(19)Orangtua Jisoo

1.7K 109 1
                                    


"Akh! Bokong suci ini telah ternodai!"Teriak Taehyung setelah terjatuh karena menginjak air yang tumpah didepan kelas.

Jisoo menghampiri Taehyung dan membantu pria itu berdiri. "Sudah tau lantai ini basah. Gwenchanha?"

Taehyung mempoutkan bibirnya. "Ani, ani. Aku tidak baik-baik saja."

"Berhentilah bersikap seperti anak kecil. Menjijikan sekali."

"Kapan kau akan mulai memujiku?"Ucap Taehyung menaikkan sebelah alisnya.

"Kapan-kapan. Saat kau sudah pantas untuk diberi pujian."

"Menyebalkan sekali."

***

"Kali ini saya akan mengulang kembali pelajaran tentang rumus phytagoras yang telah kalian pelajari saat sekolah menengah pertama."Ucap Ssaem lalu menulis beberapa soal di papan tulis.

"Apa diantara kalian ada yang masih mengingat cara mengerjakan soal ini?"

Hening. Para siswa maupun siswi saling bertatapan, berharap ada yang bisa menjawab pertanyaan itu agar ia tidak ditunjuk dan berakhir maju didepan.

Berbeda dengan Taehyung. Pria itu justru sibuk berbicara dengan Jisoo saat keadaan sedang hening.

"Kau akan pulang bersama siapa saat pulang sekolah nanti?"Tanya Taehyung.

"Entahlah."
"Bagaimana kalau kau pulang bersama—akh! Sakit!"

Taehyung menoleh dan mendapati Lee Ssaem yang tengah menarik telinganya tanpa ampun dengan tatapan mematikan nya.

"Akh! Saaem. Tolong lepas Ssaem!"

"Sudah berapa kali kamu mengacuhkan pelajaran saya, Tae?"

"Maaf Ssaem. Saya—akh! Sakit Ssaem!"

Jisoo bangkit dari tempat duduknya. "Maaf Ssaem sebelumnya. Tapi—apa bisa Ssaem lepaskan telinga Taehyung? Maaf Ssaem. Saya hanya—"

Ssaem tersenyum. "Kamu baik sekali nak Jisoo. Nggak seperti Taehyung ini." Ssaem kembali menarik telinga Taehyung sebelum melepaskan nya. Ia sungguh dibuat geram oleh muridnya yang satu ini.

Taehyung memegangi telinganya yang memerah. "Dasar tua bangka. Sama perempuan aja baik." Lirihnya.

Ssaem menoleh dan menatap Taehyung tajam. Sedangkan yang ditatap hanya menunjukkan cengiran kotaknya.

"Ssaem, maaf. Apa boleh saya izin ke uks? Kepala saya terasa sedikit pusing."

"Ohh. Silakan nak Jisoo. Istirahat dulu saja, sampai sakitnya berkurang."Ucap Lee Ssaem.

Taehyung bangkit dari tempat duduknya. Berniat untuk mengantar dan menemani Jisoo ke uks. "Soo, aku ikut denganmu."Lirihnya.

Jisoo menatap Lee Ssaem. Berharap mendapatkan izin agar Taehyung bisa ikut dengannya.

***

Cklk. Jisoo membuka pintu uks dan masuk ke dalam. Ia membaringkan tubuhnya diranjang uks, menutup matanya, dan mencari ketenangan untuk menghilangkan rasa sakit pada kepalanya.

Ntah kenapa, ia kini mulai merindukan orangtua nya.

Orangtua nya yang telah lama ia rindukan.

Orangtua nya yang telah lama tidak ia temui.

Dan orangtua nya yang telah lama meninggalkan nya.

Kenangan pahit itu kembali teringat dipikiran Jisoo. Kembali terlintas dibenaknya setelah lama menghilang.

Membuat Jisoo kembali menangis karena harus mengingat masa lalu nya yang begitu menyedihkan.

"Appa, eomma, Jisoo sungguh merindukan kalian."Ucap Jisoo ditengah isakan nya.

Cklk. Pintu uks terbuka dan menunjukkan sosok seorang pria yang tengah menatapnya.

Pria itu masuk dan menutup pintu uks. Menghampiri ranjang uks. Menatap Jisoo lekat, dan menyeka airmata yang kini mengalir deras membasahi pipi gadis itu.

Ia sangat tau masalah yang Jisoo alami selama ini karena ia adalah sahabat masa kecil Jisoo.

"Berhentilah menangis. Aku tidak suka melihatmu seperti ini."

Jisoo bangkit dan memeluk pria itu. "Kau memang sahabat terbaik ku, Jinyoung."

"Aku memang sahabat terbaikmu. Apa kau baru menyadari nya? Setelah sekian lama, kau baru menyadari nya?" Tanya Jinyoung. "Itu tidak sopan. Karena itu sama saja kau tidak menghargai—"

Jisoo membungkam bibir Jinyoung menggunakan tangannya. Menatap manik pria itu lekat. "Maksudku, kau adalah satu-satunya pria yang mengetahui semua masalahku." Jisoo menjauhkan tangannya dari Jinyoung. "Aku berterima kasih padamu—sangat berterima kasih."

Jinyoung membelakangi Jisoo dan memegangi dadanya. Jantung pria itu dibuat seperti sedang bermaraton karena sorot mata Jisoo yang selalu membuatnya terpana dan terpukau. Belum lagi dengan jarak mereka yang cukup dekat sebelumnya.

Jinyoung dapat melihat semuanya dengan jelas. Manik hitam yang selalu ia rindukan. Hidung kecil yang mancung itu. Dan bibir baby pink yang selalu indah untuk dipandang.

Semuanya terlihat sangat jelas.

Ia sulit menetralkan pikirannya karena terus mengingat kejadian tadi.

















TBC
-Fake Nerd and Bad Boy

Fake Nerd And Bad Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang