Tentang segala kata yang terucap.
Aku tak pandai merangkainya.
Aku tak pandai bermain logika.
Hanya saja,
Setiap kata ku sisipkan rasa.
Sekalipun sederhana
Namun bermakna
Juga tentang rasa yang ada.
Daku ini tak bisa berpura.
Bersandiwara di atas pentas,
itu bukan gayaku.
Semua ini memang ada, nyata.
Entah berapa besar, sungguh besarnya.
Karena berkalipun duka lara menimpa.
Rasa yang ada tak akan sirna.
Namun, entah denganmu. Hang.
Hang yang baik hati, sungguh.
Tidak kah hang sadar akan segalanya?
Ya, tentu tidak.
Sihir telah menjiwa dalam dirinya.
Dalam rasanya.
Hingga ia lupa segalanya.
Seolah tak terjadi apa-apa.
Atau memang tidak?!
Tak mungkin!!
Ini bukan lagi hayalan.
Ini bukan di negri dongeng.
Ini ada, nyata.
Ini nyata, ada.
Bukan dalam sebuah drama cinta.
Entah apa, namun kita belum menepi sampai resolusi.
Hang telah berputus harap di tengah jalan.
Klimaks pun belum usai.
Namun hang pergi begitu saja.
Tokoh utama, meninggalkan cerita.
Apa jadinya?!
Bagaimana akhirnya?
Hang?
Haruskah daku yang menyelesaikannya sendiri?
Cerita ini, berakhir seperti apa?
Haruskah daku menyelesaikannya?!
Berbuat semauku.
Hingga akhir akan tampak.
Entah seperti apa, namun kalaupun akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senyum Yang Hilang
Poetry*[Kumpulan Puisi]* Aku hanya ingin menuangkan segala yang terasa, meski dirimu tak mungkin membaca. Aku hanya ingin sedikit bercerita, membiarkan raga tak memendam luka.