Happy reading 😊
.
.
.Pagi setelah sarapan, Flora meminta Kate untuk menemaninya mengelilingi pack. Di sebuah taman dekat mansion, banyak anak-anak bermain kejar-kejaran. Flora memandangnya dengan senyum. Kate yang duduk di sampingnya menatapnya lembut.
"Mereka terlihat menggemaskan." Tutur Flora tanpa melunturkan senyum di wajah cantiknya.
"Ya, para pups memang menggemaskan saat mereka bermain."
Mereka berdua menatap para pups bermain. Tiba-tiba ada sesuatu yang memeluk kaki Flora.
"Luna."
Seorang anak berusia enam tahun memeluk kakinya sambil tersenyum menatap Flora. Tapi Flora merasa heran, sebab anak itu memanggilnya Luna. Segera ia tahu siapa sebenarnya sang pujaan hati, Gerald.
"Hai." Flora menyapanya lembut, lalu membawa anak itu ke pangkuannya.
"Luna, aku ingin sekali bertemu denganmu. Teman-teman di sekolah juga begitu." Anak itu segera memberi laporan.
Flora tertawa, "Siapa namamu, adik manis?"
Anak perempuan itu dengan riang menyebutkan namanya, "Namaku Valery, Luna."
"Nama yang indah. Oh ya, kalau namaku Flora. Jadi aku ingin berteman denganmu."
Valery melebarkan senyumnya dan mengangguk. Ia merasa senang karena sang Luna mau berteman dengannya.
Saat sedang asyik bercengkrama, seorang wanita berjalan mendekati mereka. "Valery!" Panggil wanita itu.
"Ibu!" Valery segera mendekati sang ibu dan menghambur di pelukannya.
"Luna, maafkan anakku karena merepotkan anda."
"Ah, dia sama sekali tak merepotkanku. Valery adalah anak yang manis dan baik." Tutur Flora dengan sopan.
Ibu Valery mengajak putrinya untuk pergi. Tapi Valery menolak karena dia ingin menemui Flora dulu.
"Luna, boleh aku minta sesuatu?" Tanya gadis kecil itu hati-hati.
Flora mengangguk, "Tentu saja boleh. Katakan apa yang kau mau?"
"Bolehkah aku memelukmu, Luna?"
"Tentu saja boleh. Bahkan jika kau menginginkannya setiap hari."Mendengar itu, Valery segera menghambur di pelukan Flora. Kemudian Valery melepas pelukannya.
"Luna, aku akan menceritakan ini pada teman-temanku karena mereka ingin sekali memeluk Luna. Mereka pasti iri padaku."
Valery lalu mendekati ibunya lalu melambaikan tangan kecilnya pada Flora. Flora pun membalas lambaian tangan gadis kecil itu.
'Kau begitu lembut, Flora.' Seru Kate dalam hati.***
Gerald POV
Aku menatap dokumen yang menumpuk di meja kerjaku. Tugas sebagai Alpha menuntutku untuk bekerja ekstra, meski telah dibantu oleh Sky, beta sekaligus sahabatku.
Aku menyandarkan punggungku pada sandaran kursi, menghembuskan napas. Aku memejamkan mata. Entah kenapa saat ini aku ingin bersama dengan Flora, tapi dia sedang pergi dengan Kate.
'Gerald!' Edward memanggilku.
'Apa?'
'Aku rindu dengan Flora, mateku sayang.'
'Dia juga mateku, Edward. Jangan kau pikir dia hanya matemu.'
Percakapanku dengan Edward terhenti karena pintu ruang kerja terbuka. Di bawah bingkai pintu, kulihat makhluk paling indah dan paling cantik sedang berdiri. Aku menatapnya sayang. Melihatnya sudah membuat rasa lelah di tubuhku hilang.
Dia berjalan mendekat dan duduk di pangkuanku. Setelah dia tahu siapa aku dan bertemu dengan Edward, serigalaku, sikapnya jadi manja padaku. Seperti saat ini. Dia melingkarkan tangannya di leherku. Aku melingkarkan tangan di pinggangnya dan menenggelamkan wajahku di lehernya, menghirup aroma yang membuatku mabuk berat.
"Gerald." Panggilnya.
Aku mengecup bahunya lalu menatapnya, "Ada apa, sayang?"
Flora menghembuskan napasnya, "Aku merasa bosan." Bibirnya mengerucut.
Aku terkekeh. Padahal dia baru saja keluar bersama Kate dan sekarang dia merasa bosan. Aku merasa gemas dengan ekspresinya itu.
"Jika wajahmu terus seperti itu maka aku akan mencium bibirmu saat itu juga."
Mendengar 'ancaman'ku, wajah Flora langsung memerah. Aku suka wajahnya seperti itu. Aku menyeringai tipis.
"Kau terlihat manis jika sedang tersipu."
Kata-kataku membuat wajahnya semakin merah. Dia langsung menyembunyikan wajahnya di bahuku. Aku tertawa melihat tingkahnya yang menggemaskan.
"Jadi kau mau apa untuk menghilangkan rasa bosan, hm?"Wajahnya cemberut, "Aku tidak tahu."
"Kalau begitu ayo, kita berkeliling ke tempat-tempat menarik di pack."
Aku menggenggam tangannya. Kami berjalan ke luar mansion. Kulihat Flora bersemangat saat aku mengajaknya berkeliling.
'Sky, aku dan Luna akan pergi berkeliling, kau urus sisanya sampai aku kembali.' Aku me-mindlink betaku.
'Baik, Alpha.' Aku memutus mindlink.
Kami disambut dengan mobil lamborghini veneno (ada di pic☝). Aku menekan remote dan mobil itu berbunyi. Aku membuka pintu mobil untuk Flora. Lalu aku masuk dan duduk di kursi kemudi. Setelah menyalakan mobil, aku segera menginjak pedal gas dan meluncur meninggalkan mansion.
.
.
.
.Tinggalin jejak kalian ya, guys, dengan vote and comment. Makasih udah mampir di cerita ini 😊
See you 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Love My Luna
Werewolf'Kenapa aku harus mengalami ini, teman semasa kecilku telah membunuh kedua orang tuaku. Dan dia juga berniat membunuhku. Kenapa ini harus terjadi padaku?' -Flora Levant 'Mate? Kau kah itu? Kenapa kau ketakutan? Siapa yang membuatmu takut? Aku berjan...