Part 2

6.1K 350 3
                                    

Flora POV
     Aku membuka mataku ketika aku merasa silau. Kuedarkan pandangan melihat sekeliling. Ini bukan rumahku, rumah sakit, ataupun hutan. Atau mungkin aku sudah ada di surga, mengingat dia tadi ingin membunuhku.
     Aku duduk bersandar di ranjang. Mataku masih melihat sekeliling. Kamar ini begitu luas dan mewah. Ranjang berukuran king size yang aku tempati tak membuat kamar ini kehilangan sedikit ruangnya.
     Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Memperlihatkan sosok pria yang sangat tampan. Ya Tuhan, aku tidak tahu kalau ada pria seperti dia. Mata yang berwarna biru keabu-abuan, warna mata yang aku suka, bibir merah muda yang tipis, rahang yang kokoh. Sungguh dia pria yang sempurna di mataku.
     "Kau tidak perlu menatapku seperti itu, sayang."
     Oh, astaga! Bahkan suaranya mampu membiusku. Tapi tunggu! Apa aku tidak salah dengar? Sayang?
     "Eng, maaf. Mengapa anda memanggilku sayang?" Aku hati-hati bertanya.
     "Apa aku memanggilmu sayang?"
     Aku mengangguk. Dia terkekeh. Ya ampun, aku sudah tak sanggup lagi.
     "Ah, sudahlah. Cepatlah kau mandi, orang-orang menunggumu untuk sarapan."
     "Tapi aku tak punya baju ganti."
     "Adikku yang akan menyiapkan pakaian untukmu. Kau mandi saja." Dia berjalan keluar.
     "Tunggu!" Dia menoleh.
     "Eng, aku ada di mana?" Tanyaku hati-hati.
     "Kau ada di mansionku." Dia pergi meninggalkanku.
     Aku segera ke kamar mandi. Begitu kakiku melangkah masuk, aku terkesiap. Oh, astaga! Bahkan kamar mandinya besar dan mewah. Aku jadi tak bisa membayangkan seberapa luas mansion ini.
     Selesai mandi, aku memakai mantel mandi dan keluar. Di atas ranjang, dress lace berwarna biru tersedia. Ada kertas kecil di atasnya.
   
   

             (Itu bukan Flora ☝)      'Ini baju ganti untukmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

             (Itu bukan Flora ☝)
      'Ini baju ganti untukmu.'
     Aku mengambil dress itu dan menuju walk closet.
Flora POV end.
                                💞
     Flora bergegas ke ruang makan setelah selesai bersiap. Semua orang menatapnya, termasuk Gerald.
     'Oh, Moon Goddes. Mate-ku terlihat cantik.' Seru Edward pada Gerald.
     'Dia mate-ku juga, Edward. Mate kita.'
     Gerald memutus mindlink secara sepihak.
     "Wah, kau terlihat cantik dengan baju itu, Flora." Puji Kate.
     Flora menatapnya bingung. Bagaimana gadis itu bisa tahu namanya. Kate yang melihat ekspresi Flora menangguk paham.
     "Gerald tadi yang memberitahukan namamu." Kate menunjuk Gerald.
     Flora mengangguk. 'Jadi namanya Gerald.' Ucapnya dalam hati.
     "Oh ya, namaku Kate, adik Gerald." Kate mengulurkan tangan dan disambut Flora.
     "Ayo duduk, Flora. Aku sudah lapar."
     Flora menanggapi Kate dengan senyum. Segera ia mengambil tempat di samping Kate. Mereka sarapan dalam diam.

Gimana ceritanya? Mudahan nggak gaje n abal-abal. Jangan lupa voment ya

Love My LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang