Dan aku,
melangkah seperti biasanya.Sambil sesekali menengok ke belakang atau ke samping.
Dengan penuh harap,
tiba-tiba kau menyapa.Ah, sial.
Itu hanya ilusi semata.
Kenyataannya,
kita berjalan saling menjauh,
berbeda arah dan tujuan.Sekali aku mendekat selangkah,
kamu dengan cepat berlari menjauh.Padahal,
aku belum memulai untuk menyapa.Namun hanya ada sepersekian persen peluang untuk mendekatimu, itu hanya sebuah kemustahilan
Lagi-lagi kamu begitu.
Dan aku, entah mengapa berusaha untuk bertahan dengan senyuman.
Kenyataannya,
segalanya bukan hanya tentang menunggumu.Karena ada orang lain juga yang sedang menungguku.
Dan aku mengerti.
Perkara seperti ini merupakan hukum alam.
Segala tentang kita,
telah tersirat dalam nubuat.Lalu diriku, hanya perlu bersiap menerima kenyataannya.
Sejatinya nubuat-Nya tak pernah keliru.
Melainkan sebuah keindahan dan kebahagian.
Aku
akan baik-baik saja dengan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senyum Yang Hilang
Poetry*[Kumpulan Puisi]* Aku hanya ingin menuangkan segala yang terasa, meski dirimu tak mungkin membaca. Aku hanya ingin sedikit bercerita, membiarkan raga tak memendam luka.