(16)Telah Di Jodohkan

1.8K 122 0
                                    


Jisoo dan teman-temannya kini sedang membicarakan hari kelulusan mereka.

"Apa kalian sadar kalau sebentar lagi kita akan melakukan kelulusan sekolah menengah atas?"

Rose dan Lisa menoleh ke arah Jennie.  "Ah, ya. Kau benar Jen, aku sangat tidak ingin berpisah dengan kalian."

"Akupun begi—"

"Teman-teman, mianhae. Sepertinya aku harus pergi duluan. Sepertinya aku harus pergi menjemput Kak Suho dan Kak Irene di bandara Incheon sekarang juga."Ucap Jisoo tiba-tiba.

"Ah, aku akan berangkat sekarang."

"Aku akan pergi menemani mu."

Jisoo menoleh dan melihat keberadaan Jin. "Apa boleh?"Tanya nya.

"Geurae."

***

"Dimana Kak Suho sebenarnya?"

Jisoo dan Jin kini telah berada di bandara. Jisoo mencari-cari keberadaan kakaknya, sedangkan Jin hanya mengikutinya dari belakang.

"Jisoo-ya!"

Jisoo menoleh dan melihat kakaknya sedang melambaikan tangan padanya. Ia segera berlari ke arah Suho yang sedang bergandeng tangan seorang wanita dengan perut buncitnya, yang tak lain adalah Irene.

"Annyeonghaesseo, Jisoo-ah. Apa kabar mu? Lama tidak bertemu."Sapa Irene dengan senyum manisnya.

Jisoo menoleh dan membalas senyuman Irene. "Ah, annyeonghaesseo. Aku baik-baik saja, bagaimana dengan kak Irene?"

"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja."

Suho menyenggol lengan Jisoo. "Ya, kau hanya menanyakan kabar Irene? Bagaimana denganku? Apa kau tidak merindukan kakak mu yang tampan ini?"

Irene menatap Suho sinis. "Cih, kau memang tak pernah berubah."

"Sudahlah kak. Hiraukan saja dia, dan—lebih baik kita pulang."Ucap Jisoo lalu menggenggam tangan Irene dan berjalan beriringan.

"Ah, iya. Aku kesini bersama Jin, sepertinya dia sudah menunggu dimobil."Sambung Jisoo.

***

"Terima kasih karena telah mengantar aku dan kakak ku pulang. Apa kau mau mampir?"Tanya Jisoo yang hendak keluar dari mobil milik Jin.

"Ah, ani. Sepertinya lain kali saja, aku akan langsung pulang setelah ini."Ucap Jin sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Geurae. Berhati-hatilah, aku akan masuk ke dalam."

Setelah berterima kasih pada Jin, Jisoo segera masuk ke dalam rumahnya untuk meluapkan rasa rindu pada kakaknya dan juga kakak iparnya.

"Anny—"

"Apa aku boleh menanyakan sesuatu pada kak Irene?"Tanya Rose.

Irene menoleh dan tersenyum pada Rose. "Ada apa? Tanyakan saja."

Rose menatap Irene dan Suho bergantian. "Sebenarnya, kenapa perut kakak bisa sebesar itu?"

Jisoo menoleh dan terkekeh mendengar ucapan Rose. "Ani, ani Rose. Mungkin kak Irene hanya terlalu banyak mengkonsumsi makanan saat berada disana."

Rose menatap Jisoo dengan wajah yang sulit diartikan. "Mungkinkah begitu?"Tanya Rose lalu memakan makanan ringan yang Suho bawa.

"Ya, Jisoo. Sebenarnya kakak mu itu selalu membuatku mengerang dibaw—pffth."

Suho menutup mulut Irene dengan tangannya lalu merangkul istrinya itu. "Apa yang kau katakan? Itu memalukan kau tau?"

"Masih punya malu dia rupanya."Lirih Irene.

"Ya, aku mendengar ucapan mu."

***

"Apa yang harus aku lakukan? Kenapa eomma dan appa melakukan hal ini padaku? Apa—karena Jin adalah sahabat kecilku, mereka langsung memutuskan untuk menjodohkan aku dengannya?"

"Kenapa tidak Jinyoung? Atau mungkin—Taehyung."

Jisoo. Gadis yang sedang bermonolog sendiri itu adalah Kim Jisoo.

Walaupun gadis itu terus tertawa saat berkumpul bersama teman-temannya, sebenarnya itu hanyalah fake smile nya yang ia tunjukkan agar orang berpikir bahwa Jisoo adalah gadis periang yang selalu tersenyum.

Tapi dibalik senyuman nya, nyatanya gadis itu sedang berusaha menutupi kesedihannya dengan membuat orang-orang disekitar nya tertawa bahagia.

"Sedang apa kau disini?"

Jisoo menoleh. Lamunan nya buyar saat tiba-tiba ada tangan pria menyentuh bahunya. "Ada apa sebenarnya?"

Suara berat pria itu selalu berhasil membuatnya hilang akal, sungguh, sepertinya Jisoo mulai menyukai Taehyung.

Ia telah jatuh cinta pada Kim Taehyung.

Kim Taehyung, siswa yang selalu di anggap buruk oleh guru.

Kim Taehyung, teman yang menyebalkan karena terlalu malas belajar.

Dan Kim Taehyung, pria tampan dengan beberapa kelebihan yang mampu membuat orang-orang disekitar nya menjadi iri karenanya.

Ah, Jisoo telah jatuh cinta pada pria itu. Dan kini pria itu telah berada dihadapan nya.

"Jisoo-ya, aku bertanya padamu."Ucapnya sekali lagi.

Jisoo masih tidak menjawab Taehyung. Ia lebih memilih untuk bersandar pada bahu pria itu, berusaha mencari ketenangan agar pikirannya dapat beristirahat sejenak.

Jisoo menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong. "Kau tau? Aku sedang mencoba untuk menangis. Huft, sulit sekali mengeluarkan airmata ku ini."

Jisoo beralih menatap Taehyung. "Lihatlah Tae. Lihat! Mataku sudah memerah bukan? Ia hanya terbendung dan tidak mau keluar."

"Itu membuatku frustasi, Tae."Ucap Jisoo lalu kembali menatap lurus dengan tatapan kosong nya.

Perlahan, Jisoo mulai memejamkan matanya. Dan—ntahlah, Jisoo tidak bisa dibangunkan walau Taehyung sudah mengguncang pelan tubuhnya.

"Kenapa dia sebenarnya?"Tanya Taehyung pada dirinya sendiri. "Lebih baik aku membawanya ke kamar—ah, untung aku datang kesini."Ucap Taehyung lalu membawa Jisoo ke dalam kamarnya.
















TBC
-Fake Nerd and Bad Boy

Fake Nerd And Bad Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang