Kita pernah berjalan bersama
"Temani aku mendaki", pintamu kala ituLalu waktu menguak semua
Rahasia, Cerita, Ketentuan-NyaMengantarkan diriku, dirimu, pada koordinat ini
Menggiring diri, hati, tuk berotasi sesuai poros-NyaTapi kaki kita tetap melangkah
Berjalan saling berjauhanBerdalih mengejar mimpi, alasanmu lagi
Jangankan selangkah seirama beriringanLangkahku, langkahmu tak searah setujuan
Timur bagiku
Barat bagimuNamun harapku, diri ini pemberhentian terakhirmu
Ah, tidak
Raga tak boleh tertelan asaDiri percaya pada adagium wong tua
Tapi sukma percaya pada ketentuan-Nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Senyum Yang Hilang
Şiir*[Kumpulan Puisi]* Aku hanya ingin menuangkan segala yang terasa, meski dirimu tak mungkin membaca. Aku hanya ingin sedikit bercerita, membiarkan raga tak memendam luka.