🐚Happy reading, guys🐚
.
.
.
.Flora POV
Saat ini aku berendam di bath up. Sore ini Gerald mengajakku ke suatu tempat. Aku tak tahu dia hendak mengajakku kemana. Tadi saat aku hendak bertanya lagi, memastikan, Gerald malah menyuruhku bersiap. Aku menghela napas saat mengingatnya. Sedikit kecewa memang, tapi sudahlah, toh, nantinya aku akan mengetahuinya juga.
Aku segera membilas tubuh, mengeringkan tubuh dengan handuk, memakai mantel mandi dan berjalan keluar kamar mandi. Aku sedikit lega mengetahui Gerald tidak ada di kamar. Aku tidak tahu nasibku nantinya. Oh, apa yang aku pikirkan? Aku mengusap wajahku kasar, melupakan hal 'mengerikan' yang ada di kepalaku.
Tik tok
(Flora: Lho, kok jadi tik tok sih, thor?
Bukannya tok tok, ya?
Author: Sepertinya ada yang salah
dengan pintunya.)Oke, kembali ke skenario!
Aku membuka sedikit pintu. Terlihat seorang gadis berusia 12 tahun sedang memegang sebuah kotak. Aku membuka pintu lebih lebar dan tersenyum hangat padanya. Dia terlihat gugup. Kepalanya kemudian menunduk.
"Santai saja." Ujarku lembut.
Gadis itu mendongakkan kepalanya, menatapku tak percaya. Lalu wajahnya kembali santai.
"Um, Alpha menyuruhku untuk memberi ini pada Anda, Luna." Gadis itu menyerahkan kotak itu padaku dan aku menerimanya.
Aku tersenyum hangat padanya. Kemudian mempersilakan dia untuk pergi. Aku duduk di ranjang dan membuka kotak itu. Ada kertas kecil di atas kain berwarna krem.
Ini pakaian yang akan kau pakai. Aku yakin kau akan terlihat sangat cantik.
Love
GAku menatap pakaian yang terlipat rapi di dalam kotak. Aku mengambil baju itu dan membawanya masuk ke walk closet, memakainya di sana. Aku berjalan keluar dan menghadap cermin. Aku suka dress ini, sangat bagus. Aku memoles wajah dengan make up natural. Aku memutuskan untuk menggulung rambutku. Aku memakai heels berwarna krem, memakai parfum. Aku memandang pantulan diriku di cermin. Aku tersenyum, aku sudah siap. Kemudian aku mengambil tas tangan berwarna senada dengan dress yang kukenakan dan berjalan keluar.
Gerald POV
'Kenapa dia lama sekali!' Geramku.
'Sabarlah, Gerald. Apa kau sudah mengambil kain penutup?" Tanya Edward.
'Aku sudah mengambilnya.'
Aku memutus mindlink saat aku melihat Flora turun dengan dress pilihanku. Aku terus menatapnya. Dia terlihat sangat cantik, seperti dugaanku.
'Oh, Moon Goddes. Kau sungguh baik memberiku mate yang sangat cantik seperti dia.' Tutur Edward dalam pikiranku.
'Dia mateku juga. Ah, tapi daripada itu, aku setuju denganmu. Dia sangat cantik.'
"Apa ada yang salah dengan penampilanku hingga kau melihatku begitu, Gerald?" Tanyanya yang membuatku kembali di dunia nyata.
"Kau terlihat sangat cantik, sayang."
Aku melingkarkan tanganku di pinggangnya, menatap mata hijau yang aku suka. Aku tersenyum dan dia membalas senyumku.
'Sabar, Edward! Sabar! Kita tidak harus menandainya sekarang.' Ujarku melihat Edward ingin mengambil alih.
'Iya, aku tahu. Aku sudah berusaha menahan diri untuk tidak keluar. Oh, astaga! Kenapa dia terlihat semakin seksi dengan hanya senyum seperti itu? Padahal aku sudah sering melihat senyumnya itu.' Aku terkekeh mendengar penuturan Edward.
"Gerald, apa kau baik-baik saja? Apa yang membuatmu tertawa? Apa riasan di wajahku terlihat aneh?" Pertanyaan beruntun darinya membuatku kembali sadar.
"Tidak. Hanya saja, Edward menahan diri untuk tidak keluar dan menandaimu."
Mendengar itu, wajah Flora memerah. Tapi dia segera mengalihkan pembicaraan.
"Kapan kita berangkat? Kau bilang hendak mengajakku ke suatu tempat?"
"Kita akan berangkat sekarang. Sebelum itu, matamu harus ditutup." Aku mengangkat kain panjang untuk menutup matanya.
"Kenapa harus ditutup?" Tanyanya polos.
"Rahasia."
Aku berdiri di belakangnya, mengarahkan kain itu ke arah matanya dan mengikatnya. Sekarang matanya telah ditutup. Aku menuntunnya berjalan ke luar. Kubuka pintu mobil dan mendudukkannya di kursi di samping kemudi lalu menutup pintu mobil. Aku berjalan memutar dan masuk ke dalam mobil. Aku duduk di balik kemudi.
"Sky, aku akan mengajak Luna keluar. Jaga mansion hingga aku tiba." Perintahku pada betaku.
"Baik, Alpha."
Aku segera menekan pedal gas dan pergi meninggalkan mansion. Menuju barat pack.
Flora POV
Aku penasaran Gerald mengajakku ke mana. Saat ini aku merasa mobil melaju. Karena mata yang tertutup, terkadang aku merasa mobil ini berjalan mundur, pun terkadang berjalan maju. Meski paling sering merasa mobil ini berjalan mundur. Perjalanan ini terasa membosankan karena aku tidak bisa melihat apapun.
"Apa kita sudah sampai?" Tanyaku kemudian.
"Belum. Sebentar lagi kita akan tiba."
Gerald menggenggam tanganku. Aku merasa sesuatu mengecup tanganku. Aku menghembuskan napas berat. Sebenarnya apa niat Gerald hingga harus menutup mataku untuk bisa pergi? Dan kenapa lama sekali sampai? Aku semakin pusing karena merasakan mobil ini berjalan mundur. Tak lama aku merasa mobil berhenti. Aku mendengar pintu mobil terbuka. Gerald menggenggam tanganku dan menarikku keluar dari mobil. Dia menuntunku menuju suatu tempat. Mungkin.
Aku merasa Gerald tak menuntunku lagi. Tanganku memeriksa sekitar. Tidak ada. Tidak ada siapapun atau apapun. Hanya udara kosong.
"Gerald!" Tak ada sahutan.
"Gerald!" Aku menaikkan volume suara. Tetap tak ada sahutan.
Aku membuka kain yang sedari tadi menutup mataku. Dengan perlahan aku membuka kelopak mataku. Semua terasa silau. Mataku berusaha menyesuaikan cahaya yang sangat terang di depanku, yang kuyakini cahaya matahari.
Saat mataku sudah bisa menyesuaikan sekitar, aku terbelalak melihat apa yang ada di depan. Astaga! Yang benar saja?
.
.
.
.
.
.
.Hayo, apa yang ada di depan Flora?😁😁 Tunggu di part berikutnya, guys.
See you 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Love My Luna
Hombres Lobo'Kenapa aku harus mengalami ini, teman semasa kecilku telah membunuh kedua orang tuaku. Dan dia juga berniat membunuhku. Kenapa ini harus terjadi padaku?' -Flora Levant 'Mate? Kau kah itu? Kenapa kau ketakutan? Siapa yang membuatmu takut? Aku berjan...