(12)Siapa Mereka?

2.3K 127 8
                                    


Suga kini menatap Jennie datar. "Apa kau tidak ingin pulang? Cepatlah, aku akan mengantar mu."

Jennie lalu mengikuti Suga yang telah mendahului nya. 'Kenapa dia sebenarnya? Terkadang sikapnya hangat, dan kadang sifatnya menjadi sangat dingin. Dia membuatku bingung saja.'

***

Jennie dan Suga telah sampai di rumah Jisoo, namun mereka justru mendengar suara bising dari dalam rumah Jisoo. Tidak seperti biasanya.

HIT YOU WITH DATE DDU DU DDU DU...
AYE.. AYE..
HIT YOU WITH DATE DDU DU DDU DU...
AYE.. AYE..

FOREVER YOUNG
...
FOREVER YOUNG
...

I'M  LIKE TT...
AAAH~
JUST LIKE TT...
AAAH~
TELL ME THAT YOU BE MY BABY..

HEY BOY...
MAKE A WHISTLE LIKE A MISSLE BOOM.. BOOM..
EVERY TIME I SHOW UP..
BLOW UP UH..

ME GUSTASTU.. GUSTASTU..
STUTURU JUAHAEYEO...
GUSTASTU.. STURUSTURUU...

LO SIENTO.. LO SIENTO...

WE GOT DATE POWER! POWER!

SHIMMIE SHIMMIE KOKOBOP..
I THINK I LIKE IT..

I'M FEELING SO ENERGETIC..

BURN IN UP...

YOLOYOLOYOLOYO.. YOLOYOLOYO..

GURAE WOLF.. NEGA WOLF...
AUU~
SARANGHAEYO..

I'M SO SICK OF THIS.. FAKE LOVE.. FAKE LOVE.. FAKE LOVE..

Suga menatap Jennie lalu bersandar pada pintu mobilnya. "Aku yakin orang yang sedang berada di dalam rumah Jisoo itu tuli."

"Kau ini sembarangan saja kalau berbicara. Bagaimana kalau yang sedang berada di dalam itu adalah teman-temanku?"

"Kau dengar aku kan? Itu berarti mereka tuli."

"Ah, aku akan mengecek ke dalam. Jika kau tidak ingin masuk karena sangat menyayangi telinga mu itu, lebih baik kau diam disini dan tunggu aku."

Cklk. Jennie membuka pintu rumah Jisoo dan mengendap-endap untuk memeriksa siapa yang berada di dalam.

"Jennie-ah! Annyeong."

Jennie membelalakkan matanya, "Bang kai?"

Seseorang dengan tubuh tinggi dan telinga besar menertawai Kai karena nama panggilan yang Jennie berikan. "Ah, Kai. Ternyata kau hanya dianggap sebuah bangkai oleh Jennie."

Jennie memukul pria itu. "Ya! Kalau ingin menertawai orang itu, sadarlah terlebih dahulu. Lihatlah, telinga besar mu itu memerah. Dasar caplang tidak tau diri."

"Ya! Chanyeol hyung, kau memang caplang."Ucap seorang pria dengan tubuh tinggi dan kulit yang sangat putih.

Jennie menginjak kaki pria yang lebih tinggi darinya itu. "Diamlah! Dasar albino cadel. Lancarkan dulu bicara mu itu, baru mengejek orang."

"Rasakan itu."

Jennie mematikan musik yang masih terdengar di ruang tamu itu dan beralih menarik telinga kakaknya hingga terlihat merah. "Kak! Sejak kapan kau berada disini?! Kenapa tidak memberitahuku? Kau ini, selalu saja membuatku bertanya-tanya padamu."

Kai mengabaikan perkataan Jennie dan melirik pria yang sedang bersandar pada tembok rumah Jisoo. "Ya, apa kau sudah memiliki kekasih?"

"Dia—"

"Min Yoongi—ah, panggil saja Suga."Ucap Suga lalu masuk ke dalam dan menggenggam tangan Jennie sebelum membawanya pergi. "Ikut aku."

Chanyeol menyenggol tangan Kai. "Ya, Kai. Lihatlah, bahkan adik mu sudah memiliki kekasih."

"Sebentar lagi aku juga akan memiliki kekasih, hyung."Ucap Sehun membanggakan diri.

Kai tertawa mendengar ucapan Sehun. "Mana ada wanita yang ingin menjadi kekasih dari seorang albino cadel seperti mu? Sepertinya mereka akan melarikan diri karena kulit dan wajahmu itu."

"Ya, hyung. Sehun putih, tinggi, berhidung mancung, dan memiliki uang yang banyak. Tidak seperti mu hyung, sudah kulitnya hitam, hanya modal hidung mancung ke dalam, dan juga termasuk rakyat jelata."Ucap Sehun lalu berlari karena melihat tangan kai yang akan melayangkan tinjuan nya pada wajah tampan Sehun.

"Ya, apa kau menghina ku?"

Sehun tertawa dan menjulurkan lidahnya pada Kai. "Sepertinya begitu, hyung."

"Ah, berarti kau tidak menyayangi makanan mu."Ucap Kai lalu mengambil dan memakan makanan milik Sehun.

"Hyung! Apa kau tidak mampu membeli makanan karena kau termasuk rakyat jelata?! Ya, kembalikan makanan ku."

***

"Siapa mereka?"Tanya Suga datar.

Jennie menautkan kedua alisnya. "Mereka? Siapa maksud mu?"

"Ck, yang tadi berada di dalam rumah Jisoo. Jawablah, jangan berpura-pura tidak tau."Ucap Suga lalu menatap ke arah lain.

"Ayolah! Kai adalah kakak ku, Chanyeol adalah kakak Rose, dan Sehun itu adalah—"

"Benarkah?"

"Sudahlah. Aku akan pergi saja kalau kau terus seperti ini—"

"Ah, aniya. Aku pikir mereka adalah teman lama mu, karena—kau dan kakak mu itu tidak memiliki kemiripan. Ah, maksudku kau itu cantik dan—kau tau? Kakak mu hitam."Ucap Suga dan tertawa menunjukkan eyesmile miliknya.

Jennie memukul Suga. "Ya! Jangan mengejek kakak ku seperti itu. Menurutku dia lumayan tampan—jika dibandingkan denganmu."

Senyum Suga menghilang seketika. "Kalau begitu, jadikan saja kakak mu sebagai kekasih mu."

Jennie tertawa dengan eyesmile nya dan merangkul tangan Suga. "Begitu saja kau sudah marah. Ah, tertawa lah. Tunjukkan senyum manis mu tadi."

"Aniya."

Jennie menatap Suga dan menarik sudut-sudut bibir pria itu agar ia terlihat tersenyum. "Ah, ini tidak berhasil. Kau tidak terlihat tersenyum saat seperti ini, aku justru melihat gigi mu yang akan keluar. Apa kau memakai gigi palsu?"

"Apa yang kau bicarakan sebenarnya? Kau ingin membuatku tersenyum atau ingin mengeluarkan gigi ku?"

Jennie terkejut dan segera menjauh dari Suga. "Apa kau benar-benar menggunakan gigi palsu? Apa kau sudah setua itu?"

"Ya, apa aku mengatakan kalau aku menggunakan gigi palsu?"

"Tapi kau mengatakan—"

Suga melirik jam tangannya. "Jennie-ah, mianhae. Aku harus segera pulang."

"Secepat ini?"Tanya Jennie.

Suga menatap Jennie dan kembali menunjukkan eyesmile nya. "Kau tidak ingin berpisah dengan ku? Ah, kau sudah manja rupanya."

"Ani."

"Tenanglah, kita bisa bertemu lagi besok."Ucap Suga lalu mengacak rambut Jennie. "Ah, baiklah. Aku pulang dulu, dan kau jangan merindukan ku—karena bulu mataku akan jatuh satu persatu kalau kau merindukan ku. Aku takut dia akan botak, sulit untuk menumbuhkan nya lagi."

"Pergilah. Kau lebih mementingkan bulu matamu daripada aku."

"Aniya, sayang. Jangan seperti itu—ah, aku harus pulang. Jagalah dirimu baik-baik."














TBC
-Fake Nerd and Bad Boy
(remake)

Fake Nerd And Bad Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang