(17)Karena Kecelakaan

1.8K 118 2
                                    


Jisoo terbangun dan menatap sekelilingnya. "Ya! Orang konyol mana yang membawaku kesini?"

"Apa maksud mu? Sebenarnya kau kenapa? Dan kau itu—tidur atau pingsan? Kau tau aku khawatir padamu? Cepat jawab pertanyaanku."

"Ya! Bagaimana aku akan menjawab pertanyaan mu kalau kau terus saja melontarkan pertanyaan-pertanyaan mu itu. Berhenti lah sebentar dan biarkan aku menjawabnya."

"Baiklah, baiklah. Cepat katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi padamu sekarang ini."

Jisoo menghembuskan nafasnya. "Sebenarnya tidak ada sesuatu yang buruk, hanya saja—aku akan dijodohkan dengan Jin."

"A-apa? Kau dijodohkan dengan Jin hyung? Apa kau tidak bisa menolaknya."

Jisoo hanya menatap langit-langit kamarnya. "Entahlah. Aku hanya ingin bertanya padamu tentang satu hal."

Taehyung menoleh dan menatap Jisoo lekat. "Apa?"

"Bagaimana jika aku tidak akan panjang umur dan segera mening—"Taehyung menutup mulut Jisoo menggunakan tangannya.

"Apa yang kau bicarakan sebenarnya? Kalau kau sakit aku akan memberimu obat yang banyak agar kau cepat sembuh."Ucap Taehyung lalu menjauhkan tangannya.

"Kau akan membuatku overdosis karena obat yang kau berikan."

Taehyung menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. "Ah, mianhae. Aku memang tidak berpikir sebelum berbicara."

"Ah, iya! Aku akan segera kembali. Kau tunggu aku disini dan jangan pergi kemana-mana. Arraseo?"

"Geurae! Cepatlah."

Jisoo hanya menatap kepergian Taehyung dan hanya bisa menunggu nya dengan sabar.

10 menit. 15, 30.. Dan bahkan sudah satu jam Jisoo menunggu Taehyung,tapi ia tak kunjung melihat tanda-tanda pria itu akan datang.

"Ah, aku sungguh mengantuk karena me—"

Cklk. Pintu kamar Jisoo terbuka dan menampakkan seorang wanita dengan perut besarnya tengah berdiri didepan kamar Jisoo dan menatapnya. "Jisoo-ya!"

"Ada apa kak?"

"Tae—taehyung. Dia mengalami kecelakaan."Ucap Irene.

Jisoo sempat mematung ditempat. "Lalu dirumah sakit mana dia sekarang?" Tanya Jisoo setelah tersadar dari lamunan nya.

"Di rumah sakit xxx, lebih baik kau cepat kesana dan menemui nya."

Jisoo beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas pergi ke rumah sakit. "Ah, kak. Kalau kak Suho mencariku, katakan saja aku sedang bersama Taehyung."

"Tentu saja."

***

Gadis itu berjalan dengan tergesa-gesa di koridor rumah sakit, dan tak terasa airmata nya mulai turun. Ia khawatir tentang keadaan pria yang tadi menyuruh nya menunggu selama satu jam dan kemudian tak kunjung kembali.

Setelah menemukan kamar bougenville nomor 212 atas nama Kim Taehyung, Jisoo segera membuka pintu kamar itu. Cklk.

Orang-orang yang berada di dalam kamar itu terkejut, terutama Jisoo.

Jisoo berusaha bersikap setenang mungkin setelah melihat pria yang ia cari kini tengah makan bersama gadis lain.

"J-jisoo? Aku bisa—"

Jisoo tersenyum. "Annyeonghasseo, apa aku mengganggu kalian? Ah, aku hanya ingin melihat keadaan Taehyung saja—dan sekarang aku akan langsung pergi. Permisi."Ucapnya hendak pergi.

"Jisoo! Jamkkanman—akh, kepalaku sangat sakit."

***

"Lagi-lagi aku tidak bisa menangis. Ah, kalau dipikir-pikir—kurasa semua orang memang jahat padaku."

Jisoo menghembuskan nafasnya kasar. "Terutama Taehyung. Dia benar-benar brengsek. Kenapa disaat aku mulai jatuh cinta padanya, dia justru meninggalkanku."

Jisoo duduk di bawah pohon besar yang rindang dengan wajah yang ditenggelamkan pada lututnya. Ia sudah tidak bisa menangis.

Mungkin gadis itu lelah. Sangat lelah akan semuanya.

"Annyeonghasseo, apa kau Jisoo? Sedang apa kau disini?"Tanya seorang pria pada Jisoo.

Jisoo mengangkat kepalanya, mendongak dan menatap pria itu. "Ah, Jinyoung. Apa kau tau? Aku sedang bersedih, tapi airmata ku sepertinya sudah habis hingga aku tidak bisa mengeluarkan nya."

"Ya! Siapa yang membuatmu sedih seperti ini? Ah, kau terlihat sangat kacau."

Jisoo menghiraukan pria itu dan kembali menenggelamkan wajahnya.

Jinyoung membungkuk dan membelai surai gadis itu dengan penuh kasih sayang. "Jisoo-ya, lebih baik kau ikut denganku. Maksudku—tinggal dirumahku untuk sementara waktu. Lagipula rumahku itu berdekatan denganmu. Bagaimana? Apa kau mau?"

"Ani, ani. Apa pendapat orang nanti kalau melihat kita tinggal bersama."

Jinyoung bangkit dan hendak pergi. "Baiklah, aku tidak akan memaksa mu. Aku permisi, dan—jaga dirimu baik-baik."Ucapnya sebelum benar-benar pergi meninggalkan Jisoo.

Jisoo menatap punggung Jinyoung yang hampir tidak terlihat. Ia lalu memukuli kepalanya sendiri, menyesali perbuatannya. "Ah, bodohnya aku! Jinyoung adalah sahabatku. Seharusnya aku mendengarkan nya, dan bukan menunjukkan sifat egois ini."

Gadis itu berdiri dan mencari sosok Jinyoung yang telah menghilang sekarang. "Apa yang harus aku lakukan sekarang?"




















TBC
-Fake Nerd and Bad Boy

Fake Nerd And Bad Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang