa melakukan apapun, bahkan untuk bernafas pun sulit, bukan karena dia memelukku terlalu kencang. Namun karena ini pertama kalinya dia melakukan hal sehangat ini padaku.

'tetaplah seperti ini oppa... kumohon... jangan lepaskan aku'

"Maukah kau berjanji padaku?" Bisiknya. Aku hanya bisa mengangguk.

"Bagus" katanya.

"Sekarang ayo kita pulang" lanjutnya sambil melepaskan pelukannya.

Aku hanya bisa mengangguk lesu

I Purple You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang