(3)Drama Dalam Mobil

4.8K 283 21
                                    


Hari senin. Hari dimana Jisoo dan kawan-kawan akan menjalankan aksinya untuk menjadi nerd. Apakah mereka akan siap menerima caci maki para siswa di sekolah baru mereka nanti? Kali ini mari kita fokus pada seorang yeoja yang sedang membangunkan teman-temannya menggunakan sebuah panci dan sendok nasi yang terus dipukul-pukul untuk membuat kegaduhan.

Ya, pagi ini Jisoo bangun paling awal untuk membangunkan para temannya yang masih tertidur pulas sambil menutup diri menggunakan selimut.

"Ya! Jennie, Rose, Lisa! Ireona. Apa kalian ingin terlambat di hari pertama kita sekolah? Haish! Coba pikirkan apa yang akan dikatakan orang-orang nanti jika kita terlambat."Ucap Jisoo yang masih setia memukul pancinya menggunakan sendok nasi yang ia gunakan untuk memasak.

Jisoo sudah terbiasa membangunkan temannya dengan cara seperti itu, karena bukan kali ini saja Jisoo membangunkan ketiga temannya yang tak tau diri itu. Untung sayang.

Tapi, tiba-tiba saja munculah salah satu teman Jisoo. Gadis cantik dengan mata kucing yang ia miliki sedang mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. "Ya, apa yang kau lakukan. Aku terusik karena suara mu begitu menyebar ke seluruh ruangan. Bahkan tetangga bisa saja mendengar suara mu itu."

Jisoo mendorong Jennie hingga mereka berada di depan meja makan. "Cepat makan dan bersiap-siap lah segera. Aku masih harus membangunkan Rose dan Lisa. Aish, anak itu sangat merepotkan ku."

Jennie menatap Jisoo sambil mengoleskan selai pada roti yang akan ia makan. "Kita mau berangkat naik apa? Sama kak Suho?"Tanya Jennie.

Jisoo hanya menganggukan kepalanya sebelum ia pergi dan kembali membuat kegaduhan dengan memukul-mukul panci yang masih ia pegang.

Rose dan Lisa yang terganggu karena kegaduhan yang dibuat Jisoo, akhirnya memutuskan untuk melanjutkan tidurnya dan menutup kuping mereka menggunakan bantal.

Sementara itu, Jisoo makin menjadi-jadi. Ia memukul panci nya semakin keras. Dan karena masih tidak ada respon, Jisoo membanting panci yang ia pegang dengan frustasi.

Lisa yang merasa terganggu mulai membuka mulut tanpa membuka matanya. "Aish, ada apa sebenarnya. Rumah ini seperti baru saja dimasuki oleh maling."

Mendengar perkataan Lisa, Rose menyuruh nya untuk segera mandi agar kegaduhan Jisoo tidak akan berkepanjangan. "Lisa, sebaiknya kau mandi duluan saja. Jika tidak Jisoo akan meninggalkan kita berdua, belum lagi semalam aku meninggalkannya di kamar sendirian."

"Aish, Chaeyoung-ah. Sebaiknya kau saja yang mandi duluan, karena kau yang lahir duluan dan kau lebih tua dari pada aku. Tolong garis bawahi kata tua pada kalimat ku."

Setelah berpikir sejenak, akhirnya Rose beranjak dari tempat tidurnya dan memutuskan untuk segera mandi duluan. "Yaudah! Aku mandi duluan. Awas saja, aku nanti akan meninggalkan mu sendirian disini. Wle."

Setelah Rose keluar dari kamar mandi, ia bingung mengapa rumah ini sepi sekali. Sangat berbeda dengan sebelumnya. Saat Rose turun dan mengecek keadaan ternyata Jisoo dan Jennie telah menghilang. Pantas saja sepi. "Lisa!"

Lisa yang merasa terpanggil, segera turun dari atas untuk menemui Rose. "Wae?"

"Kita ditinggal!"Teriak Rose dengan panik.

Lisa membulatkan matanya, masih tak percaya dengan ucapan Rose. "Trus gimana kita bisa ke sekolah?!"

"Lebih baik kita cepat bergegas ke halte bis kalo nggak mau terlambat."Ucap Rose seraya menarik tangan Lisa dengan terburu-buru.

***

Kali ini suasana di mobil Suho benar-benar hening, sampai Suho membuka percakapan dan bertanya pada Jisoo. "Jisoo-ya, apa tidak apa-apa jika kita meninggalkan Rose dan Lisa?"

Jisoo menghela nafasnya, sebenarnya ada rasa tak tega dalam diri Jisoo. Tetapi mau bagaimana lagi, ia dan Jennie juga harus berangkat sekolah pagi ini. "Iya gapapa kak."

"Lalu, mereka akan berangkat naik apa?"Tanya Suho dengan wajah tanpa dosanya.

'Aish, apa-apaan kak Suho. Apa dia tidak berpikir kalo disini banyak halte bus dan kendaraan umum. Pertanyaan macam apa yang ia lontarkan itu.'Batin Jisoo

Jisoo mengembangkan senyumnya yang agak dipaksakan untuk menjawab pertanyaan Suho. "Kayaknya naik onta deh kak."

Suho mengernyit bingung. "Loh? Kakak baru tau kalo disini ada onta. Emang ontanya dimana Soo?"

Jennie yang dari tadi hanya menyimak pembicaraan tak bermanfaat itu akhirnya membuka mulut. "Coba tanya sama rumput yang bergoyang deh."

Suho tertawa terbahak-bahak. "Yang begini nih, orang pinter tapi otaknya nggak digunakan untuk berpikir. Nih ya Jen, kan kakak nanya sama Jisoo. Bukan sama rumput yang bergoyang."

Suho mengelap sudut matanya menggunakan tangan. "Oh ya Soo, disini kan ada onta ya. Berarti lain kali kalian nggak perlu numpang di mobil kakak lagi ya? Ya kan?"

Jennie menghela nafasnya kasar. "Soo, kira-kira kak Suho kemarin makan apa ya? Atau jangan-jangan kelebihan dosis obat kali ya?"

Mendengar perkataan Jennie, wajah Suho menjadi sedih. "Sebenarnya kak Suho lagi sedih, gara-gara Irene."

Kini bulir-bulir air mata Suho mulai mengalir dari kelopak matanya. "Irene, udah nggak mau sama kakak Soo."

Jisoo terlihat tak percaya. "Loh? Kok bisa kak?"

"Iya kak, nggak usah cengeng."Ucap Jennie meledek Suho.

Suho mulai berhenti menangis dan mengelap sisa-sisa air matanya. "Sebenarnya Irene udah nggak mau jadi pacar kakak lagi—karena Irene mau menikah dengan kakak. Dia nggak mau pacar-pacaran, mau langsung jadi isteri kakak katanya."

Jisoo menjadi jengkel dengan perkataan kakaknya itu. "Huft.. Kak, kakak sayang kan sama kak Irene?"

Suho mengangguk menandakan bahwa ia sangat menyayangi gadis bernama asli Bae Joohyun itu. "Kakak sayang banget sama Irene, Soo."

"Yaudah. Kakak lamar deh, kak Irene nya. Trus kakak menikah deh. Hidup bahagia. Tamat."Ucap Jisoo seraya menjelaskan alur cerita yang ia buat untuk kakaknya itu.

Suho menatap Jisoo lekat-lekat. "Akibat bergaul sama Jennie nih, otaknya jadi dangkal juga. Denger ya Soo, kalo kakak jadi nikah sama Irene, kemungkinan besar kakak akan nikah di London. Bukan di Seoul. Dan kakak belum siap untuk nikah sama Irene karena kakak mikirin kamu! Nanti disini sama siapa, makan enak atau nggak. Kan kakak nggak tau."

Jisoo yang terharu mendengar ucapan kakaknya itu sedikit mengeluarkan air matanya. "Huaa! Kak Suho! Jisoo terhura masa."

"Sebenarnya.. Kalo kak Suho mau pergi gapapa kali. Nanti kan ada Kak Jongin, Kak Chanyeol, sama Kak Sehun."Jelas Jennie.

Suho membelalakan matanya setelah mendengarkan ucapan Jennie. "Aish, sembarangan aja. Emang anak caplang kayak Chanyeol, anak cadel kayak Sehun, trus rakjel kayak Jongin punya harta sebesar dan sebanyak apa untuk menjaga Jisoo."

"Kak! Sembarangan, kak Jongin sebenarnya nggak rakjel. Cuma kurang mampu aja."

Jisoo kembali menatap Suho. "Yaudah kak, kalo kakak mau nikah di London sama kak Irene, gapapa kok. Lagipula aku bukan anak-anak lagi kan? Nanti juga kak caplang, kak cadel, dan kak rakjel kesini."

'Kak Jongin! Salah kakak apa?!'Batin Jennie.

Suho sepertinya setuju untuk pergi dan segera menikah dengan kekasihnya, Irene. "Tapi Jisoo janji akan terus kasih kabar ke kakak, terus kamu harus selalu bareng-bareng sama Jennie, Rose, dan Lisa. Kalo ada masalah, biar kakak yang urus dari sana. Karena, sebenarnya—














TBC
-Fake Nerd and Bad Boy

Oke, cuma mau kasih tau..

Masa depan mu tergantung pada impian mu, maka dari itu perbanyak lah tidur.

Fake Nerd And Bad Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang